Pada kesempatan ini, kami berbagi tentang Pengertian Kewirausahaan dan Manfaatnya Lengkap Pembahasannya.
A. Pengertian Kewirausahaan
Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008, hal. 10) mendefinisikan “Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi”.
Yusuf (2006) menyatakan bahwa “Wirausaha merupakan pengambil risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif, sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan” (Nasrullah Yusuf, 2006).
Kata kunci dari kewirausahaan adalah:
1. Pengambilan risiko
2. Menjalankan usaha sendiri
2. Memanfaatkan berbagai peluang
3. Menciptakan usaha baru
4. Pendekatan yang inovatif
5. Mandiri (misalnya tidak bergantung pada bantuan pemerintah)
B. Pengusaha, wirausaha, dan penemu
Pengusaha tidak selalu wirausahawan. Sebagai contoh, Pengusaha yang memperoleh fasilitas-fasilitas istimewa baik dalam memenangkan tender maupun kemudahan dalam perizinan karena memiliki saham di suatu perusahaan dan memiliki koneksi tertentu dengan pejabat pemerintah, bukanlah wirausahawan.
Orang seperti itu tidak lebih dari sekadar pengusaha/pedagang. Pengusaha air minum dalam kemasan dengan merk Aqua, Bapak Tirto Utomo. Dia adalah seorang wirausahawan karena melakukan terobosan baru dalam usaha air minum kemasan yang pada saat itu dikuasai oleh minuman bersoda dan beralkohol.
Pada awal berdirinya perusahaan Aqua, banyak orang mempertanyakan mengapa air tawar diperjualbelikan padahal biasanya di Indonesia air minum dapat diperoleh secara cuma-cuma. Tetapi, usaha beliau ternyata berhasil dan bahkan kini diikuti oleh banyak perusahaan lain.
Wirausaha berbeda dengan penemu (inventor), yaitu orang yang menemukan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia. Misalnya, Thomas Alpha Edison menemukan listrik, dan Einstein yang menemukan atom.
Mereka tidak dapat disebut wirausahawan jika penemuannya tersebut tidak ditransformasikan oleh mereka sendiri ke dalam dunia usaha. Wirausahawan adalah orang yang memanfaatkan penemuan tersebut ke dalam dunia usaha.
C. Wirausahawan dan Manajer
Wirausahawan berbeda dengan manajer. Meski demikian, tugas dan perannya dapat saling melengkapi. Seorang wirausahawan yang membuka suatu perusahaan harus menggunakan keahlian manajerial (managerial skills) untuk mengimplementasikan misi dalam rangka mencapai visinya. Di lain pihak, seorang manajer harus menggunakan keahlian dari wirausahawan (entrepreneurial skill) untuk mengelola perubahan dan inovasi.
Menurut Kao (1989), secara umum, posisi wirausahawan adalah menempatkan dirinya pada risiko atas guncangan-guncangan dari perusahaan yang dibangunnya (venture). Wirausahawan memiliki risiko atas finansialnya sendiri atau finansial orang lain yang dipercayakan kepadanya saat memulai suatu. Ia juga berisiko atas keteledoran dan kegagalan usahanya.
Sebaliknya, manajer lebih termotivasi oleh tujuan yang dibebankan dan kompensasi (gaji dan manfaat lainnya) yang akan diterimanya. Seorang manajer tidak toleran terhadap sesuatu yang tidak pasti dan membingungkan, dan kurang berorientasi terhadap risiko dibandingkan dengan wirausahawan. Manajer lebih memilih gaji dan posisi yang relatif aman dalam bekerja.
Wirausahawan memiliki keahlian intuisi dalam mempertimbangkan suatu kemungkinan atau kelayakan dan perasaan dalam mengajukan sesuatu kepada orang lain. Sementara itu, manajer memiliki keahlian yang rasional dan orientasi yang terperinci (rational and detailed-oriented skills).
D. Wirausahawan dilahirkan, dibentuk, atau dipengaruhi lingkungan
Ada perdebatan yang sangat klasik mengenai apakah wirausahawan itu “dilahirkan” (born) yang menyebabkan seseorang mempunyai bakat lahiriah untuk menjadi wirausahawan ataukah dibentuk atau dicetak (made).
Sebagian pakar berpendapat bahwa wirausahawan itu dilahirkan, sebagian lagi berpendapat bahwa wirausahawan dapat dibentuk, dengan berbagai contoh dan argumentasinya. Misalnya, Si X tidak mengenyam pendidikan tinggi tetapi kini dia menjadi pengusaha besar nasional. Di lain pihak, kini banyak pemimpin/pemilik perusahaan yang berpendidikan tinggi tetapi reputasinya belum melebihi Si X.
Pendapat lain menyatakan bahwa, wirausahawan dapat dibentuk melalui pendidikan atau pelatihan kewirausahaan. Contohnya, setelah Perang Dunia II, beberapa veteran perang di Amerika belajar berwirausaha. Mereka belajar melalui pendidikan atau pelatihan, baik secara singkat maupun berjenjang.
Dengan modal pengetahuan dan fasilitas lainnya, mereka berwirausaha. Samuel Whalton pendiri Walmart yang kini menjadi retailer (pengusaha eceran) terbesar dunia adalah veteran yang memulai usahanya pada usia 47 tahun. Ross Perot pendiri Texas Instrument yang pernah mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika dari partai independen, juga adalah seorang veteran yang berhasil dibentuk menjadi wirausahawan.
Ada juga pendapat bahwa seseorang menjadi wirausahawan karena lingkungan. Misalnya, banyak orang WNI keturunan menjadi wirausahawan yang sukses karena mereka hidup di lingkungan para wirausahawan atau pelaku usaha. Pendapat yang sangat moderat adalah tidak mempertentangkan antara apakah wirausahawan itu dilahirkan, dibentuk atau karena pengaruh lingkungan.
Pendapat tersebut menyatakan bahwa untuk menjadi wirausahawan tidak cukup hanya karena bakat (dilahirkan) atau hanya karena dibentuk. Wirausahawan yang akan berhasil adalah wirausahawan yang memiliki bakat dan selanjutnya dibentuk melalui pendidikan atau pelatihan, dan hidup di lingkungan yang berhubungan dengan dunia usaha.
Seseorang meskipun berbakat sebagai wirausaha tetapi tidak dibentuk melalui pendidikan/pelatihan, tidak akan mudah untuk menjadi wirausaha pada masa kini. Dunia usaha pada era sekarang menghadapi berbagai permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan era sebelumnya.
Sebaliknya, orang yang bakatnya belum terlihat atau mungkin masih terpendam, jika ia memiliki minat dengan motivasi yang kuat, akan lebih mudah untuk dibentuk menjadi wirausahawan.
Bagi yang ingin mempelajari kewirausahan, hendaknya jangan mencemaskan soal berbakat atau tidak. Yang penting adalah minat dan motivasi yang kuat untuk belajar berwirausaha.
E. Manfaat mempelajari kewirausahaan
Mempelajari pengetahuan dan praktik kewirausahaan membawa sejumlah manfaat yang akan memberikan kita pilihan karier untuk menjadi:
1. Wirausahawan (entrepreneurs)
2. Wiramanajer (intrapreneurs)
3. Wirakaryawan (innopreneurs)
4. Ultramanajer (ultrapreneur)
5. Pendidik/pemikir
Jika wirausahawan adalah orang yang menjalankan usahanya sendiri, maka wiramanajer adalah orang yang memiliki kemampuan sebagai wirausahawan tetapi tidak menjalankan usaha sendiri melainkan menjalankan usaha atau memimpin usaha orang lain.
Wiramanajer adalah manajer yang mengimplementasikan ide-ide wirausahawan menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi organisasi/perusahaan (Pinchott III, 1985). Tanri Abeng yang pernah menjadi Manajer Bakri Group dan PT Multi Bintang adalah contoh seorang wiramanajer yang berhasil.
Wirakaryawan adalah para karyawan yang memiliki kemampuan sebagai wirausahawan, tetapi karena sebab-sebab tertentu mereka memilih untuk bekerja di suatu perusahaan/organisasi. Mereka adalah karyawan dari segala lapisan manajemen yang dapat mengimplementasikan ide-ide yang inovatif di dalam struktur perusahaan yang ada (Lynn dan Lynn, 1992).
Ultramanajer adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membuka bidang usaha baru di berbagai tempat dengan pendekatan yang inovatif.
Pendidik/pemikir. Belajar kewirausahaan dapat pula dimanfaatkan untuk menjadi pendidik atau pemikir dalam kewirausahaan. Mereka adalah orang-orang yang mempelajari kewirausahaan tetapi bukan bermaksud untuk menjadi pelaku yang berhubungan dengan kewirausahaan, melainkan untuk kepentingan pendidikan atau menganalisis sesuatu yang membutuhkan pengetahuan tentang kewirausahaan.