Bawang putih menyukai tanah dengan tipe tanah bertekstur lempung berpasir dan struktur tanah gembur dengan pH 5,5-7. Di atas tanah inilah tanaman bawang putih di bibitkan Bersihkan lahan dengan caran membersihkan sisa-sisa tanaman yang ada di dalam atau di atas permukaan lahan lewat pembajakan sedalam 20-30 cm.
4. Menanam Bawang Putih
Proses penanaman, umbi bibit yang digunakan diupayakan memiliki ukuran yang seragam. Umbi ditanam dengan kedalaman 2-3 cm. Jarak tanam dapat disesuaikan dengan ukuran siung yang digunakan, misalnya jika bobot siung lebih berat dari 1,5 gram maka jarak tanamnya 20 cm X 20 cm.
Untuk jumlah bibit, jika berat siung bibit 3 gram satu hektar lahan dibutuhkan sekitar 1.600 kg. Tapi jika berat siung bibit 1 gram maka dibutuhkan 670 kg. Berikut ini adalah tata cara menanam bawang putih yang benar.
- Ambilah siung-sing tunggal dari bawang putih, jaga lapisan kulitnya tetap utuh.
- Tanam siung bawang putih dengan jarak 4 inchi dan kedalaman 2 inchi.
- Usahakan bagian akar mengarah ke bawah dan sisi runcingnya mengarah ke atas untuk mengarahkan agar bawang putih tidak tumbuh ke arah yang salah.
- Kemudian tutuplah siung bawang putih dengan tanahyang telah diberi pupuk dan tepuk perlahan.
- Jika berat siung bawang putih kurang dari 1,5 gram, maka jarak tanamnya bisa dipilih dengan ukuran 15 cm x 15 cm atau dengan ukuran 15 cm x 10 cm.
5. Merawat Bawang Putih
Lahan tanaman bawang putih anda harus terjaga dan terlindungi tutupi lahan tanaman anda. Di musim gugur, lahan anda membutuhkan jerami dengan 6 inchi. Tetapi di musim semi, Anda tidak membutihkan penutup ini.
Pada musim semi akar bunga bawang putih bisa anda potong agar umbi bawang putih dapat tumbuh besar. Anda bisa melihat batang bawang putih muncul di awal musim semi.
Cukupi kebutuhan air. Bawang putih membutuhkan kadar air dan periode pengairan yang tepat. Bawang putih membutuhkan air setiap 3 hingga 5 hari tergantung pada cuaca. Kalau Anda melihat media tanam tanahnya mengering dan berdebu, maka anda dapat segera menyiram bawang putih. Selama musim gugur dan musim dingin bawang putih tidak perlu disiram.
6. Teknik Penyiraman
Untuk menyirami tanaman bawang putih dilakukan dengan cara menggenangi parit di antara bedengan. Frekuensinya tergantung dari umur tanaman. Pada awal pertumbuhan misalnya, pemberian air dilakukan 2-3 hari sekali, sedang pada periode pembentukan tunas sampai pembentukan umbi pengairan dilakukan 7-15 hari sekali. Pengairan dihentikan pada saat pembentukan umbi maksimal atau 10 hari menjelang panen.
7. Pemberian Pupuk
Pupuk organik dan pupuk non-organik bisa digunakan untuk budidaya tanaman bawang putih. Pupuk organik berupa pupuk kandang ayam dengan dosis 10-20 ton/ha atau pupuk kandang kambing dengan dosis 30 ton/ha. Pupuk nitrogen digunakan 3 kali selama pertumbuhan, yaitu pada saat tanam, saat pembentukan tunas dan saat pembentukan umbi. Lalu, dosis yang diberikan untuk pupuk non-organik adalah 200 kg N, 180 kg P2O5, 60 kg K2O dan 142 kg S per hektar.
Kualitas dan hasil umbi bawang putih dpat ditingkatkan dengan memberikan pupuk kimia cair (unsur mikro) Sitozim dengan konsentrasi 0,25% bisa menjadi pilihan. Pupuk kimia cari ini disemprotkan pada daun. Sedangkan penggunakan Massmikro dengan takaran konsentrasi 200 ppm serta Hipron sebanyak 2 kali dengan konsentrasi 2 ml/l. Pupuk kandang diberikan pada waktu tanam bersamaan dengan pupuk kalium dan fosfor.
Tambahan pupuk dan membersihkan hama sesuai kebutuhan. Jika akar bawang putih sudah nampak kekuningan atau lemah di masa tanam. Disarankan anda bisa memberikan pupuk untuk menjaganya tetap sehat. Membuang rumput liar dari tanaman Anda agar bawang putih tidak bersaing dengan tanaman lain untuk memperoleh nutrisi dan air.
Anda harus memelihara bawang putih dengan cara menyiangi gulma dan melakukan perbaikan bedengan antara waktu 20-30 hari. Frekuensi bisa bertambah jika penyiangan gulma jika laju pertumbuhan gulma cukup pesat. Saat masuk fase generatif penyiangan gulma tidak lagi dilakukan karena bisa mengganggu proses pembentukan dan pembesaran umbi.
Ada banyak Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang menyerang tanaman bawang putih. Ada sekitar 19 organisme pengganggu tanaman bawang putih diantaranya seperti Thrips tabaci,Spodoptera exigua, Fusarium sp, Alternaria porii,Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV), serta yang lainnya.
Penanganan OPT ini dapat dilakukan dengan sistem PHT, yaitu lewat penggunaan benih sehat, pengendalian kultur teknis, musuh alami, penggunaan perangkap, sanitasi, dan pestisida sesuai ambang pengendalian.
8. Cara Panen Bawang Putih
Saat memanen bawang putih ditandai dengan perubahan tanaman menjadi kuning dan mulai mati. Biasanya ini terjadi pada bulan Juli atau Agustus. Jangan terlambat memanen bawang putih karena hasil umbinya akan mengerut dan menhasilkan rasa yang tidak enak.
Tetapi jangan juga terlalu awal karena tidak bisa diawetkan dengan baik. Lalu, masa panen tanaman bawang putih berlangsung tergantung dari varietasnya, tapi waktu rata-rata yang dibutuhkan dari awal tumbuh sampai masa panen adalah sekitar 90 – 120 hari.
Ciri-ciri dari Bawang Putih yang telah siap panen yaitu:
- Warna daun berubah dari warna hijau menjadi kekuningan dan terlihat mulai layu. Kegiatan pemupukan, pengairan dan penyemprotan hama harus dihentikan pada masa menjelang panen.
- Cara memanen bawang putih, dilakukan dengan cara mencabut tanaman menggunakan tangan saat cuaca cerah.
- Setelah di panen umbi hasil panen diikat sebanyak 20-30 rumpun per ikat. Umbi ini kemudian dan dijemur hingga batangnya kering, waktu yang diperlukan sekitar 15 hari.
Cara memanen bawang putih adalah dengan mengangkat umbi dari tanah tanpa merusaknya dengan menggunakan sekop untuk menggali daerah di sekitar bawang putih dan usahakan tidak merusak siungnya. Buang tanah yang menempel dan biarkan batang bawang putih tetap menempel pada umbinya.
9. Mengawetkan Bawang Putih
Setelah masa panen, Anda harus diamkan bawang putih selama 2 minggu sampai kering terlebih dahulu sebelum digunakan. Setelah kering maka kulitnya akan mengering dan umbinya mengeras. Kemudian, Anda harus menyimpan bawang putih di tempat dengan suhu dingin dan kering.
Cara lain untuk mengawetkan bawang putih adalah anda bisa memotong batang dan mengawetkan bawang putih dan menjaga keadaan bawang Anda agar mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
Masih ada cara yang lain yang bisa dilakukan untuk mengawetkan dan menyimpan bawang putih yaitu membiarkan batangnya tetap menempel, menjatukannya lalu menggantungnya di tempat kering dan dingin.
Langkah pengeringan bisa dilakukan sebagai berikut :
- Menjemurnya di bawah terik matahari, tetapi menutup umbi dengan daunnya agar umbi bawang putih tidak terkena sinar matahari secara langsung.
- Dilakukan di dalam rak berlapis dengan cara digantung.
- Metode pengasapan, yakni menempatkan bawang putih di atas para-para yang ada di dapur. Caranya adalah bawang putih tersebut diasapi melalui asap yang berasal dari air yang dimasak.
Jika Umbinya telah keras saat disentuh dan mudah terpisah maka itu berarti bawang putih siap digunakan. Pisahkan siung bawang putih yang paling bagus untuk musim tanam berikutnya. Pilah beberapa umbi besar untuk ditanaman pada musim gugur sebelum musim salju atau pada awal musim semi. Saring umbi yang terlihat paling bagus sehingga hasil panen musim selanjutnya besar dan rasanya lebih kuat.
Penanganan akhir yang perlu mendapat perhatian adalah pengepakan saat panen, upayakan berhati-hati dalam menangani bawang putih ini. Gunakan karung atau palastik yang bersih agar kualitas bawag putih terjada selama masa distribusi.
Bawang putih adalah komoditas potensial untuk pasar impor. Harganya yang relatif tetap, bercocok tanam bawang putih merupakan salah satu prospek yang seharusnya menjadi pilihan para petani. Sampai hari ini jumlah petani yang membudidayakan tanaman bawang putih masih terbatasnya.
Sedikitnya jumlah petani yang bercocok tanam bawang putih tersebut, disebabkan terbatasnya varietas bawang putih itu sendiri. Saat ini, varietas yang tersedia hanya cocok untuk ditanam di dataran tinggi (800 m dpl). Sebenarnya bawang putih juga dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.