Belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang cukup banyak penggemarnya. Belut sangat baik dikonsumsi karena memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh.
Budidaya belut sawah (Monopterus albus) saat ini mulai berkembang pesat. Hal ini tidak terlepas dari kandungan gizi belut yang cukup tinggi, selain itu cara budidaya belut tidak terlalu ribet jika dibandingkan dengan budidaya jenis ikan lainnya.
Terlepas dari manfaat dan kandungan nutrisi belut, ikan yang satu ini juga cukup enak untuk dikonsumsi. Rasa dagingnya yang kenyal dan gurih membuat siapa saja yang menikmatinya pasti ketagihan. Tidak heran kalau permintaan akan ikan belut semakin meningkat.
Belut merupakan binatang air yang digolongkan dalam kelompok ikan. Berbeda dengan kebanyakan jenis ikan lainnya, belut bisa hidup dalam lumpur dengan sedikit air.
Binatang ini mempunyai dua sistem pernapasan yang bisa membuatnya bertahan dalam kondisi tersebut. Meski dalam habitat aslinya berada di tempat berlumpur, cara budidaya belut tidak harus menggunakan media lumpur. Namun juga bisa menggunakan air bersih di kolam biasa.
Tetapi ada beberapa kelamahan dari cara budidaya belut tanpa lumpur ini. Yaitu Anda harus menyiapkan makanan yang cukup, hal ini dikarenakan belut hanya akan memakan makanan yang disediakan.
Selain kelemahan, cara budidaya belut ini memiliki keuntungan memudahkan untuk mengontrol belut ketika terserang penyakit. Dan memudahkan petani belut untuk menurunkan intensitas terjadinya kanibalisme antar belut.
Berikut cara budidaya belut yang praktis dan menghasilkan panen yang besar:
1. Menyiapkan Media Tempat dan Air Budidaya
Melakukan persiapan adalah langkah awal yang di lakukan untuk memulai usaha budidaya belut, yaitu kolam pembesaran. Biasanya kolam yang digunakan adalah kolam yang berjenis kolam terpal maupun kolam permanen dari semen.
Kolam air jernih ini dapat meminimalisir pemborosan tempat. Hal itu karena ukuran kolam yang tidak terlalu besar bisa menampung banyak bibit, jika di bandingkan dengan kolam lumpur.
Jika Anda akan menggunakan kolam dengan air jernih, maka harus dibuat sebuah sirkulasi air yang baik. Hal itu agar bisa mengatur kadar pH di dalam air yang pastinya akan terganggu karena adanya pengeluaran lendir dari tubuh belut. Sirkulasi yang bagus akan membuat kadar oksigen di dalam kolam menjadi stabil dan air tetap jernih.
2. Pemilihan Bibit Belut
Pemilihan bibit belut nantinya akan menentukan hasil dari panen. Jadi Anda harus mendapatkan bibit yang berkualitas dan ungul. Berikut beberapa ketentuan dalam pemilihan bibit:
1. Pilihlah bibit yang tidak ada bekas luka dan kondisi belut yang lincah.
2. Hindari bibit belut yang didapat secara alami, karena akan menimbulkan bekas luka seperti cara penangkapan dengan metode setrum, berburu di dalam lumpur sawah dan sungai.
3. Inilah mengapa Anda harus lebih teliti dalam memilih dan membeli bibit belut. Bibit yang sehat tentunya berpotensi untuk berkembang secara maksimal.
4. Ukuran bibit setidaknya harus merata atau sama besar. Tingkatan kanibalisme bisa diminimalisir dengan cara memilih ukuran bibit yang sama besar.
5. Selain adanya kanibalisme pemberian pakan tentunya juga tidak akan merata jika Anda mencampurkan bibit yang kecil dengan bibit yang besar di satu kolam yang sama.
3. Pemberian Pakan Teratur
Pemberian pakan bagi peternak belut khususnya untuk pemula adalah dengan pemberian makan secara teratur. Hal ini sangat penting bagi tumbuh kembangnya belut.
Pemberian pakan yang tepat akan menyebabkan keberhasilan dari budidaya belut akan lebih optimal. Anda bisa memberikan beberapa jenis pakan alami seperti limbah ikan, bekicot, sisa cincangan dari daging ayam maupun pelet.
Biasanya pakan akan diberikan secara berkala 3-4 kali sehari. Semakin besar dan semakin berumur bibit, maka jumlah pakan akan lebih sedikit.
4. Perawatan Belut
Rawatlah belut dengan seksama. Perhatikan kualitas air, pemberian pakan secara teratur serta sesuai dengan takaran agar tidak menimbulkan air yang cepat kotor dan sifat kanibalisme belut. Perlu diketahui kebiasaan belut yang mengalami penyakit, yaitu ditandai dengan belut terus bergerak pada siang hari dan aktif menyerang belut lainnya.
Belut adalah binatang yang mengeluarkan lendir, hal ini dikarenakan mekanisme tubuh untuk melindungi dirinya yang terbilang sensitif. Lendir yang keluar dari belut ini secara terus-menerus dapat mempengaruhi tingkat keasaman air atau pH air di kolam. Sehingga ketika air kolam mencapai ambang batas pH 7, maka air harus segera dinetralkan atau segera disirkulasi. Maka dari itu media budidaya belut harus dilengkapi dengan sirkulasi air yang memadai.
5. Panen Ternak Belut
Proses pemanenan belut sebenarnya tidak memiliki takaran dan masa panen, karena mau sekecil apapun belut tetap bisa dinikmati dan bergizi tinggi. Namun agar panen yang didapati dalam jumlah maksimal, maka bisa melakukan panen setelah 3 hingga 4 bulan masa pemeliharaan.
Belut yang memiliki kualitas yang baik, bisa seterusnya Anda jadikan untuk indukan dan menghasilkan bibit-bibit baru nantinya. Anda bisa melakukan pemanenan secara harian atau tidak secara sekaligus dengan penangkapan manual. Hal itu karena kebanyakan masyarakat menyukai ukuran belut yang beragam, tidak selalu harus ukuran yang besar.
Proses panen dengan cara budidaya belut tanpa lumpur ini lebih mudah dan praktis daripada metode lainnya. Apabila menggunakan kolam bisa dilakukan dengan menguras kolam atau menjaring belut yang ada di kolam.
Berikut cara budidaya belut yang praktis dan menghasilkan panen yang besar. semoga bermanfaat.