Situs Kampung KB dan Pendidikan Indonesia

Selamat datang di situs Kampung KB "Tumbuh Jaya" Desa Tumbuh Mulia Kecamatan Suralaga Lombok Timur NTB. Situs ini berisi 8 pokja Kampung KB seperti Pokja Pendidikan, Keagamaan, Sosial dan Budaya, Ekonomi, Kesehatan Refreduksi, Lingkungan, Perlindungan dan Kasih Sayang. Selain itu juga, berisi tentang administrasi pendidikan seperti Ruang Guru, Materi K13, Aplikasi K13, Program Kerja, Soal Ujian, Artikel Islam, Hiburan dan Katagori yang meliputi pertanian, peternakan dan perikanan. Semoga situs ini bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat menuju Indonesia sejahtera.
  • Arsip Kampung KB Tumbuh Jaya

    Photo Bersama Pengurus Kampung KB Tumbuh Jaya

  • Lomba Kampung BK

    Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

  • Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

Showing posts with label Radar Tumbuh Mulia. Show all posts
Showing posts with label Radar Tumbuh Mulia. Show all posts

Seorang Petugas KPPS Mengalami Keguguran Dalam Pemilu 2019.

Selamat datang di blog Kampung KB tumbuhh Jaya, pada kesempatan ini kami berbagi berita duka pemilu 2019. Kali ini datangnya dari petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Radar tumbuh Mulia_Berita Sri Utami di bawah ini akan mewakili satu dari banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang kewalahan menghadapi beban kerja Pemilu serentak 2019. Belakangan, banyak laporan petugas KPPS di beberapa daerah meninggal karena kelelahan.

Seorang Petugas KPPS Mengalami Keguguran Dalam Pemilu 2019

Kisah Sri ini berawal ketika perempuan 30 tahun ini hampir 24 jam mengurusi pemungutan suara di TPS 1 Desa Lalonggotomi Kecamatan Pondidaha, Konawe, Sulawesi Tenggara pada Rabu, 17 April 2019.



“Waktu pencoblosan kami tidak tidur sehari semalam. Usai mencoblos, selesai perhitungan suara itu Kamis dinihari pukul 03.00. Itu pun tidak langsung selesai ada catat-catat lainnya, pokoknya selesai sekitar jam 06.00 hari Kamis, 18 April pagi," kata Sri pada Tempo melalui sambungan telepon, Sabtu, 20 April 2019.

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) ini bangun siang hari dan langsung pergi lagi ke TPS. Ia mengatakan mesti merapikan beberapa administrasi Pemilu sekaligus beberes TPS. Ia baru kembali ke rumah malam hari.

Menurut Muhammad Agus, suami Sri, pada Kamis malam, istrinya mengeluh bahwa pada pagi hari dia mengalami bercak darah. "Nah karena sibuk, hari Jumat pagi kami cek ke dokter. Ternyata pas di rontgen dokter bilang istri saya keguguran,” kata Agus. Usia kandungan Sri saat itu baru dua bulan.

Agus dan Sri hanya bisa pasrah. Dia pun tak menyalahkan siapapun, termasuk Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Saya anggap ini musibah," kata Agus. Kini Sri dirawat di Rumah Sakit Setia Bunda, Kota Unaaha.

Demikian, semoga bermanfaat bagi kita khususnya dalam menjaga kesehatan walau dalam sesibuk apapun.
Share:

Seorang Waria Ngamuk ke Petugas TPS Gara-gara Dipanggil Nama Aslinya.

Selamat datang di blog Kampung KB tumbuhh Jaya, pada kesempatan ini kami berbagi sebuah kejadian lucu dan unik terjadi dalam Pilpres 2019 atau pesta demokrasi 2019 kemarin.
Seorang Waria Ngamuk ke Petugas TPS Gara-gara Dipanggil Nama Aslinya
Radar tumbuh Mulia_Antuasiasme warga Tanah Air dalam Pemilu 2019 pun terlihat lebih tinggi ketimbang beberapa tahun yang lalu. Mulai dari generasi muda hingga usia lanjut turut serta memberikan suara mereka pada Pemilu 2019 ini demi masa depan bangsa Indonesia.


Termasuk Stefi, salah satu warga Kabupaten Mamasa, Sulawesi Selatan yang turut memberikan suaranya dalam Pemilu 2019 ini. Ikut nyoblos Pemilu 2019, sosok Stefi ini mendadak ramai dibicarakan publik.

Gara-gara aksi mengamuknya pada panitia Pemilu 2019, sosok Stefi pun mendadak viral di media sosial.

Lantas sebenarnya siapa sosok Stefi ini dan mengapa ia ramai diperbincangkan publik? Sosok Stefi pertama kali diketahui lewat postingan akun Instagram @makassar_iinfo pada Rabu (17/4/2019).

Dalam postingan tersebut, terlihat warga Kabupaten Mamasa, Sulawesi Selatan tengah menunggu giliran nyoblos Pemilu 2019 pada TPS yang telah disediakan.

Dari sekian banyak warga yang tengah menunggu giliran nyoblos Pemilu 2019, terdapat sosok seorang wanita berambut panjang mengenakan atasan off shoulder berwarna putih.

Sekilas, sosok wanita ini tidak berbeda dengan warga lainnya yang tengah menunggu giliran nyoblos Pemilu 2019.

Namun ketika panitia Pemilu 2019 TPS tersebut menyebut sebuah nama, wanita tersebut tampak maju malu-malu dengan raut kesal.

"Rudi Wahyu!" panggil panitia Pemilu 2019 di TPS tersebut.

Meski wanita tersebut telah di depan meja panitia, bersiap menerima surat suara, panitia tetap memanggil nama tersebut.

"Yang ketiga siapa? Rudi! Rudi yang mana?" tanya salah satu panitia.

"Saya Rudi," sahut wanita yang disebut bernama Stefi dengan nada kesal kepada para panitia.

Usut punya usut, rupanya wanita yang disebut bernama Stefi itu memiliki nama asli pada KTP, Rudi.

Sontak saja kejadian ini membuat warga di TPS tersebut tertawa terbahak-bahak melihat amukan Stefi.

Pasalnya, tak ada yang menyangka bahwa nama asli Stefi akan disebut oleh panitia.

Pihak panitia pun meminta maaf dan berusaha membujuk Stefi yang kesal nama aslinya dipanggil.

"Siapa ini kau Rudi?" seru temannya yang mereka kejadian tersebut sambil tertawa.

Stefi bahkan dituntun menuju bilik pemilihan oleh salah satu panitia yang ikut tertawa karena aksi mengamuknya.

Bahkan rekannya yang merekam kejadian tersebut pun tak henti-hentinya tertawa dan menggoda temannya itu.

Godaan dari teman-temannya itu bahkan masih berlanjut meski Stefi telah usai memilih.

"Rudi, eh Stefi," panggil temannya yang mereka aksi kocak amukan Stefi.

Stefi yang tak habis pikir akan mengalami hal ini pun tertawa dan menunjuk kesal kearah temannya.

"Jahat kau," komentar Stefi kepada temannya tersebut.

Aksi ngamuk Stefi di TPS saat nama aslinya dipanggil panitia ini langsung pun mencuri perhatian publik.

Baru satu jam di posting melalui akun Instagram, momen Stefi mengamuk tersebut telah ditonton sebanyak 26 ribu kali oleh para pengguna akun Instagram.

Beragam komentar publik yang merasa terhibur dengan momen ini pun membanjiri kolom komentar.

@barumbung_mks: Malam Stefi, siang Rudi. jadi kalau digabung namanya stefirudding.
@novitasari_nana: Rudi aka Stefi @jeanemassie hahahahaha.
@radagladis: @alfonsus_try Stefi alias Rudi wkwkwk ngakak.
@juwitasintya: @stefichintiaa @yuliannovita lah Stefi ngamuk mau nyoblos.
@wawangunawan023: Untung namanya bukan Bambang.

Semoga artikel ini bisa membuat petugas KPPS tersenyum karena seharian bahkan sehari semalam bekerja dalam perekapan suara pemilu yang rela pisah dengan suami/istri dan anak. "Hebat" untuk kalian demi bangsa dan negara.
Share:

Diduga Kelelahan, Petugas KPPS Meninggal Usai Antar Surat Suara.

Selamat datang di blog Kampung KB tumbuhh Jaya, pada kesempatan ini kami berbagi berita duka pemilu 2019. Kali ini datangnya dari petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Bukannya mendapatkan hasil jerih payah tetapi nyawa yang melayang akibat kelelahan. 
Diduga Kelelahan, Petugas KPPS Meninggal Usai Antar Surat Suara

Radar tumbuh Mulia_Seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di tempat pemungutan suara (TPS) 4 Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Agus Susanto (40), meninggal dunia. Diduga, Agus meninggal karena kelelahan selama menjalani serangkaian kegiatan pemilu. 


Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang Zaenudin mengatakan, Agus meninggal saat istirahat di rumahnya, di RT 06 RW 01 Kelurahan Tlogomas, Kamis (18/4/2019) sekitar pukul 03.00 WIB. Satu jam sebelum meninggal, Agus masih sempat menyelesaikan tugasnya dengan mengantarkan kotak suara ke kelurahan. "Satu petugas kami di TPS 4, Kelurahan Tlogomas habis menyelesaikan tugasnya, dan sudah pengiriman kotak suara di tingkat Kelurahan, kemudian istirahat di rumah dan beliau dipanggil oleh Allah," katanya.

Zaenudin menyampaikan, meninggalnya Agus cukup mengejutkan. Sebab, Agus tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa sedang menderita sakit atau kelelahan. Sementara itu, petugas KPPS memang harus bekerja ekstra menjelang dan saat pelaksanaan pencoblosan. Setelah dilantik, petugas KPPS langsung menjalani bimbingan teknis, sosialisasi dan membagikan form C6 atau undangan kepada pemilih. 

Setelah itu, mereka harus mendirikan TPS, memastikan berjalanya pelaksanaan pencoblosan, penghitungan surat suara dan mengantarkan kotak suara ke kelurahan. Pemilu serentak yang terdiri dari pemilihan presiden, DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kota/Kabupaten serta DPD membuat tahapan penghitungan surat suara berlangsung lama. "Atas nama KPU Kota Malang, kami menyampaikan belasungkawa dan Insya Allah hari ini akan ke rumah duka," jelasnya. 
Baca juga...Seorang Waria Ngamuk ke Petugas TPS Gara-gara Dipanggil Nama Aslinya.
Zaenudin mengatakan akan melaporkan kejadian itu kepada KPU Jawa Timur sebagai bahan evaluasi untuk Pemilu serentak berikutnya. Tidak ada fasilitas asuransi untuk petugas KPPS. Namun, pihaknya akan memberikan santunan kepada keluarga Agus.

Demikian, semoga menjadi pelajaran bagi kita agar tetap menjaga kesehatan walaupun dalam sesibuk apapun. Dan semoga almarhum termasuk dalam khusnul khotimah demi demokrasi bangsa dan negara.
Share:

Hasil Resmi Pemilu 2019 Diumumkan Paling Lama 22 Mei 2019 Mendatang.

Radar tumbuh Mulia_Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menetapkan hasil Pemilu 2019 paling lama 35 hari setelah pemungutan suara pada Rabu, 17 April 2019. Sehingga, hasil resmi pemilu 2019 baru bisa diketahui paling lama pada 22 Mei 2019.

"Menurut Undang-Undang paling lama 35 hari setelah pemungutan suara dilakukan KPU sudah harus mengumumkan," ujar Ketua KPU Arief Budiman di Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (17/4).

Hal itu sesuai pasal 413 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pemilu mengatakan bahwa KPU menetapkan pemilu secara nasional dan hasil perolehan suara pasangan calon, perolehan suara parpol untuk DPR RI dan perolehan suara DPD paling lama 35 hari setelah pemungutan suara. 



Sementara, KPU Provinsi menetapkan hasil perolehan suara parpol untuk DPRD Provinsi paling lama 25 hari setelah pemungutan suara. KPU Kabupaten/Kota menetapkan hasil perolehan suara parpol untuk DPRD Kabupaten/Kota paling lama 20 hari setelah pemungutan suara.

KPU tetap melakukan hitung cepat melalui Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) setelah pemungutan suara di TPS, dalam bentuk laporan yang ditulis di formulir C1. Meski demikian, Arief menegaskan, hasil situng yang dipublikasikan bukan merupakan hasil resmi yang ditetapkan KPU.

"Saya ingin ingatkan semuanya bahwa hitung itu hanya mempercepat proses informasi membantu untuk jadi alat kontrol tetapi bukan hasil resmi yang ditetapkan KPU," kata Arief Budiman.

Menurutnya, rekapitulasi dilakukan secara berjenjang dari kecamatan, kabupaten atau kota, provinsi, lalu tingkat nasional. "Hasil resmi ditetapkan KPU secara berjenjang, manual melalui berita acara," kata Arief menegaskan.
Share:

Cara Kerja Quick Count Dalam Pilpres 2019.

Radar tumbuh Mulia_Prediksi hasil pemilihan umum biasanya sudah dapat diketahui oleh rakyat Indonesia tak lama setelah Tempat Pemungutan Suara (TPS) ditutup. Pasalnya saat ini metode quick count lumrah digunakan sebagai alat untuk menggambarkan hasil pemilu dengan cepat.

Hitung cepat atau jajak cepat (bahasa Inggris: quick count) adalah sebuah metode verifikasi hasil pemilihan umum yang dilakukan dengan menghitung persentase hasil pemilu di tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel. Berbeda dengan survei perilaku pemilih, survei pra-pilkada atau survei exit poll, hitung cepat memberikan gambaran dan akurasi yang lebih tinggi, karena hitung cepat menghitung hasil pemilu langsung dari TPS target, bukan berdasarkan persepsi atau pengakuan responden. Selain itu, hitung cepat bisa menerapkan teknik sampling probabilitas sehingga hasilnya jauh lebih akurat dan dapat mencerminkan populasi secara tepat.

Hitung cepat lazim dilakukan oleh lembaga atau individu yang memiliki kepentingan terhadap proses dan hasil pemilu. Tujuan dan manfaat dari hitung cepat adalah agar pihak-pihak yang berkepentingan memiliki data pembanding yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kecurangan yang terjadi pada proses tabulasi suara. Dengan hitung cepat, hasil pemilu dapat diketahui dengan cepat pada hari yang sama ketika pemilu diadakan. Jauh lebih cepat dibandingkan hasil resmi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memakan waktu lebih kurang dua minggu. Selain itu dengan hitung cepat biaya yang dibutuhkan jauh lebih hemat daripada melakukan penghitungan secara keseluruhan.

Namun bagaimana cara kerja quick count sesungguhnya?

Data yang digunakan sebagai input perhitungan quick count adalah perhitungan suara yang dilakukan oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). KPPS akan mulai menghitung surat suara setelah TPS ditutup.

Satu per-satu surat suara dibuka, diperlihatkan kepada saksi, dan dicatat di papan tulis (biasanya papan tulis, namun bisa jadi menggunakan alat lain). Nah, hasil akhir di papan itulah yang digunakan sebagai data perhitungan quick count.

Tapi tunggu dulu, kalau begitu apakah akan ada 809.699 (jumlah TPS tahun 2019) data yang harus masuk untuk melakukan quick count?

Tidak juga. Adanya metode sampling membuat perhitungan bisa dilakukan dengan jumlah yang relatif jauh lebih sedikit. Maklum, untuk menghimpun 809.699 ribu data (populasi), diperlukan sumber daya yang tidak sedikit.

Apabila satu orang surveyor bisa mengumpulkan hasil perhitungan dari lima TPS, maka diperlukan setidaknya 160.000 orang untuk menghimpun data seluruh Indonesia. Andai saja satu surveyor dibayar Rp 300.000 untuk satu hari, maka dibutuhkan dana setidaknya Rp 48 miliar. Selain itu, untuk mengumpulkan data seluruh TPS membutuhkan waktu yang lebih lama.

Maka dari itu, sebagian lembaga survei lebih memilih metode sampling. Sampling merupakan metode statistik yang hanya mengambil beberapa contoh dari populasi.

Tapi jangan salah, sampling adalah metode statistik yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Metode sampling juga bisa bermacam-macam, tergantung yang dipilih lembaga survei tersebut. Ada random sampling, systematic sampling, cluster sampling, dan beberapa yang lain.

Pada tahapan sampling itulah kredibilitas dari lembaga survei dipertaruhkan. Diketahui beberapa lembaga survei mengambil sampel sekitar 2000-4000 TPS. Secara umum, semakin banyak sampel, akurasi perhitungan juga lebih baik. Maka dari itu, keterbukaan lembaga survei terhadap metode yang digunakan penting untuk dilakukan

Perlu diingat bahwa siapa saja bisa melakukan quick count, kamu sendirian yang punya teman banyak di berbagai TPS pun bisa. Tapi yang berhak untuk mempublikasikan hasil quick count hanyalah lembaga survei yang sudah terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tahun 2019 ini, ada 40 lembaga survei yang sudah terdaftar di KPU.

Dalam beberapa kali pagelaran Pemilu sebelumnya, hasil perhitungan quick count yang laksanakan sejumlah lembaga hasilnya tak jauh berbeda dengan perhitungan akhir yang disampaikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Jika 100% data lembaga survei sudah masuk maka bisa dipastikan hasil yang dirilis tak akan jauh berbeda dengan hasil KPU. 

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Soal Perhitungan Suara di Luar Negeri Dicatut Untuk Hoaks.


Selamat datang, pada kesempatan ini kami berbagi artikel tentang Soal Perhitungan Suara di Luar Negeri Dicatut Untuk Hoaks.

Radar tumbuh Mulia_Masa tenang pemilihan umum (pemilu) nyatanya masih terus diwarnai dengan hoaks. Salah satunya hoaks yang disertai dengan catutan berita Liputan6.com soal hasil sementara pencoblosan di luar negeri. Hoaks ini beredar di aplikasi WhatsApp.

Hoaks ini terbagi dalam 2 versi. Versi pertama isinya tentang hasil sementara pencoblosan yang dimenangkan oleh pasangan calon nomor urut 01, Jokowi dan Ma'ruf Amin. Sementara versi kedua menampilkan hasil sementara penghitungan suara yang dimenangkan oleh Prabowo-Sandiaga Uno. 
1. Soal Pantauan
Hasil penghitungan sementara yang ditampilkan adalah perhitungan di sejumlah negara, yakni Saudi Arabia, Yaman, Belgia, Jerman, Uni Emirat Arab, USA, Ukraina, Papua Nugini, Taiwan, Hong Kong dan Korea Selatan. Kedua versi tersebut menampilkan hasil perhitungan kedua paslon menang di atas 50 persen.

Berita asli dari Liputan6.com yang dicatut tersebut berjudul KPU: Pemungutan Suara Pemilu di Luar Negeri Berlangsung Aman. Dalam berita tersebut berisi penyataan Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal pantauan pemungutan suara di luar negeri. 

2. Belum Ada Penghitungan
Lebih lanjut, dilansir dari Liputan6.com, Ketua KPU, Arief Budiman meluruskan, pihaknya belum melakukan penghitungan suara atas pencoblosan di luar negeri. Meskipun, pencoblosan di sana, berlangsung lebih awal pada 8-14 April 2019.

"Saya perlu jelaskan pada teman-teman semua, KPU memang punya early voting (pencoblosan lebih dini khusus di luar negeri). Jadi pemilihan dilakukan lebih awal dibandingkan di dalam negeri. Jadwalnya itu 8 -14 April. Meskipun dilakukan pemungutan lebih awal, tapi penghitungan suaranya itu dilakukan pada 17 April," kata Arief di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (10/4) lalu.

Ia juga menegaskan bahwa KPU belum merilis hasil perhitungan suara dari negara manapun. "Jadi kalau sudah ada yang mengeluarkan rilis-rilis hasil itu, itu bukan hasil yang dikeluarkan oleh KPU. Karena memang, enggak ada. Kecuali memang ada orang-orang yang melakukan survei melakukan metode exit poll dan segala macam itu," tutup Arief dilansir dari Liputan6.com.

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Pesta Demokrasi Pemilu 2019 Di Desa Tumbuh Mulia Berjalan Dengan Aman, Lancar dan Sukses.


Radar tumbuh Mulia_Hari yang ditunggu akhirnya datang juga, tepat pada hari Rabu 17 April merupakan puncak pesta demokrasi Pemilu 2019. Personel keamanan sudah disebar ke berbagai titik pengamanan. Beda pilihan bukan soal selagi tetap menjaga persaudaraan.

Sebelum hari H, pihak PPK kecamatan Suralaga banyak melakukan berbagai persiapan diantara bimtek, sosialisasi, sampai pengambilan sumpah jabatan.



Tidak terkecuali di desa Tumbuh Mulia, pelaksanaan pesta demokrasi Pemilu 2019 berjalan serentak, aman dan terkendali. Jumlah TPS di desa ini sebanyak 8 TPS yang tersebar di tiga dusun dengan rincian sebagai berikut:
Dasan Tumbu sebanyak 4 TPS
Dasan Kulur sebanyak 2 TPS
Dasan Gegurun sebanyak 2 TPS
Khusus TPS di Dasan Tumbu dengan rincian lokasi sebagai berikut:
TPS 1 di rumah Inak Haerani
TPS 2 di rumah Hj. Nur Hayati
TPS 3 di rumah saudara Marhaban
TPS 4 di rumah Bapak Muh. Uza'i, S.Pd.I

Berikut hasil dokumentasi pesta demokrasi Pemilu 2019 di desa Tumbuh Mulia:







Demikian, semoga pesta demokrasi Pemilu 2019 memberi perubahan dan kemajuan dari tingkat Kabupaten sampai pusat.
Share:

Kabar Hasil Pemungutan Suara Luar Negeri Dipastikan Hoaks.


Radar tumbuh Mulia_Menjelang pemungutan suara Pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) 2019, masih saja ada hoaks atau kabar bohong yang tersebar. Kali ini, nama Liputan6.com dicatut untuk keperluan hoaks tersebut.

Beredar melalui layanan perpesanan Whatsapp, hoaks tersebut dibuat dalam dua versi. Satu berisi hasil sementara pencoblosan yang memenangkan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. Lainnya, hasil sementara pencoblosan di luar negeri yang memenangkan pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hasil perhitungan itu disebutkan berasal dari pencoblosan di Saudi Arabia, Yaman, Belgia, Jerman, Uni Emirat Arab, USA, Ukraina, Papua Nugini, Taiwan, Hong Kong dan Korea Selatan.

Kedua versi menampilkan hasil perhitungan kedua paslon menang di atas 50 persen. Padahal, berita berjudul KPU: Pemungutan Suara Pemilu di Luar Negeri Berlangsung Aman di laman Liputan6.com hanya berisi tentang pernyataan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang pantauan pemungutan suara di luar negeri.

Wakil Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Irna Gustiawati, menyayangkan penyalahgunaan artikel tersebut untuk hoaks. "Liputan6.com sebagai media yang selalu menjaga kepercayaan publik akan berkomitmen menulis berita sesuai fakta dan ikut serta melawan hoaks yang makin marak," kata Irna seperti dikutip pada laman Liputan.com, Rabu (10/4/2019) lalu.

Baca juga...Soal Perhitungan Suara di Luar Negeri Dicatut Untuk Hoaks

Ketua KPU Arief Budiman mmastikan belum melakukan penghitungan suara atas pencoblosan di luar negeri. Meskipun pencoblosan di luar negeri berlangsung lebih awal pada 8-14 April 2019.

"Saya perlu jelaskan pada teman-teman semua, KPU memang punya early voting [pencoblosan lebih dini khusus di luar negeri]. Jadi pemilihan dilakukan lebih awal dibandingkan di dalam negeri. Jadwalnya itu 8 -14 April. Meskipun dilakukan pemungutan lebih awal, tapi penghitungan suaranya itu dilakukan pada 17 April," kata Arief di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Oleh karena itu, dia pun menegaskan KPU belum merilis hasil perhitungan suara dari pencoblosan di negara mana pun. "Jadi kalau sudah ada yang mengeluarkan rilis-rilis hasil itu, itu bukan hasil yang dikeluarkan oleh KPU. Karena memang, enggak ada. Kecuali memang ada orang-orang yang melakukan survei melakukan metode exit poll dan segala macam itu," ujar Arief.
Sumber : Liputan6.com

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Daftar TPS Yang Serem, Unik dan Lucu Tahun 2019.

Dalam menyambut pesta demokrasi pada tanggal 17 April mendatang, banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mendesain TPSnya dengan berbagai ragam dan cara agar kelihatan unik.

Salah satunya yaitu TPS Hantu, gimana jadinya kalau ada TPS Hantu di desa kita Desa Tumbuh Mulia seperti itu, pasti  banyak yang tidak datang, kan? hehehe....

Penasaran TPS yang serem, unik dan lucu? Blog dunia pendidikan jawabannya. Berikut daftar TPS yang serem, unik dan lucu:

1. TPS Hantu
Masuk di TPS ini barangkali pemilih akan merasakan sensasi masuk wahana Rumah Hantu.


Bagaimana tidak, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS ini berdandan layaknya gambaran hantu yang dikenal masyarakat Indonesia.

Tak hanya itu, desain TPS pun didesain sedemikian rupa hingga bernuansa horor. Bahkan terdapat keranda jenazah di salah satu sudutnya.

Mengutip akun Twitter @RadioElshinta, lokasi TPS ini berada di Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, Jawa Tengah.


2. TPS Perpustakaan
Menunggu antrean menggunakan hak pilih di TPS ini bisa jadi akan menambah wawasan Anda.


Deretan buku sengaja disediakan untuk dibaca para warga yang datang ke TPS.



3. TPS Piala Dunia
Pemandangan unik juga terjadi di TPS 28, Jalan Sentosa III, RT30, Kelurahan Sei Pinang Dalam, Sungai Pinang, Samarinda.


Di TPS ini dihiasi ornamen Piala Dunia 2018, dengan memasang bendera peserta Piala Dunia di Rusia.

Selain memasang bendera peserta Piala Dunia di dinding TPS, juga dipasang di meja kotak suara, meja bilik suara, serta meja petugas KPPS.

Tak hanya bendera peserta Piala Dunia saja, namun syal klub Liga Indonesia juga terpajang disejumlah dinding TPS.


Bahkan, petugas KPPS serta saksi menggunakan jersey klub sepak bola, serta jersey negara peserta Piala Dunia, termasuk beberapa warga juga menggunakan jersey sepak bola saat menyumbangkan suaranya.

4. TPS Full Doorprize
Salah satu TPS unik selanjutnya adalah TPS di Dusun Tlogowaru, Kecamatan Marakurak, Kabupaten Tuban.



Tak hanya unik, warga yang datang ke TPS ini bisa jadi menjadi orang yang beruntung.

Bagaimana tidak, di TPS ini tersedia beragam doorprize bagi warga. Mulai dari sembako, alat dapur hingga kambing.

Asyik ya!

5. TPS Superhero
Tiga superhero terlihat di TPS dekat rumah botol cagub Ridwan Kamil, Jalan Cigadung Selatan 7, Kota Bandung, Rabu (27/6/2018).


Ketiganya adalah Iron Man, Captain America, dan Batman. Ketiganya ternyata memang diundang KPU untuk datang ke TPS.

Bukan tokoh sebenarnya ya... mereka adalah para cosplayer yang sering diundang ke berbagai acara. Mereka juga pernah menjadi cosplayer pada kampanye seorang cagub Jabar.

Demikian, semoga menjadi inspirasi bagi petugas petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di semua tempat.
Share:

Alhamdulillah...Siswa-siswi MTs NW Boro'Tumbuh ikut merayakan hari guru.


Hari Guru adalah hari untuk menunjukkan penghargaan terhadap guru, dan diperingati pada tanggal yang berbeda-beda bergantung pada negaranya. Di beberapa negara, hari guru merupakan hari libur sekolah.

Di Indonesia, Hari Guru Nasional diperingati pada tanggal 25 November bersama hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari Guru Nasional bukan hari libur resmi, dan dirayakan dalam bentuk upacara peringatan di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Guru di Indonesia dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. 

Di hari guru nasional ini, MTs NW Boro'Tumbuh tampil berbeda dari tahun sebelumnya, mulai dari apel dan perayaannya. 






Setelah apel, para siswa-siswi merayakannya di kantor dan di kelas dengan menghidangkan aneka kue ulang tahun dan beberapa suvenir sebagai tanda terima kasih atau rasa apresiasi yang tinggi mereka kepada semua guru. Dalam acara tersebut, alumni MTs juga ikut hadir. Suasana hari guru tersebut sangat indah sekali karena dipenuhi dengan rasa keharuan dan kecintaan. Berikut hasil dokumentasinya.











Selain itu juga, para siswa-siswi tingkat MI dan MA ikut merayakan hari guru kepada semua guru. Mereka sangat senang bercampur haru.




Dengan perayaan hari guru nasional ini, kami sebagai guru mengucapkan, "Beribu terima kasih kepada semua siswa-siswi MTs NW Boro'Tumbuh yang sudah memberikan warna baru di perayaan hari guru ini. Kami sangat bangga kepada kalian, tanpa kalian Madrasah terasa sepi dan sunyi. Tanpa kenakalan kalian, tugas guru BK/BP tidak akan ada." Hehehe....

Semoga di hari guru ini, kalian harus memaknai arti seorang guru. Guru adalah orang yang sangat berjasa dan tidak mengarapkan balasan apapun kecuali do'a, do'a dan do'a. Dialah yang mengangkat kalian dari tempat yang rendah ke tempat yang sangat tinggi. Contohnya Presiden Ir. H. Joko Widodo, siapa sanggka beliau menjadi Presiden. Itu semua berkat jasa seorang guru.

Ingatlah, orang tua kalian itu ada tiga. Pertama, orang yang melahirkanmu yaitu orang tua (Ayah dan Ibu). Kedua, orang yang mengajarimu yaitu Bapak dan Ibu guru. Ketiga, orang yang menikahkanmu yaitu mertua. Kepada merekalah kalian harus patuh dan ta'at. 

Demikian, semoga bermanfaat bagi kita.
Share:

Hari/Tanggal

ALIH BAHASA

Daftar Isi