Situs Kampung KB dan Pendidikan Indonesia

Selamat datang di situs Kampung KB "Tumbuh Jaya" Desa Tumbuh Mulia Kecamatan Suralaga Lombok Timur NTB. Situs ini berisi 8 pokja Kampung KB seperti Pokja Pendidikan, Keagamaan, Sosial dan Budaya, Ekonomi, Kesehatan Refreduksi, Lingkungan, Perlindungan dan Kasih Sayang. Selain itu juga, berisi tentang administrasi pendidikan seperti Ruang Guru, Materi K13, Aplikasi K13, Program Kerja, Soal Ujian, Artikel Islam, Hiburan dan Katagori yang meliputi pertanian, peternakan dan perikanan. Semoga situs ini bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat menuju Indonesia sejahtera.

Warga NTB Bersyukur Bill Resmi Ganti Nama Menjadi Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid.



Radar Tumbuh Mulia_Pemerintah lewat Menteri Perhubungan (Menhub) mengeluarkan Keputusan Menteri tentang perubahan nama Bandar Udara Internasional Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB). Menhub menetapkan nama baru yakni Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. 

Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah tokoh Lombok yang dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional. Pemerintahan Lombok dan majelis adat di sana pun telah mendukung keputusan pemerintah dalam hal ini.

Pemerintah pun memutuskan nama Bandar Udara Internasional Lombok menjadi Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Sementara, segala hal yang terkait masalah administratif harus selesai dalam setengah tahun ke depan semenjak ditetapkannya Keputusan Menteri tersebut.

Zainuddin Abdul Madjid memperoleh piagam Gelar Pahlawan Nasional pada 6 November 2017. Tokoh kelahiran 5 Agustus 1898 ini pernah menimba ilmu di Arab Saudi ini dikenal dengan gelar Tuan Guru Kyai Hajjī (TGKH), serta merupakan pendiri dari Nahdlatul Wathan, ormas Islam terbesar di Lombok.

Gubernur Muhammad Zainul Majdi atau dikenal Tuan Guru Bajang juga adalah keturunan dari Zainuddin Abdul Madjid. Kedua tokoh tersebut sama-sama memiliki keterlibatan penting di sejarah NTB. Zainuddin Abdul Madjid tutup usia di NTB pada 21 Oktober 1997, saat itu umurnya 99 tahun.



Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut kini saatnya merehabilitasi dan merekonstruksi kembali NTB pascabencana gempa yang menimpa kawasan tersebut. Jokowi mengatakan, tahapan tanggap darurat telah berlalu dan sekarang mulai masuk ke tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi NTB.

"Kemarin saya melihat beberapa sudah mulai dikerjakan yang dikomandani oleh Kementerian PU," kata Jokowi saat memimpin Apel Siaga NTB Bangun Kembali di Lapangan Bola Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin, 3 September 2018

Dalam arahannya pada apel yang diikuti 2.250 relawan dari berbagai unsur itu Presiden mengatakan, tahapan pertama yang ingin dikerjakan adalah yang berkaitan dengan fasilitas publik seperti pasar, puskesmas, sekolah, serta masjid dan musala.

Seperti diketahui, sehari sebelumnya Presiden telah menyerahkan bantuan secara langsung untuk rekonstruksi rumah masyarakat baik yang rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan sebanyak 5.293 rumah.

"Semuanya memang perlu dilihat di lapangan, diverifikasi. Untuk dipastikan bahwa memang bantuan itu harus diberikan memerlukan waktu. Oleh sebab itu, kemarin baru 5.293 (rumah)," kata Jokowi seperti dikutip dari Antara.

Kepala Negara pun berpesan kepada para relawan agar membantu masyarakat dalam membangun kembali rumahnya. Presiden mengarahkan agar rumah yang dibangun nantinya merupakan rumah yang tahan gempa.

"Karena kita tahu di NTB ini adalah masuk dalam ring of fire, masuk dalam lingkaran cincin api, yang kita tahu tahun 1979 di sini pernah terjadi gempa besar juga," ucap Jokowi.

Oleh sebab itu, lanjut Presiden, dalam pembangunan rumah kembali masyarakat akan didampingi dan dikawal oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dibantu oleh insinyur-insinyur muda dan mahasiswa-mahasiswa teknik.

Dengan begitu, masyarakat diarahkan untuk membangun rumah yang tahan gempa, yang memakai konstruksi antigempa.
Share:

No comments:

Post a Comment

Jangan nyepam ya!

Hari/Tanggal

ALIH BAHASA

Daftar Isi