Situs Kampung KB dan Pendidikan Indonesia

Selamat datang di situs Kampung KB "Tumbuh Jaya" Desa Tumbuh Mulia Kecamatan Suralaga Lombok Timur NTB. Situs ini berisi 8 pokja Kampung KB seperti Pokja Pendidikan, Keagamaan, Sosial dan Budaya, Ekonomi, Kesehatan Refreduksi, Lingkungan, Perlindungan dan Kasih Sayang. Selain itu juga, berisi tentang administrasi pendidikan seperti Ruang Guru, Materi K13, Aplikasi K13, Program Kerja, Soal Ujian, Artikel Islam, Hiburan dan Katagori yang meliputi pertanian, peternakan dan perikanan. Semoga situs ini bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat menuju Indonesia sejahtera.
  • Arsip Kampung KB Tumbuh Jaya

    Photo Bersama Pengurus Kampung KB Tumbuh Jaya

  • Lomba Kampung BK

    Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

  • Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

Showing posts with label Kultum Ramadhan. Show all posts
Showing posts with label Kultum Ramadhan. Show all posts

Kultum Ramadhan tentang Puasa Tetapi Bermaksiat.


Selamat datang di situs Kampung KB Tumbuh Jaya, pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan tentang Puasa Tetapi Bermaksiat.

Kultum ini sangat cocok sekali digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melaksanakan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh. 

Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat praktis dan simple bagi para santri dan santriwati.

Berikut Kultum Ramadhan tentang Puasa Tetapi Bermaksiat.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

Tiada kata yang paling indah untuk diucapkan selain memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT karena berkah dan rahmat-Nya sehingga pada kesempatan ini, tahun ini, kita masih diberikan kekuatan, napas serta kesehatan sehingga kita masih dipertemukan oleh bulan Ramadhan tahun ini. Marilah kita sambut Ramadhan dengan perasaan riang gembira serta mengucapkan “Marhaban ya Ramadhan” sambutan yang berarti penuh kegembiraan, lapang dada, suka cita dan tidak ada batasan pada tamu yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam seluruh dunia.

Jamaah yang dirahmati oleh Allah SWT

Tidak sedikit yang berpuasa namun masih bermaksiat. Lihat saja para wanita ada yang sengaja membuka auratnya ketika puasa, padahal hal itu tidak dibolehkan bahkan termasuk dosa besar. Namun pamer aurat itu masih terus dilakukan meskipun di bulan suci Ramadhan. 

Sebagian ulama salaf berkata, 
أهون الصيام ترك الشراب و الطعام

“Puasa yang jelek adalah jika saat puasa hanya meninggalkan minum dan makan saja.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 277). 

Maksudnya, puasa yang dilakukan hanya menahan lapar dan dahaga, namun maksiat masih terus jalan. 

Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu berkata, 
 

إذا صمت فليصم سمعك و بصرك و لسانك عن الكذب و المحارم و دع أذى الجار و ليكن عليك وقار و سكينة يوم صومك و لا تجعل يوم صومك و يوم فطرك سواء 

“Jika engkau berpuasa, maka puasakanlah pendengaran, penglihatan dan lisanmu dari dusta dan perkara yang diharamkan. Jangan sampai engkau menyakiti tetanggamu. Juga bersikap tenanglah di hari puasamu. Jangan jadikan puasamu seperti hari-hari biasa.” (Idem) 
 

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
 

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga saja. Betapa banyak pula yang melakukan shalat malam, hanya begadang di malam hari” (HR. Ahmad 2: 373. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid). 
 

Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Mendekatkan diri pada Allah Ta’ala dengan meninggalkan perkara yang asalnya mubah[1] tidaklah sempurna sampai seseorang meninggalkan keharaman. Barangsiapa yang melakukan yang haram disertai mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan yang mubah, maka ini sama halnya dengan seseorang meninggalkan yang wajib lalu beralih mengerjakan yang sunnah. Walaupun puasa orang yang bermaksiat tetap dianggap sah dan tidak diperintahkan untuk mengqodho’ puasanya menurut pendapat jumhur (mayoritas ulama). Alasannya karena amalan itu batal jika seseorang melakukan perbuatan yang dilarang karena sebab khusus (seperti makan, minum dan jima’) dan tidaklah batal jika melakukan perbuatan yang dilarang yang bukan karena sebab khusus. Inilah pendapat mayoritas ulama.” (Latho’iful Ma’arif, hal. 277-278) 
 

Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Menjauhi berbagai hal yang dapat membatalkan puasa, hukumnya wajib. Sedangkan menjauhi hal-hal selain itu yang tergolong maksiat termasuk penyempurna puasa.” (Fathul Bari, 4: 117) 
 

Mula ‘Ali Al Qori rahimahullah berkata, “Ketika berpuasa begitu keras larangan untuk bermaksiat. Orang yang berpuasa namun melakukan maksiat sama halnya dengan orang yang berhaji lalu bermaksiat, yaitu pahala pokoknya tidak batal, hanya kesempurnaan pahala yang tidak ia peroleh. Orang yang berpuasa namun bermaksiat akan mendapatkan ganjaran puasa sekaligus dosa karena maksiat yang ia lakukan.” (Mirqotul Mafatih Syarh Misykatul Mashobih, 6: 308). 
 

Dalam Al Qur’an setelah Allah melarang dari makan dan minum di siang hari saat puasa, disebutkan pula setelah itu keharaman memakan harta orang lain tanpa lewat jalan yang benar. 

Padahal memakan harta orang lain dengan jalan keliru adalah terlarang di setiap waktu. Sedangkan larangan untuk makan dan minum hanyalah saat puasa. Ini adalah isyarat bahwa siapa yang mendekatkan diri pada Allah dengan menjauhi makan dan minum, maka ia juga diharuskan untuk menjauhi memakan harta orang lain dengan jalan yang batil. 

Namun memakan harta seperti itu berlaku setiap waktu, bukan ketika Ramadhan saja atau waktu tertentu saja. Lihat penjelasan Ibnu Rajab Al Hambali dalam Lathoiful Ma’arif, hal. 278. 

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata, “Puasa yang telah Allah syari’atkan adalah jalan yang Dia jadikan untuk kita belajar menjaga anggota badan dari perkara-perkara yang Dia haramkan dan hendaklah anggota tubuh ini digunakan hanya pada jalan ketaatan. Juga semoga hal ini semakin mengingatkan pada nikmat Allah.” Lihat Syarh Samahatusy Syaikh Al ‘Allamah ‘Abdul ‘Aziz bin Baz ‘ala Kitab Wazhoif Ramadhan, hal. 77.

Sungguh bulan Ramadhan memiliki kedudukan istimewa daripada 11 bulan yang lain. Semoga kita masih bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan yang akan datang...Aamiin

Gratis: Berminat dalam bentuk Ms Word? Klik WA: 081997666360.

NEW INFO Selain berbagi lewat blog atau website, kami juga berbagi lewat channel youtube "DUNIA PENDIDIKAN". Oleh karena itu, mari kita dukung channel ini dengan cara like, subscribe, comment dan share.


Pada kesempatan ini juga, kami berbagi gambaran daftar isi Perangkat Buku Kerja Guru 1, 2, 3 dan 4 pelajaran agama dan umum semua tingkat pendidikan sebagai persiapan dalam menghadapi semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.

Berikut gambarannya:
A. BUKU KERJA GURU 1
  1. Cover
  2. Halaman Pengesahan
  3. SKL, KI dan KD
  4. Silabus
  5. RPP
  6. KKM
B. BUKU KERJA GURU 2
  1. Cover
  2. Halaman Pengesahan
  3. Kode Etik Guru
  4. Ikrar Guru
  5. Tata Tertib Guru
  6. Pembiasaan Guru
  7. Kalender Pendidikan
  8. Analisis Alokasi Waktu
  9. Program Tahunan
  10. Program Semester
  11. Jurnal Agenda Guru
C. BUKU KERJA GURU 3
  1. Cover
  2. Halaman Pengesahan
  3. Daftar Hadir Siswa
  4. Daftar Nilai Siswa
  5. Penilaian Sikap Spritual dan Sosial
  6. Analisis Hasil Penilaian
  7. Program Remidial dan Pengayaan
  8. Daftar Buku Pegangan Guru dan Siswa
  9. Jadwal Mengajar Guru
  10. Daya Serap Siswa
  11. Kumpulan Kisi-Kisi Soal
  12. Kumpulan Soal
  13. Analisis Butir Soal
  14. Perbaikan Soal
D. BUKU KERJA GURU 4
  1. Cover
  2. Halaman Pengesahan
  3. Daftar Evaluasi Diri Kerja Guru
  4. Program Tindak Lanjut Kerja Guru
Berminat? Klik WA: 081997666360.
      Demikian, semoga bermanfaat dalam dunia pendidikan.

      Share:

      Kultum Ramadhan tentang Kejujuran Hati.


      Selamat datang di situs Kampung KB Tumbuh Jaya, pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan tentang Kejujuran Hati.

      Kultum ini sangat cocok sekali digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melaksanakan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh. 

      Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat praktis dan simple bagi para santri dan santriwati.

      Berikut Kultum Ramadhan tentang Kejujuran Hati.

      السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

      الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

      Tiada kata yang paling indah untuk diucapkan selain memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT karena berkah dan rahmat-Nya sehingga pada kesempatan ini, tahun ini, kita masih diberikan kekuatan, napas serta kesehatan sehingga kita masih dipertemukan oleh bulan Ramadhan tahun ini. Marilah kita sambut Ramadhan dengan perasaan riang gembira serta mengucapkan “Marhaban ya Ramadhan” sambutan yang berarti penuh kegembiraan, lapang dada, suka cita dan tidak ada batasan pada tamu yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam seluruh dunia.

      Jamaah yang dirahmati oleh Allah SWT

      "Maka barangsiapa yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung" QS Ali-Imran:185.

      Usai perang Khandaq, Rasulullah saw memerintahkan pasukan kaum muslimin untuk mengepung benteng Yahudi di Khaibar.

      Hal ini untuk membuat perhitungan akibat ketua mereka, Hujay bin Akhtab menghasut kabilah-kabilah agar mengepung Madinah di perang Khandaq.

      Saat pengepungan salah satu benteng di Khaibar, tiba-tiba datanglah seorang pengembala Yahudi bernama Aswad sedang menggiring ribuan ekor kambing.

      Khawatir mata-mata, maka Aswadpun ditangkap, lalu dihadapkan kepada Rasulullah saw.

      Nabi saw menasehati Aswad dan akhirnya dia taslim dan mengucapkan kalimat syahadat.

      "Tapi saya harus kembalikan kambing-kambing ini kepada pemiliknya ya Rasulullah," ujar Aswad. "Silakan, hak orang harus dikembalikan," jawab Nabi saw.

      Lalu Aswad mulai memasukkan kambing-kambing itu ke benteng Yahudi, dan pasukan kaum muslimin dilarang menyerang hingga Aswad selesai.

      Selanjutnya Aswad ikut bergabung dengan pasukan kaum muslimin. Siang itu, akhirnya kaum muslimin berhasil merebut satu dari tiga benteng Yahudi tersebut. Lalu harta rampasan pun di bagi-bagikan, termasuk bagian untuk Aswad. Akan tetapi Aswad menampiknya, dia tidak mau menerimanya.

      "Aku tidak menginginkan ini ya Rasulullah, saya ingin syahid dan tertusuk di sini dan di sini," ujar Aswad sambil menunjuk dada dan lehernya.

      Setengah berbisik sahabat bertanya kepada Rasulullah, apakah keinginan Aswad itu sungguh-sungguh atau bukan.

      "Kalau kata-kata itu keluar dari hati nuraninya, maka Allah swt akan membuktikannya," kata Nabi saw.

      Menjelang Ashar, perangpun kembali berkecamuk, dan kaum muslimin berhasil merebut benteng kedua. Namun Aswad gugur, dia syahid.

      Sahabat melaporkan hal ini kepada Raasulullah saw. "Aswad syahid ya Rasulullah, dia tertusuk di sini dan di sini," ujar sahabat itu sambil menunjuk leher dan dadanya.

      "Faqad Shadaq (Sungguh dia jujur)," kata Nabi saw. "Dia yang bicara tadi ya Rasulullah," tanya sahabat. "Benar, dia itu," jawab Nabi saw, dan Aswad akan menjadi ahli surga.

      Dalam keterangan lain dikisahkan, bahwa sejak mengucapkan kalimah syahadat hingga mencapai syahidnya, ternyata Aswad belum sempat menunaikan shalat, namun takdir berlaku baginya mendapatkan surga Allah swt.

      "Barang siapa diciptakan sebagai ahli surga, maka dimudahkan baginya amal-amal ahli surga" (Al-Hadits).

      Kalau ditinjau dari segi umur keimanan, tentu Aswad masih sangat belia, masih mualaf. Namun karena kejujuran hatinya, dia disebut Nabi saw sebagai orang sidiq dan berhak mendapat surga Allah swt.

      "Subhaanallah, bagaimana dengan kita, yang umur keimanannya jauh lebih tua?" Tanyakan kepada diri kita masing-masing.

      Sungguh bulan Ramadhan memiliki kedudukan istimewa daripada 11 bulan yang lain. Semoga kita masih bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan yang akan datang...Aamiin

      Gratis: Berminat dalam bentuk Ms Word? Klik WA: 081997666360.

      NEW INFO Selain berbagi lewat blog atau website, kami juga berbagi lewat channel youtube "DUNIA PENDIDIKAN". Oleh karena itu, mari kita dukung channel ini dengan cara like, subscribe, comment dan share.


      Pada kesempatan ini juga, kami berbagi gambaran daftar isi Perangkat Buku Kerja Guru 1, 2, 3 dan 4 pelajaran agama dan umum semua tingkat pendidikan sebagai persiapan dalam menghadapi semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.

      Berikut gambarannya:
      A. BUKU KERJA GURU 1
      1. Cover
      2. Halaman Pengesahan
      3. SKL, KI dan KD
      4. Silabus
      5. RPP
      6. KKM
      B. BUKU KERJA GURU 2
      1. Cover
      2. Halaman Pengesahan
      3. Kode Etik Guru
      4. Ikrar Guru
      5. Tata Tertib Guru
      6. Pembiasaan Guru
      7. Kalender Pendidikan
      8. Analisis Alokasi Waktu
      9. Program Tahunan
      10. Program Semester
      11. Jurnal Agenda Guru
      C. BUKU KERJA GURU 3
      1. Cover
      2. Halaman Pengesahan
      3. Daftar Hadir Siswa
      4. Daftar Nilai Siswa
      5. Penilaian Sikap Spritual dan Sosial
      6. Analisis Hasil Penilaian
      7. Program Remidial dan Pengayaan
      8. Daftar Buku Pegangan Guru dan Siswa
      9. Jadwal Mengajar Guru
      10. Daya Serap Siswa
      11. Kumpulan Kisi-Kisi Soal
      12. Kumpulan Soal
      13. Analisis Butir Soal
      14. Perbaikan Soal
      D. BUKU KERJA GURU 4
      1. Cover
      2. Halaman Pengesahan
      3. Daftar Evaluasi Diri Kerja Guru
      4. Program Tindak Lanjut Kerja Guru
      Berminat? Klik WA: 081997666360.
          Demikian, semoga bermanfaat dalam dunia pendidikan.
          Share:

          Kultum Ramadhan Tentang Kepemimpinan Nabi Muhammad.


          Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan Tentang Kepemimpinan Nabi Muhammad.

          Kultum ini sangat cocok sekali digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melaksanakan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh. 

          Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat praktis dan simple bagi para santri dan santriwati.

          Berikut contoh kultum Ramadhan versi Kampung KB "Tumbuh Jaya" yang berjudul,
          Kepemimpinan Nabi Muhammad
          Adalah Muhammad SAW sosok manusia yang memiliki sejarah paling sukses dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya dan paling besar pengaruhnya bagi ummat manusia. Sukses dan pengaruh Muhammad bagi dunia sampai dewasa ini dapat dilihat dari agama islam yang dibawanya. Ciri kesuksesan yang diperlihatkan oleh agama yang dibawahnya itu adalah pertama: agama ini terus berkembang baik segi kualitas maupun kuantitas, kedua: ia menjagkau semua bangsa di berbagai belahan bumi, dan ketiga: ia menjadi sistem bukan saja sebagai sistem ritual tetapi menjadi sistem bermasyarakat dan berbangsa. Tidak semua agama memiliki keadaan kondisi seperti dewasa ini. Ada agama besar dunia yang tidak menjangkau semua bangsa; dan juga ada agama yang sekarang penganutnya sudah tidak bertambah bahkan semakin berkurang, bahkan ada agama yang dulu tergolong agama besar, sekarang tinggal kenangan sejarah.

          Tumbuh dan berkembangnya agama Islam seperti ini, tentu saja selain karena keluhuran pesan kandungannya juga karena sosok pembawanya yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan agama ini kepada manusia sehingga dapat diyakini dan diterima serta diteruskan dari generasi ke generasi.

          Muhammad lahir sekitar 14 abad yang lalu, tepatnya 751 masehi. Dan meninggal pada tahun dengan usia sedang sedang saja (63 tahun) dibanding usia rata-rata manusia, bahkan relatif singkat dibanding dengan usia nabi-nabi terdahulu, bandingkan usia nabi Adam 930 tahun, Nuh 950 tahun, Ibrahim 175 tahun. Meskipun masa hidupnya hanya 63 tahun, dan mengemban dakwahnya hanya 23 tahun, namun beliau dapat menyaksikan sendiri keberhasilannya sebelum dia meninggal dunia, yaitu:
          1. berhasil mengubah pahan paganisme yang kental dimiliki oleh masyarakatnya menjadi monoteisme, menyembah Allah Yang Satu.
          2. berhasil membangun satu kesatuan masyarakat dalam satu negara yang tadinya memiliki cara hidup bersuku-suku yang antara satu dengan lainnya selalu terjadi permusuhan.
          3. berhasil mengubah pola pikir masyarakatnya dan masyarat yang tertinggal menjadi masyarakat maju, sehingga dapat berpacu dengan kemajuan yang dicapai oleh masyarakat non arab pada saat itu.
          Atas sukses yang dicapainya dan pengaruhnya yang sangat besar dalam kehidupan umat manusia dalam perjalanan sejarah, maka para pakar sosiologi dan sejarawan, baik muslimmaupun non muslim – selama menggunakan – referensi yang valid dan analisa yang objektif pasti akan mengakui sukses dan pengaruhnya itu. Tentu saja keberhasilan Muhammad itu, selain karena beliau memiliki akhlakul karimah yang patut dicontoh dan diteladani, juga faktorkepemimpinannya yang simpatik sehingga orang-orang yang menggunakan nalar rasional pasti akan tertarik mengikuti dakwahnya. Ceramah singkat ini Akan mencoba menguraikan beberapa ciri kepemimpinan Muhammad SAW yang simpatik itu. 

          Ciri ciri tersebut antara lain:

          Kejujuran

          Nabi Muhammad menjadikan kejujuran sebagai tonggak utama ciri kepemimpinannya. Dalam salah satu hadisnya, beliau mengatakan: kejujuran itu baik akan tetapi paling baik kejujuran bila dimilki oleh pemimpin. Karena kejujuran itu maka beliau digelar al-Amin yang artinya Sang Jujur. Beliau Jujur membuka kesalahannya kepada ummatnya ketika beliau mendapat teguran dari Allah seperti yang terdapat dalam Alquran surah Abasa.

          Dalam surat itu dikemukakan bahwa ketika nabi Muhammad berbicara dihadapan pemuka Quraisy Mekah lalu didatangi oleh seorang orang buta yang bernama Abdullah ibn Maktum, Muhammad ketika itu bermuka masam seraya memalingkan mukanya dari Ibn Maktum itu. sikap Muhammad itu ditegur oleh Allah dan dengan jujur teguran itu dibuka kepada kita semua. Kita memperoleh pelajaran dari kejujuran Muhammad itu, bahwa seorang pemimpin janganlah takut dikritik dan jangan segan-segan mengakui kekhilafan dan kesalahannya bila benar-benar bersalah dan keliru.

          Dengan kejujuran NAbi Muhammad pula sehingga ia tidak segan-segan menghukum orang yang bersalah meskipun anggota keluarganya dengan dilandasi sikap yang bijak dan simpatik. Ketika ia dihadapkan pada satu isu yang melibatkan istri yang dicintainya, Aisyah, ia bersedia menceraikannya bila benar-benar Aisyah bersalah. Tetapi Aisyah ternyata tidak bersalah, hanya menjadi korban isu dari orang lain, maka beliau tidak menceraikan istrinya.

          Sebagai komitmen kejujurannya untuk menegakkan hukum, maka Nabi SAW bersabda:

          Sekiranya Fatimah mencuri, maka ia pun aku potong tangannya.

          Seperti kita ketahui, Fatimah adalah puteri kesayangan Beliau. Dengan komitmen kejujuran pula, maka beliau tidak meninggalkan harta yang bertumpuk ketika ia meninggal dunia kecuali uang 7 dinar dan pakaian yang melekat di badannya. Ia dapat menjadi kaya raya sekiranya mau berlaku tidak jujur untuk menyerahkan harta rampasan yang bertumpuk kepada orang yang berhak memilikinya. Tetapi karena jujur, maka harta yang bertumpuk semuanya dibagi-bagikan kepada pemiliknya. Kejujuran seperti ini yang harus dimiliki oleh pemimpin dewasa ini, kejujuran untuk tidak mengambil sesuatu jika bukan haknya. Perilaku jujur Muhammad ini menjadi salah satu daya tarik sehingga beliau sukses dalam kepemimpinannya.

          Toleran

          Gaya Toleran adalah menjadi gaya kepemimpinan Muhammad SAW karena toleransinya, maka ia mendapatkan simpatik bak terhadap pengikutnya ditunjukkan ketika ia menerima aduan dua sahabatnya (ia memanggil pengikutnya dengan istilah sahabat demikian toleransinya) yang kembali dari perjalanan. Keduanya melaporkan bahwa saat waktu shalat masuk dan tidak adaair, keduanya melakukan tayammum lalu melaksanakan shalat. Tetapi waktu shalat yang bersangkutan belum selesai , tiba-tiba keduanya menemukan air. Sikap keduanya berbeda, yang satu tidak melakukan shalat lagi, karena sudah merasa memadai dengan shalat tadi, tetapi satunya menggunakan air untuk wudlu dan mengulangi shalatnya, setelah dilaporkan kepada Nabi Muhammad SAW beliau tidak menyalahkan satu diantara keduanya. Beliau mengatakan kepada yang tidak mengulangi shalatnya, “engkau benar dan telah melaksanakan sunnah”. Dan kepada yang mengulangi shalatnya beliau mengatakan: “engkau tidak salah dan bagimu dua pahala”.

          Toleransi yang tinggi membuatnya selalu menerima pandangan sahabatnya bila menetapkan sesuatu dalam urusan sosial kemasyarakatan. Dan bilamana ia bermusyawarah ia dengan terbuka selalu menerima pandangan dan pendapat lawan musyawarahnya selama saran itu tidak merusak sendi-sendi aqidah dan kehidupan sosial kemasyarakatan. Suatu ketika saat ia menempatan pasukan muslim dalam menghadapi musuhnya di Badar, lalu bertanya seorang sahabatnya yang bernama Hubab bin Munzir tentang mengapa Rasulullah memilih tempat itu, menurut Hubab tempat itu tidak strategis Hubab selanjutnya menyarankan pindah ke tempat yang lain. Kemudian beliau menerima saran tersebut dan memiondahkan pasukannya ketempat yang disarankan Hubab itu.

          Pada perjanjian di Hudaibiah yang dilakukan antara Nabi Muhammad dan shabat-sahabatnya dengan utusan Quraisy. Pihak Quraisy melarang umat Islam meneruskan perjalanannya masuk ke kota Mekah untuk melakukan ibadah umrah. Dengan semangat toleransi yang sangat tinggi, Nabi menerima usl mereka untuk menunda perjalanannya sampai tahun berikutnya. Dalam perjanjian tersebut juga, beliau rela menerima usul utusan Quraisu untuk mencantumkan dalam teks perjanjian kata kata “Muhammad Rasulullah” tetapi cukup dengan “Muhammad Ibn Abdullah”.

          Sikap toleransi Nabi diperlihatkan pula ketika beliau bernegosiasi dengan tamunya dari Thaif yang mau menerima islam dengan syarat yang diajukan kepadanya. Dalam negosiasi tersebut, Nabi menolak sebagian permintaan mereka, yaitu: 1. Mereka tetap mau melakukan perzinahan; 2. Mereka masih ingin praktek riba tetap dijalankan, 3. Mereka tetap ingin mengkonsumsi minuman keras. Sementara permintaan mereka ditolerir oleh Nabi untuk sementara waktu adalah: mereka tidak ingin meninggalkan tradisi sesembahan berhala Al-Lata selama 3 tahun; mereka ingin bebas dari pembayaran Zakat; dan mereka tidak ingin ikut berjihad.

          Sikap toleransi nabi juga ditunjukkan saat ia didatangi tamu yang beragama Kristen dari najra, lalu Nabi bersama sahabatnya menyambut mereka di Masjid Nabawi. Ketika ibadah ritualmereka tiba, nabi mengizinkan mereka melaksanakannya di Masjid. Beliau berkata kepda mereka: lakukanlah ritual kalian dalam masjid ini, tempat ini adalah tempat ibadah kepada Allah. Praktek toleransi yang dierlihatkan oleh Nabi dinyatakan dalam ungkapan: Aku diutus dengan sifat penyantun dan toleransi.

          Pemaaf

          Sejalan dengan sifat toleransi yang tinggi baik kepada kawan maupun kepada lawan, sifak yang menonjol dari pribadi Nabi SAW adalah sifat pemaaf. Dari ajaran-ajarannya, baik yang tercantum di dalam Quran maupun di Al Hadis, sejumlah anjuran bahkan perintah untuk memberi maaf, bukan minta maaf. Hal itu menunjukkan betapa mulia kedudukan orang pemaaf dalam islam. Salah satu faktor keberhasilan Nabi dalam menjalankan risalahnya adalah sifat pemaaf itu.

          Pernah suatu ketika, saat nabi sedang beristirahat di bawah sebatang pohon, tiba-tiba didatangi oleh Da’tsur dengan pedang terhunus dan akan membunuh beliau. Entah kenapa pedang itu jatuh dan diambil alih oleh Nabi. Seketika itu kesempatan bagi Nabi SAW untuk membunuh Da’Tsur, tetapi tidak dilakukannya dan bahkan beliau memaafkannya. Da’tsur kemudian kembali ke sukunya dan mendakwahkan Islam.

          Jiwa pemaaf yang paling tinggi diperlihatkan nabi Muhammad pada saat Fath al-Makkah (penaklukan kota Mekah). Ketika itu dia tampil sebagai pemenang yang dapat melakukan pembalasan terhadap penduduk mekah yang pernah mengusir Beliau dari kampung halamannya; menyakitinya dan merampas hak miliknya dahulu. Lalu hijrah ke Madinah bersama pengikut-pengikutnya. Namun, semuanya itu dilupakan Nabi dan tidak melakukan pembalasan. Tetapi beliau memberikan amnesti (pengampunan) secara menyeluruh kepada orang-orang yang pernah berbuat salah kepadanya. Karena sifat pemaaf itu, maka mereka dengan kesadaran mengikuti kepemimpinannya dan menganut agama Allah yang didakwahkannya. Allah SWT berfirman dalam QS al Nashr 1-3:

          إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

          وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا

          فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

          “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu liat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan memohonlah ampun kepada-nya sesungguhnya ia adalah mahpenerima taubat.’’

          Dengan demikian, jujur dan tolerans yang disertai dengan sifat pemaaf merupakan ciri pemimpin Nabi Muhammad saw. Yang patut dicontoh oleh umatnya terutama yang mendapat amanah menjadi pemimpin, baik formal maupun non formal. Wallah al-muwafiq ila aqwam al-thariq.


          Demikian, semoga bermanfaat.
          Share:

          Kultum Ramadhan Tentang Tanggung Jawab Orang Tua Mengembangkan Fitrah Anak


          Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan Tentang Tanggung Jawab Orang Tua Mengembangkan Fitrah Anak.

          Kultum ini sangat cocok sekali digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melaksanakan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh. 

          Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat praktis dan simple bagi para santri dan santriwati.

          Berikut contoh kultum Ramadhan versi Kampung KB "Tumbuh Jaya" yang berjudul,
          Tanggung Jawab Orang Tua Mengembangkan Fitrah Anak
          Allah SWT mengingatkan kepada pribadi muslim agar menjaga dan memelihara diri dari keluarganya dari sentuhan api neraka, sebagai mana firmannya dalam QS Al-Tahrim 66:6:

          يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

          Yang Artinya:

          Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.

          Tanggung jawab yang pertama dan utama yang harus dipenuhi oleh sorang orang tua dan bahkan setiap orang dewasa yang normal adalah terhadap dirinya sendiri. Tanggung jawab yang dimaksudkan adalah bagaimana agar dirinya sendiri benar-benar terbina menjadi pribadi yang bertakwa, yakni patuh melaksanakan ajaran islam secara konsikuen, sehingga ia mampu menjadi panutan bagi keluarganya. Namun, tidak cukup hanya membina diri dari pribadinya sendiri, justru kewajiban yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana agar kemantapan pribadinya sebagai seorang muslim yang muttaqim dapat diwariskan kepada keturunannya. Tanggung jawab yang paling utama adalah tanggung jawab Iman.

          Pendidikan Islam harus ditanamkan oleh orang tua sejak dini, mengingat bahwa anak telah memiliki potensi dasar atau fitrah, yakni potensi imaniyah islamiyah (fitrah) yang dibawah anak sejak lahir. Potensi tersebut harus diberikan sentuhan-sentuhan yang dapat menumbuh suburkan agar anak dapat bertumbuh sesuai fitrahnya itu.

          Rasulullah SAW bersabda sebagaimana hadisnya yang diriwayatkan al-Hakim dari Ibn Abbas r.a: Bukalah lembaran awal terhadap anak anak kamu dengan kalimah La Ilaha Illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah. (al-Hadis).

          Hal yang dimaksudkan agar kalimah tauhid itulah yang pertama didengar oleh indera pendengaran anak, kalimat pertama yang diucapkan oleh lisannya dan lafal pertama yang dipahami oleh anak kelak merpuakan salah satu anjuran Rasul SAW. Ia mengazankan anak yang baru lahir pada telinga kanannya dan menqiyamatkan di telinga kirinya.

          Tentang anjuran menyuarakan azan pada telinga kanan anak dan iqamah pada telinga kirinya, tidak diragukan lagi bahwa upaya ini mempunyai pengaruh terhadap penanaman dasar aqidah atau keimanan bagi anak. Dalam upaya menanamkan iman ini, harus dilakukan oleh orang tua dengan metode yang dilandasi rasa kasih sayang yang terimplikasi dalam ucapan dan prilaku orang tua yang tumbuh dari sifat-sifat: iklhlas; taqwa; berilmu; cinta kasih dan tanggung jawab.

          Orang tua harus menumbuhkan sejak dini kepada anak anaknya untuk mencintai Nabinya, anggota keluarganya serta mencintai Alquran melalui cerita-cerita yang sesuai kondisi anak serta pembiasaan-pembiasaan dengan metode keteladanan.

          Rasulullah bersabda: Muliakan anak-anakmu dan perbaiki adab sopan santun mereka.(H.R. Ibnu Majah dari Anas bin malik). Didalam riwayat yang lain dikatakan yang artinya: Didiklah anak-anak kamu kepada tiga perkara: mencintai nabi kamu, mencintai anggota keluarganya, dan membaca atau mempelajari Alquran.(al-Hadis).

          Disamping itu, anak-anak diajarkan dirah al-Rasul (Sejarah hidup dan perjuangan Rasullullah). Ibnu Khaldun dalam mukaddimahnya menegaskan pentingnya mengajar dan menghafal Alquran bagi anak-anak bahwa pengajaran Alquran itu merupakan dasar pengajaran bagi seluruh kurikulum sekolah diberbagai negara Islam. Sebab Alquran merupakan salah satu syiar al-dinyang menguatkan aqidah dan meresapkan keimanan.

          Ibnu Sina, dalam bukunya As-Siyasah menganjurkan agar anak pertama kali diajar Alquran sebagai persiapan fisik dan intelektual. Hala ini dimaksudkan agar ia mampu menanamkan bahasa alinya dan jalan-jalan menuju keimanan anak. Demikian Rasulullah SAW menunjukkan betapa pentingnya pengajaran dasar-dasar iman kepada anak-anak sejak dini, sekaligus menunjukkan betapa besar tanggung jawab bagi orang tua dalam memelihara fitrah anak dengan menanmkan pendidikan aqidah atau keimanan tersebut.

          Alquran menginformasikan metode yang digunakan Luqman dalam mengajarkan keimanan kepada puteranya sebagaimana dalam firman Allah SWT QS Lukman 31:13:

          وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

          Yang artinya:

          Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada puteranya, diwaktu ia memberi pelajaran kepada puteranya: “Hai anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar kedzaliman yang besar”.

          Metode yang digunakan Lukman tersebut memberitahukan kepada kita bahwa didalam mengajarkan atau menanamkan iman kepada anak harus dilakukan dengan ungkapan yang penuh kasih sayang disertai penjelasan yang konkrit dapat dipahami oleh anak-anak dengan mudah.

          Demikian pula dalam mengajarkan ibadah terutama shalat. Alquran mengingatkan sebagai firman Allah QS Thaha 20:132:

          وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

          Yang Artinya:

          Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.

          Jika sekiranya para orang tua dan pendidik dapat melaksanakan para orang tua dan pendidik dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pribadi Muslim dalam mendidik anak-anaknya dengan berpijak di atas landasan iman dan mengajarkan dasar-dasar Islam. Maka selayaknya setiap orang-orang yang mempunyai tanggung jawab dan kewajiban mengetahui batasan-batasan tanggung jawab dan kewajiban yang dipikulkan di atas pundaknya agar dapat melahirkan anak yang berpijak pada landasan iman yang sempurna dan diridhai Allah SWT.

          Pada dasarnya, batas batas tanggung jawab utama yang menjadi kewajiban orang tua dan pendidik yang harus ditanamkan kepada anak-anaknya adalah sebagai berikut:

          Membina anak untuk beriman kepada Allah, kedua menanamkan perasaan khusyuk dan beribadah kepada Allah dan ketiga menanmkan perasaan selalu ingat kepada Allah.
          Dengan upaya yang sungguh-sungguh disertai kesabaran dan rasa kasih sayang dan keteladanan serta pembiasaan dan latihan yang terus menerus, dan pendiidkan iman yang benar ini, akhirnya akan membawa hasil yang lahirnya generasi Muslim yang beriman kepada Allah dan bangsa sebagai seorang Muslim, pemuda-pemuda seperti yang diisyaratkan oleh Alquran seperti Firman Allah SWT, QS Al-Kahfi 18:13:


          نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

          Yang Artinya:

          Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk.

          Keberhasilan orang tua dan pendidik didalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya dalam pendidikan iman ini, akan sangat membantu terwujudnya masyarakat sejahtera lahir dan bathin sebagaimana yang menjadi dambaan setiap pribadi Muslim sesuai doa yang diajarkan Alquran sebagaimana firman Allah QS Al-Baqarah 2:201:

          وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

          Yang Artinya:

          Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kesejahteraan (kebaikan) di dunia dan kebahagiaan (kebaikan) di akhirat.

          Demikianlah tanggung jawab pendidikan iman yang menjadi tugas dan tanggung jawab yang merupakan amanah dari Allah SWT kepada setiap perilaku Muslim yang menyandang predikat sebagai orang tua dan pendidik.

          Demikian, semoga bermanfaat.
          Share:

          Kultum Ramadhan Tentang Membangun Sistem Keluarga Muslim.


          Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan Tentang Membangun Sistem Keluarga Muslim.

          Kultum ini sangat cocok sekali digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melaksanakan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh. 

          Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat praktis dan simple bagi para santri dan santriwati.

          Berikut contoh kultum Ramadhan versi Kampung KB "Tumbuh Jaya" yang berjudul,
          Membangun Sistem Keluarga Muslim

          Keluarga (rumah tangga ) adalah unit terkecil dari masyarakat. Ia merupakan batu sendi pemangunan hidup bermasyarakat dan ernegara. Syariat Islam mengatur agi para pemeluk Islam untuk memangun sistem keluarga musim. Q.S. AL-Tahrim 66:6.

          يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

          Yang Artinya:

          Wahai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dari keluargamu dari apineraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu

          Dasar-dasar Pernikahan

          Akad nikah adalah titik tolak hidup erkaluarga, menjalin ikatan suami istri. Berdasar atas dua sumber: Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Q.S. an-Nisa 4: 3-4:

          وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانكِحُوا مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا
          وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَّرِيئًا

          Yang Artinya:

          Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lai)yang kamu senangi: dua,tiga atau empat. kemudian kemidian jika kamu takut tidak akan berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak beruat aniaya. Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahia) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepadamu sebagian dari maskawi itu dengan senang hati, maka makanlah (amillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi aik akibatnya.

          Adapun tujuan pernikahan adalah sebagai berikut: Membangun kehidupan sakinah, yakni terciptanya ketemtraman jiwa yang meliputi hidup keeluargaan, yakni rasa cinta dan kasihsayang yang mengikat semua anggota keluarga. Q.s. al-Rum 30: 21.

          وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

          Yang Artinya:

          Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda  bagi kaum yang berfikir.’

          Memperoleh keturunan, Allah swt. Berfirman didalam Q.S. al-Nahl 16:72, berbunyi:

          وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

          Yang Artinya:

          Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu,anak-anak dan cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?

          Dan Q.S. Ali Imran 3: 38, berbunyi:

          هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

          Yang Artinya:

          Disanalah Zakaria berdo’a kepada Tuhan hanya seraya berkata: ‘’ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a’’.

          Membentengi diri dari kemaksiatan dan kemung karan. Nabi Muhammad saw. Bersabda: Wahai para pemuda, barang siapa di antara kamu telah mampu menikah, maka menikalah, sesungguhnya nika itu akan menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan, barang siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, sebab ia akan menjadi perisai’’. (riwayat Bukhari dan muslim)

          Pemilihan jodoh

          Tidak ada bermotif dorongan nafsu seks semata.Orang mukmin haram menikah dengan orang yang musyrik atau dengan yang penzina. Q.S.al-nur 24:3.


          الزَّانِي لَا يَنكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ ۚ وَحُرِّمَ ذَٰلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ

          Yang Artinya:

          Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin.

          Jodoh dipilih karena faktor dien, bukan karena faktor darah, harta dan kecantikan. Nabi saw. Bersabda:Wanita dinikahi karena empat pekara: karena kekayaannya, nashab (statussosial)nya, kecantikannya dan karena agamanya. Pilihan dari faktor agamanya kamu pasti beruntung’’. (Riwayat Muslim)

          Kewajiban dan Hak Suami-Istri

          Ada tiga komponen inti dalam keluarga: Suami?ayah, Istri/ibu, Anak-anak. Menurut Islam, kewajiban didahulukan dari hak. Dengan menjalankan kewajiban, sekaligus memberi haknya orang lain.

          Kewajiban Suami/ayah:

          Suami dan istri masing-masing secara timbal-balik mempunyai kewajiban dan hak. Rasulullah saw. Bersabda:Sesungguhnya istrimu mempunyai hak atas kamu, dan kamu mempunyai hak atasnya’’(H.R.bukhary).

          Wanita-wanita yang dithalak hendaklah menahan diri (menunggu)tiga kali quru’. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminy berhak merujukiny dalam masa menanti itu, jika mereka (suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibanya menirut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada istrinya, dan Allah maha perkasa lagi maha Bijaksana.’’

          Dan Q.s.An-Nisa’ 4:34, berbunyi;

          الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

          Yang artinya:

          Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang salih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suamunya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka. Kemudian jika mereka mena’atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha tinggi lagi Maha Besar.’’

          Memelihara dan melindungi diri dan keluarganya agar tidak berjerumus ke dalam neraka. QS. Al-Tahrim 66 :6.

          يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

          Yang artinya:

          Wahai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya melainkan-melainkan yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan’’

          Mendidik anak keturunannya agar mereka manjadi manusia kuat dan sehat (jasmani rohani) dan tidak menjadi beban masyarakat, Rasulullah saw. Bersabda:Adalah lebih baik engkau meninggalkan ahli warisan dalam keadaan bercukupan, dari pada engkau tinggalkan mereka menjadi beban manusia lain’’. (Riwayat Bukhary Muslim).

          Mencukupi nafkah dan belanja rumah tangga. Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa nafkah yang diberikan kepada keluarga, lebih besar pahalanya dari yang disumbangkan untuk sabilillah, atau untuk pembebasan budak atau fakir miskin (Riwayat Muslim dan Ahmad).

          Mendidik keluarga dalam hidup beribadah, khususnya menegakkan ibadah shalat. QS Thaha 20:132:

          وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

          Yang artinya:

          Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwah.

          Kewajiban Istri / ibu: menjadi perempuan shaleh, Allah SWT berfirman di dalam QS Al-Nisa 4:34:

          الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

          Yang Artinya:

          Kami laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) dan karena sebagian lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah maha Tinggi lagi Maha besar.

          Menyenangkan hati suami dan patuh kepdanya, seperti dalam hadist Riwayat al-Tabrany: Sebaik-baik istri yang menyenangkan hatimu bila engkau memandangnya, yang taat kepadamu dan yang dapat menjaga kehormatan dirinya dan harta bendamu di waktu engkau diluar rumah. Bersama dengan suaminya berkewajiban mengembangkan fitrah anak-anaknya, sabda Rasul SAW: kullu mauludin yuladu’ ala al-Fitrah (Riwayat Bukhary).

          Menyusukan anak-anaknya secara sempurna (2 tahun), seperti dalam QS Al-Baqarah 2:233:

          وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَّهُ بِوَلَدِهِ ۚ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَٰلِكَ ۗ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَإِنْ أَرَدتُّمْ أَن تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّا آتَيْتُم بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

          Yang Artinya:

          ara ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

          Kewajiban ayah dan ibu (2 orang tua) terhadap anak-anak mereka ialah mendidik mereka baik rohani maupun jasmani menjadi manusia yang mempunyai sumber daya yang berkualitas. QS An-Nisa 4:9:

          وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

          Yang Artinya:

          Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwah kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

          Kewajiban Anak

          Anak mempunyai kewajiban terhadap kedua orang tuanya, baik ketika orang tua masih sehat dan kuat, apalagi setelah usia lanjut atau uzur. Sebagaimana anak mempunyai kewajiban terhadap Allah SWT.

          Kewajiban beribadah kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, berbuat kebajikan kepada orang tua. Perbuatan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan, serta mengharap ridha Allah SWT semata. QS An-Nisa 4:36:

          وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

          Yang artinya:

          Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ubu-Bapak, kerabat, anak-anak yatim orang miskin, tetangga dekat, tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba shayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-bangakan diri.

          Didalam QS Al-Baqarah 2:83:

          وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ

          Yang Artinya:

          Dan (Ingatlah), ketika kami mengambil janji dari bani israil (yaitu): janganlah menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada Ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Kemudian kamu tidak memnuhi janji itu, kecuali sebagian kecil darpada kamu, dan kamu selalu berpaling.

          Didalam QS Lukman 31:14:

          وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

          Yang artinya:

          Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tua Ibu – bapak, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam 2 tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada kedua orang tua ibu-bapakmu, kepada kaulah kembalimu.

          Berbuat kebajikan (ihsan) kepada kedua orang tua, dengan cara sang anak wajib dihadapkan kata – kata yang bijaksana dan memohonkannya akan rahmat Allah serta ampunan-Nya untuk mereka berdua. Selalu pula menyalakan api cinta dan rasa syukur kepada mereka dengan kesadaran atas pengerbonan dan cinta kasih dari ibu-bapak selama ia kecil. QS Al-Isra 17:23-24:

          وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
          وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

          Yang artinya:

          Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selaindia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara mereka sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

          Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

          Adanya budaya panti-panti asuhan jompo, dimana masyarakat berdatangan menitipkan orang tua mereka yang sudah tua renta dan uzur, adalah budaya barat, dan merupakan prilaku yang tidak islami.

          Demikian, semoga bermanfaat.

          Share:

          Hari/Tanggal

          ALIH BAHASA

          Daftar Isi