Situs Kampung KB dan Pendidikan Indonesia

Selamat datang di situs Kampung KB "Tumbuh Jaya" Desa Tumbuh Mulia Kecamatan Suralaga Lombok Timur NTB. Situs ini berisi 8 pokja Kampung KB seperti Pokja Pendidikan, Keagamaan, Sosial dan Budaya, Ekonomi, Kesehatan Refreduksi, Lingkungan, Perlindungan dan Kasih Sayang. Selain itu juga, berisi tentang administrasi pendidikan seperti Ruang Guru, Materi K13, Aplikasi K13, Program Kerja, Soal Ujian, Artikel Islam, Hiburan dan Katagori yang meliputi pertanian, peternakan dan perikanan. Semoga situs ini bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat menuju Indonesia sejahtera.
  • Arsip Kampung KB Tumbuh Jaya

    Photo Bersama Pengurus Kampung KB Tumbuh Jaya

  • Lomba Kampung BK

    Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

  • Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

Inilah Tata Cara Mandi Wajib Bagi Laki-laki dan Perempuan Menurut Agama Islam.


Dalam Islam, orang yang sudah dewasa diharuskan mandi wajib dalam kondisi tertentu. 

Mandi wajib merupakan proses pembersihan fisik yang sifatnya wajib bagi seorang muslim. Tujuannya adalah untuk membersihkan tubuh dan mensucikan diri kembali dari hadas besar. Tata cara mandi wajib pun sudah ada kaidahnya sendiri, jadi harus dilakukan dengan benar.

Ketika akan shalat, muslim harus berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil. Sementara ketika junub, selesai haid, dan nifas, mereka harus mandi wajib sebelum melakukan ibadah. Melaksanakan mandi wajib bukan sekedar mandi biasa, namun memiliki tata cara dan amalan yang harus dilakukan.

Niat dan tata cara mandi wajib ini harus diketahui oleh seorang Muslim. Sebab saat ini, banyak sekali yang mulai lalai dengan tata cara mandi wajib yang benar.

1. Dasar hukum tentang mandi wajib
Karena tak ada manusia yang terbebas dari hadas besar, maka sudah sewajarnya jika kamu harus mengetahui tata cara mandi wajib yang benar.

Allah SWT berfirman,

"Dan jika kamu junub, maka mandilah." (QS. Al Maidah: 6).  Kemudian dalam surat lainnya Allah SWT juga menyuruh muslim mandi wajib jika dalam keadaan junub.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekadar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. An-Nisa': 43).

2.  Niat mandi wajib
Mandi wajib atau junub biasanya membersihkan diri seusai haid, nifas, dan bersyahwat. Berikut niat yang dibaca ketika akan mandi wajib setelah bersyahwat:

 "BISMILLAHIRAHMANIRAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF'IL HADATSIL AKBAR MINAL JANABATI FARDLON LILLAHI TA'ALA." Artinya:"Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta'ala."

Jika hadas besar pada perempuan disebabkan karena keluarnya darah dari organ intim setelah melahirkan atau nifas, maka niat mandi wajib yang harus dibaca adalah sebagai berikut:

"BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITU GHUSLA LIRAF'IL HADATSIL AKBAR MINAN NIFASI FARDLON LILLAHI TA'ALA."Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardlu karena Allah Ta'ala."

3. Tata cara mandi wajib yang benar
Pada dasarnya tata cara mandi wajib untuk perempuan yang baru selesai haid, nifas, atau lelaki yang baru bersyahwat sama saja. Pembeda di sini adalah niat yang dibaca sebelum bersuci. Berikut ini tata cara mandi wajib lengkap sesuai urutannya.


1. Bacalah niat mandi wajib atau mandi junub terlebih dahulu. Membaca doa niat di awal-awal hukumnya wajib. Doa niat inilah yang membedakan mandi wajib dan mandi biasa. Cara membaca doa niat mandi wajib ini bisa dalam hati atau bersuara.

2. Bersihkan telapak tangan sebanyak 3 kali, kemudian lanjutkan dengan membersihkan dubur dan alat kemaluan. Agar sesuai sunnah Rasulullah, mencuci tangan ini bisa dilakukan sampai 3 kali. Hal ini bertujuan agar tangan bersih dan terhindar dari najis.

3. Bersihkan kemaluan berikut kotoran yang menempel di sekitarnya dengan tangan kiri. Bagian tubuh yang biasanya kotor dan tersembunyi tersebut adalah bagian kemaluan, dubur, bawah ketiak, pusar dan lain–lain.

4. Setelah membersihkan kemaluan, cuci tangan dengan menggosok-gosoknya dengan tanah atau sabun. Setelah membersihkan bagian tubuh yang kotor dan tersembunyi, tangan perlu dicuci ulang. Caranya mengusap-usapkan tangan ke tanah/tembok kemudian dibilas air langsung atau dicuci dengan sabun baru dibilas.

5. Lakukan gerakan wudhu yang sempurna seperti ketika kita akan salat, dimulai dari membasuh tangan sampai membasuh kaki.

6. Masukkan tangan ke dalam air, kemudian sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan sampai menyentuh kulit kepala. Jika sudah, guyur kepala dengan air sebanyak 3 kali. Pastikan pangkal rambut juga terkena air.

7. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyurkan air. Dimulai dari sisi yang kanan, lalu lanjutkan dengan sisi tubuh kiri.

8. Saat menjalankan tata cara mandi wajib, pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi ikut dibersihkan.

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Inilah Perbedaan Tata Cara Mandi Wajib Bagi Laki-laki dan Perempuan.


Ketika akan shalat, muslim harus berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil. Sementara ketika junub, selesai haid, dan nifas, mereka harus mandi wajib sebelum melakukan ibadah. Melaksanakan mandi wajib bukan sekedar mandi biasa, namun memiliki tata cara dan amalan yang harus dilakukan.

Mandi wajib merupakan proses pembersihan fisik yang sifatnya wajib bagi seorang muslim. Tujuannya adalah untuk membersihkan tubuh dan mensucikan diri kembali dari hadas besar. 

Adapun tata cara mandi wajib berbeda dengan laki-laki dan perempuan. Berikut penjelasannya.

Perbedaan tata cara mandi wajib laki-laki dan perempuan
Adapun hadits dan beberapa anjuran yang berbeda mengenai tata cara mandi wajib untuk pria. Menurut HR At-Tirmidzi, menyela pangkal rambut hanya dikhususkan bagi laki-laki. Para wanita tidak perlu melakukan hal ini.

Untuk wanita, tata cara mandi wajib sebenarnya sama saja. Tetapi wanita tidak perlu menyela pangkal rambut. Bahkan tidak perlu membuka jalinan rambutnya. Hal ini sesuai dengan rujukan HR At-Tirmidzi.

Dalam riwayat tersebut, Ummu Salamah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu 3 kali guyuran.”

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Inilah 10 Jenis Solat yang Tidak Diterima Allah SWT.


Pada kesempatan ini, kami berbagi artikel tentang 10 Jenis Solat Yang Tidak Diterima Allah SWT.

Solat merupakan ibadah yang penting, istimewa dan unik. Solat dapat menghubungkan insan dengan penciptanya secara langsung. Solat juga merupakan ibadah yang pertama disyariatkan dan yang paling akhir ditinggalkan oleh manusia. Dari segi amalan ibadah solat dipenuhi dengan sebutan takbir, tahmid dan zikir.

Solat adalah merupakan ibadah yang ringan yang mampu dikerjakan oleh setiap orang. Ringan atau beratnya ibadah solat bergantung kepada keimanan seseorang itu. Semakin beriman seseorang itu semakin mudahlah ia dapat melakukannya.

Solat yang tidak diterima allah
Dalam cuaca sejuk umpamanya, amatlah sukar seseorang itu untuk bangun melakukan solat Subuh tetapi bagi mereka yang mempunyai keimanan yang mantap, mereka tidak akan meneruskan tidur seandainya belum menyempurnakan solat Subuh itu.

Ganjaran solat adalah amat besar sekali. Ibadah ini dapat membantu menyelamatkan manusia daripada azab akhirat.

Ibadah ini juga dapat menghilangkan kegelisahan, mendatangkan ketenteraman, ketenangan dan kebahagiaan. Dalam hadis dan pelbagai pendapat ulama menyebutkan bahawa solat dapat membantu memakbulkan doa seseorang.

Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud:

“Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barang siapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya.”(Tabyinul Mahaarim)

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahawa: “10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya:

1. Orang lelaki yang solat sendirian tanpa membaca sesuatu.

2. Orang lelaki yang mengerjakan solat tetapi tidak mengeluarkan zakat.

3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.

4. Orang lelaki yang melarikan diri dari medan perang.

5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mau meninggalkannya (Taubat).

6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.

7. Orang perempuan yang mengerjakan solat tanpa memakai tudung.

8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.

9. Orang-orang yang suka makan riba’.

10. Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.”

Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud:

“Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah.”

Hassan r.a berkata: “Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk.”
Solat itu tiang agama
Salah satu sifat kesempurnaan Allah SWT iaitu baik dan suka kepada sesuatu yang sempurna. Allah SWT tidak menerima suatu keyakinan, ucapan dan perbuatan kecuali yang sempurna dan baik. Ibadah solat merangkumi kepercayaan, ucapan dan perbuatan.

Solat yang terbaik adalah keyakinan yang benar, ucapan yang teratur dan perbuatan yang mencerminkan sikap dan perbuatan Rasulullah SAW.

Solat yang dikerjakan mengikut cara Rasulullah SAW akan memperoleh ketenangan, ketenteraman dan sekaligus dapat mendidik jiwa manusia kearah yang benar dan baik. 

Di samping itu, sembahyang dapat juga melahirkan sifat mahmudah dan menolak sifat mazmumah.

Demikian, semoaga bermanfaat.
Share:

Inilah Hikmah Diharamkannya Menikahi Saudara Sesusuan.


Pada kesempatan ini, kami berbagi artikel tentang Hikmah Diharamkannya Menikahi Saudara Sesusuan.

Tujuannya supaya kita tahu hukum dalam menjalani syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjelasannya.

Hikmah Diharamkannya Menikahi Saudara Sesusuan
Rasulullah bersabda, "Diharamkan dari saudara sesusuan segala sesuatu yang diharamkan dari nasab".HR. Bukhari dan Muslim

Sejumlah penelitian ilmiah baru-baru ini menemukan adanya gen dalam ASI orang yang menyusui, dimana ASI mengakibatkan terbentuknya organ-organ pelindung pada orang yang menyusu. Yang demikian apabila ia menyusu antara 3 sampai 5 susuan. Dan ini adalah susuan yang dibutuhkan untuk bisa membentuk organ-organ yang berfungsi melindungi tubuh manusia.

Maka, apabila ASI disusu maka ia akan menurunkan sifat-sifat khusus sebagaimana pemilik ASI tersebut. Oleh karena itu, ia akan memiliki kesamaan atau kemiripan dengan saudara atau saudari sesusuannya dalam hal sifat yang diturunkan dari ibu pemilik ASI tersebut.

Dan juga sudah ditemukan bahwa organ-organ yang berfungsi melindungi tubuh mungkin akan menyebabkan munculnya sifat-sifat yang diridhai oleh sesama saudara dalam kaitannya dengan pernikahan. Dari sini, kita mengetahui hikmah yang terkandung dari hadits di atas yang melarang kita dari menikahi saudara sesusuan yaitu mereka yang menyusu pada ibu lebih dari 5 kali susuan.

Sesungguhnya kekerabatan karena sesusuan ditetapkan dan dapat dipindahkan karena keturunan. Dan penyebab yang diturunkan dan gen yang dipindahkan. maksudnya adalah bahwa kekerabatan karena faktor sesusuan disebabkan karena adanya perpindahan gen dari ASI orang yang menyusui kepada orang yang menyusu tersebut, masuk, dan bersatu dengan jaringan gen orang yang menyusu tersebut, atau ASI tersebut memang mengandung lebih dari satu sel, dimana sel itu merupakan inti dari kehidupan manusia. Sel itu sering disebut dengan DNA.

Juga mungkin karena organ sel pada orang yang menyusu menerima sel yang asing, sebab sel itu tidak matur. Keadannya adalah keadaan percampuran dari berbagai sel, dimana perkembangannya tidak akan sempurna kecuali setelah melewati beberapa bulan atau beberapa tahun sejak kelahiran. Kalau penjelasan asal-mula penyebab adanya kekerabatan karena hal ini, maka hal ini memiliki konsekuensi yang sangat penting dan sangat menentukan.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( يحرم من الرضاع ما يحرم من النسب )) متفق عليه

Rasulullah bersabda, "Diharamkan dari saudara sesusuan segala sesuatu yang diharamkan dari nasab".( HR. Bukhari dan Muslim )

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Inilah Hikmah Larangan Bernafas Ketika Minum.


Pada kesempatan ini, kami berbagi artikel tentang Hikmah Larangan Bernafas Ketika Minum.

Tujuannya supaya kita tahu hukum dalam menjalani syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjelasannya.

Hikmah Larangan Bernafas Ketika Minum

(( عن ثمامة بن عبد الله، قال: كان أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه يتنفس في الإناء مرتين أو ثلاثة مرات، وزعم أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يتنفس ثلاثا )) صحيح البخاري، في الأشربة 5631

Dari Tsumamah bin Abdullah, "Dahulu Anas bin Malik radhiyallahu ta'alaa anhu pernah bernafas di dalam bejana dua kali atau tiga kali, dan dia mengira Nabi sallallahu alaihi wa sallam pernah melakukan hal itu (HR. Bukhari, No. 5631)

Dari Abu Qatadah dan bapaknya, Rasulullah bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian minum, maka janganlah ia bernafas di bejana (gelas), dan jika salah seorang dari kalian kencing maka janganlah ia memegang dzakar (kemaluannya) dengan tangan kanannya, jika membersihkan maka jangan membersihkan dengan tangan kanannya (HR. Bukhari 5630)

Sebagian ulama mengatakan, "Larangan bernafas di dalam bejana ketika minum sama seperti larangan ketika makan dan minum, sebab hal itu bisa menyebabkan keluarnya ludah sehingga bisa mempengaruhi kebersihan air minum tersebut. Dan keadaan ini apabila dia makan dan minum dengan orang lain. Adapun bila ia makan sendirian atau bersama keluarganya atau dengan orang yang tidak terganggu dengan caramu tersebut, maka hal itu tidak mengapa." 

Aku ( Imam Ibn Hajar Al-Asqalani) berkata, "Dan yang lebih bagus adalah memberlakukan larangan hadits Nabi tersebut, sebab larangan itu bukan untuk menghormati orang yang layak dihormati ataupun untuk mendapat penghargaan dari orang lain.... Berkata Imam Al-Qurthubi, "Makna larangan itu adalah agar bejana dan air tersebut tidak tercemar dengan air ludah atau pun bau yang tidak sedap". Fat-hul Bari, 10/94.

Demikianlah penjelasan para ulama kita. Para pakar kontemporer pun telah berusaha mengorek hikmah atas larangan tersebut. Mereka mengatakan, "Ini adalah petunjuk yang indah yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wa sallam dalam menyempurnakan akhlaq. 

Dan apabila makan atau minum kemudian terpercik ludah keluar dari mulut kita, maka hal itu merupakan kekurangnya sopan santun kita, dan sebab munculnya sikap meremehkan, atau penghinaan. Dan Rasulullah adalah adalah penghulunya seluruh orang-orang yang santun dan pemimpinnya seluruh para pendidik.

Bernafas adalah aktivitas menghirup dan mengeluarkan udara; menghirup udara yang bersih lagi penuh dengan oksigen ke dalam paru-paru sehingga tubuh bisa beraktivitas sebagaimana mestinya; dan menghembuskan nafas adalah udara keluar dari paru-paru yang penuh dengan gas karbon dan sedikit oksigen, serta sebagian sisa-sisa tubuh yang beterbangan di dalam tubuh dan keluar melalui kedua paru-paru dalam bentuk gas. 

Gas-gas ini dalam persentase yang besar ketika angin dihembuskan, padanya terdapat sejumlah penyakit, seperti pada toksin air kencing ... Maka udara yang dihembuskan mengandung sisa-sisa tubuh yang berbentuk gas dengan sedikit oksigen. Dari hal ini kita mengetahui hikmah yang agung dari larangan Rasulullah; yaitu agar kita tidak bernafas ketika makan atau minum; akan tetapi yang dibenarkan adalah minum sebentar lalu diputus dengan bernafas di luar bejana, lalu minum kembali.

Rasulullah memberikan wejangan tentang awal yang bagus dalam perintahnya tentang memutus minum dengan bernafas sebentar-sebentar. Sebagimana sudah kita ketahui, bahwa seorang yang minum 1 gelas dalam satu kali minuman akan memaksa dirinya untuk menutup/menahan nafasnya hingga ia selesai minum. Yang demikian karena jalur yang dilalui oleh air dan makanan dan jalan yang dilalui oleh udara akan saling bertabrakan, sehingga tidak mungkin seseorang akan bisa makan atau minum sambil bernafas secara bersama-sama. Sehingga tidak bisa tidak, ia harus memutus salah satu dari keduanya. 

Dan ketika seseorang menutup/menahan nafasnya dalam waktu lama, maka udara di dalam paru-paru akan terblokir, maka ia akan menekan kedua dinding paru-paru, maka membesar dan berkuranglah kelenturannya setahap demi setahap. 

Dan gejala ini tidak akan terlihat dalam waktu yang singkat. Akan tetapi apabila seseorang membiasakan diri melakukan ini (minum dengan menghabiskan air dalam satu kali tenggakan) maka ia akan banyak sekali meminum air, seperti unta, dimana paru-parunya selalu terbuka.... Maka paru-paru akan menyempitkan nafasnya manakala ia sedikit minum air, maka kedua bibirnya kelu dan kaku, dan demikian juga dengan kukunya. 

Kemudian, kedua paru-parunya menekan jantung sehingga mengalami dis-fungsi jantung (gagal jantung), kemudian membalik ke hati, maka hati menjadi membesar (membengkak), kemudian sekujur tubuh akan menggembur. Dan Demikianlah keadaannya, sebab kedua paru-paru yang terbuka merupakan penyakit yang berbahaya, sampai para dokter pun menganggapnya lebih berbahaya daripada kanker tenggorokan.

Dan Nabi Sallallahu alaihi wassallam tidak menginginkan seorangpun dari ummatnya sampai menderita penyakit ini. Oleh karena itu, beliau menasihati ummatnya agar meminum air seteguk demi seteguk (antara dua tegukan dijeda dengan nafas), dan meminum air 1 gelas dengan 3 kali tegukan, sebab hal ini lebih memuaskan rasa dahaga dan lebih menyehatkan tubuh (Lihat Al-Haqa'iq Al-Thabiyyah fii Al-Islam, secara ringkas)

Sumber: Al-Arba'in Al-Ilmiah, Abdul Hamid Mahmud Thahmaaz (8 Ramadhan 1424 H / 3 November 2003)
Share:

Inilah Pahala Menyimak dan Menjawab Adzan yang Jarang Orang Ketahui.


Pada kesempatan ini, kami berbagi artikel tentang Pahala Menyimak dan Menjawab Adzan.

Tujuannya supaya kita tahu hukum dalam menjalani syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjelasannya.

Pernah mendengar azan? Tentunya kita sering mendengar setiap sebelum sholat lima waktu dikerjakan.

Adzan memang secara umum diartikan sebagai masuknya waktu shalat wajib yang dijadikan acuan dalam kehidupan sehari hari untuk menjalankan ibadah, tetapi tentu segala sesuatu yang diciptakan Allah tidak hanya berhenti hingga disitu saja melainkan ada berbagai kebaikan di dalamnya. 

Baca lagi: Dendam Sejak SD, Remaja Bunuh Tetangga karena Pernah Perkosa Ibu Kandung.

Ada banyak sekali keutamaan amalan sederhana ini yaitu menjadi saksi kebaikan

Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah suara azan yang keras dari yang mengumandangkan azan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendegarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR. Bukhari 609).

Hadis ini menunjukkan keutamaan orang yang mengumandangkan adzan. Dan sekaligus mereka yang mendengar adzan dijadikan Allah sebagai saksi kebaikannya.

Berikut Penjelasan Pahala Menyimak dan Menjawab Adzan :

1. Mendapat Syafaat dari Nabi Muhammad
“Apabila kalian mendengar adzan maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin kemudian bershalawatlah kepadaku niscaya aku akan bershalawat untuknya sepuluh kali”. (HR Muslim). 

Penjelasan dari hadist tersebut ialah seseorang yang mendengar adzan dengan sungguh sungguh dan memahami makna indahya serta bershalawat setelahnya maka baginya akan mendapat syafaat Nabi Muhammad dan disebut namanya diantara para malaikat di surga sebagaiamana keutamaan Bilal bin Rabah yang merupakan pelantun adzan pertama kali di dunia islam.


2. Mendapat Kedudukan di Surga
“Merupakan sebuah kedudukan di surga dimana tidak pantas tempat tersebut dimiliki kecuali oleh seorang hamba Allah yang aku berharap untuknya maka ia pasti memperoleh banyak syafaat”. (HR Muslim : 847). 

Mendengar adzan tentu seseorang yang melakukannya karena ingin mengharap ketenangan hati dan petunjuk dari Allah, ia pun akan menerima balasan berupa kedudukan di seuga karena telah menjadikan waktu shalat sebagai prioritasnya dan melakukan berbagai amalan ketika mendengar adzan.


3. Terhindar dari Kesusahan di Hari Akhir
Dalam ayat tentang kematian dalam islam, di hari akhir nanti, orang orang yang terbiasa mendengarkan adzan akan terhindar dari kesusahan sebab ia mendapat kenikmatan berupa perlindungan dan syafaat dari Nabi Muhammad sebagai umatnya yang selalu setia mendengar panggilan Allah. 

“Barang siapa yang ketika mendengar adzan mengucapkan, Ya Allah wahai Rabbnya seruan yang sempurna ini dan shalat yang akan ditegakkan ini, berikanlah kepada Muhammad al-wasilah dan keutamaan dan bangkitkanlah beliau pada tempat yang dipuji yang telah Engkau janjikan kepadanya. Niscaya ia akan mendapat syafaatku di hari kiamat”. (HR Bukhari : 614).


4. Amalan yang Mulia
“Seandainya orang orang mengetahui pahala yang terkandung pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mungkin mendapatkannya kecuali dengan cara mengadakan undian atasnya, niscaya mereka akan melakukan undian”. (HR Muslim). 

Diantara kita yang barangkali belum mengetahui bahwa mendengarkan adzan akan mendapat pahala tinggi tentu ketika mengetahui pahala yang terkandung di dalamnya akan segera berebut untuk mendapatkannya. keutamaan istiqomah dalam islam juga berlaku dalam kebiasaan mendengar adzan.

Sebab itu sebagai umat muslim yang masih diberi kesempatan untuk beribadah wajib meluangkan waktu dan memperioritaskan waktu untuk menikmati indahnya suara adzan sebab banyak orang orang meninggal yang berada di alam kubur merasa menyesal selama hidupnya mereka tidak melakukan hal yang disukai oleh Allah dan RasulNya tersebut.


5. Menjadi Saksi Bagi Muadzin
“Tidaklah adzan didengar oleh jin, manusia, batu, dan pohon kecuali mereka akan bersaksi untuknya”. (HR Abu Ya’la). 

Muadzin memang orang yang mendapat banyak pahala karena telah memberitahukan waktu untuk beribadah kepada semua umat islam, bagi semua yang mendegarkan nantinya akan menjadi saksi bagi muadzin tersebut di hari akhir sehingga yang mendengarkan pun turut mendapat jalan kebaikan serta perlindungan.


6. Mendapat Ampunan Dosa
“Seluruh benda yang basah maupun yang kering yang mendengar adzannya memohonkan ampunan untuknya”. (HR Ahmad). 

Mendengarkan adzan sama seperti memohonkan ampunan untuk dosa muadzin yang mengumandangkan, hal itu nantinya yang akan kembali pada kita yang mendengarkan yakni mendapat doa dari malaikat agar dosa dosa kita diampuni sebagaimana telah diketahui bahwa berdoa yang baik maka doa baik tersebut akan kembali kepada yang berdoa.

7. Jauh dari Syetan
“Apabila adzan untuk shalat dikumandangkan, syetan melarikan diri terkentut kentut sampai tidak mendengar adzan”. (HR Bukhari). 

Dengan mendengarkan adzan akan jauh dari syetan karena orang tersebut fokus mendengarkan nama Allah dan Nabi Muhammad, syetan pun tak berani mengganggunya dan lari terbirit birit sehingga dalam setiap kehidupannya jauh dari godaan syetan yang terkutuk.


8. Mendapat Kesempatan Waktu Doa Mustajab
Setelah adzan ada waktu yang mustajab untuk berdoa dimana dalam waktu tersebut orang yang berdoa akan didengar dan dikabulkan Allah. 

Jika seseorang rutin mendengarkan adzan, tentu ia akan mengalami dan berada pada waktu mustajab tersebut sehingga ia pun selalu mendapat kesempatan untuk berdoa dan dikabulkan oleh Allah. Sungguh amalan yang sangat sayang untuk dilewatkan.


9. Disiplin dalam Beribadah
Mendengarkan adzan terkadang mejadi sesuatu yang remeh dan dianggap tidak terlalu penting oleh sebagian orang, padahal terdapat pahala besar bagi seseorang yang rutin melakukan suatu amalan walaupun amalan tersebut kecil, jika dilakukan terus menerus maka lama kelamaan akan menjadi amalan dengan pahala yang sangat mulia. 

Lihat juga: Mengharukan !!! Demi Biaya Anak Sekolah, Pria Cacat ini Rela Banting Tulang Setiap Hari.

Mendengar adzan akan selalu mengingatkan bahwa waktu shalat telah tiba sehingga secara langsung akan membuat orang tersebut rutin dan disiplin dalam beribadah.


10. Teladan yang mulia
Dengan mendengar adzan dan diketahui orang orang di sekitar, hal itu akan menjadi teladan yang baik dan menjadi teladan yang mulia.

Orang lain di sekitanya akan menyadari pula pentingnya mendengarkan adzan, sehingga ketika orang lain ikut melakukannya maka pahala juga mengalir kepada orang yang mencontohkan dan menjadi amalan yang tak pernah terhenti karena telah mengajarkan teladan kebaikan.


11. Diingat Oleh Allah
Orang yang rutin mendengar adzan artinya selalu mengingat Allah dalam keadaan dan waktu apapun, hal yang sama akan ia dapatkan, yakni akan selalu diingat Allah dalam suka dan duka, sehingga dalam kondisi apapun ia akan jauh dari marabahaya dan selalu diingat oleh Allah, baginya pertolongan sangat luas serta jauh dari kesempitan hidup maupun kesempitan di akherat.


12. Memperdalam Ilmu Agama
Mendengar adzan sama saja seperti memperdalam ilmu agama sebab akan belajar apa maknanya, apa saja sunnah yang terkandung di dalamnya, serta apa saja keutamaan dan pahala yang didapatnya. 

Ia akan  mendapat ilmu mengenai hal tersebut yang tentunya sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari hari baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang orang di sekitarnya.


13. Mendapat Jalan yang Lurus
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa orang yang mendegar adzan secara langsung akam memiliki kebiasaan yang disiplin dalam menjalankan ibadah shalat sehingga dengan kondisi tersebut ia akan mendapat jalan yang lurus dari Allah karena ketaatannya dan istiqomahnya dalam beribadah.

14. Jauh dari Kedustaan Duniawi
Adzan yang berisi pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad akan selalu mengingatkan manusia kepada kehidupan di akherat sehingga ia akan mengingat kehidupan yang kekal tersebut, tidak hanya mengingat duniawi serta segala isinya yang penuh dengan godaan. 

Ketika dalam kondisi yang menjadi potensi untuknya melakukan khiaf atau dosa dan segera mendengarkan adzan yang berkumandang, syetan syetan yang menggodanya bergegas lari darinya sehigga hatinya kembali bersih dan ia jauh dari kedustaan duniawi.


15. Memberikan Rasa Tenang
Jelas dari hal ini bahwa mendengar adzan memang sudah dipahami oleh semua orang akan mendatangkan ketenangan hati sebab dengan mmendengar adzan disitu akan segera tersadar bahwa Allah itu ada dan kehidupan dunia yang sedang ditempati ini hanyalah sementara.

Baca juga: Isi Raport ARD Saat Sakit, Seorang Guru Meninggal di Sekolah.

Dalam kondisi apapun baik kondisi susah atau sedih akan segera mengingat bahwa kesedihan di dunia hanyalah sementara dan nantinya ada kebahagiaan abadi di akherat yang kekal.




Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Hal-hal yang Dilakukan Ketika Bersin dan Menguap Menurut Islam.


Bersin dan Menguap merupakan hal yang sering kita lakukan setiap hari. Tetapi, tahukah kita bahwa hal tersebut telah diatur dalam Islam. Berikut penjelasannya, semoga bermanfaat.
Kajian Islam: Hal yang Dilakukan Ketika Bersin dan Menguap. 

Rasulullah bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( إن الله يحب العطاس ويكره التثاؤب، فإذا عطس فحمد الله فحق على كل مسلم سمعه أن يشمته، وأما التثاؤب فإنما هو من الشيطان فليرده ما استطاع، فإذا قال: ها، ضحك منه الشيطان )) صحيح البخاري في الأدب 6223

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta'alaa anhu, Rasulullah bersabda, "Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian bersin maka pujilah Allah, maka setiap orang yang mendengar pujian itu untuk menjawabnya; adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah itu sekuat tenagamu. Dan apabil seseorang menguap dan terdengar bunyi: Aaaa, maka syaitan pun tertawa karenanya". Shahih Bukhari, 6223.

Imam Ibn Hajar berkata, "Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. 


Baca: Hikmah Puasa Tarwiyah dan Arafah 9 Dzulhijjah.

Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat untuk beraktivitas, hal ini karena banyaknya makan . Bersin bisa menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas (Fath-hul Baari: 10/6077)

Nabi menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut.
Rasulullah bersabda:
(( إذا عطس أحدكم فليقل الحمد لله، وليقل له أخوه أو صاحبه: يرحمك الله، فإذا قال له يرحمك الله فليقل: يهديكم الله ويصلح بالكم )) صحيح البخاري في الأدب: 6224
Apabila salah seorang diantara kalian bersin, maka ucapkanlah Al-Hamdulillah, dan hendaklah orang yang mendengarnya menjawab dengan Yarhamukallahu, dan bila dijawab demikian, maka balaslah dengan ucapan Yahdikumullahu wa Yushlihubaalakum (HR. Bukhari, 6224)

Dan para dokter di zaman sekarang mengatakan, "Menguap adalah gejala yang menunjukkan bahwa otak dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi; dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. 

Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Dan menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut, dan bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam !!! Karena mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. 

Maka, apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. 

Oleh karena itu, datang petunjuk nabawi yang mulia agar kita melawan "menguap" ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan kiri.

Bersin adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti debu, haba' (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. 

Oleh karena itu, secara tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan sebab ia mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang hendaklah memuji Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin, dan agar meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika sedang menguap (Lihat Al-Haqa'iq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155) ( alsofwah.or.id - 13 Ramadhan 1424/071103 )

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‎

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ العُطَاسَ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ، فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ، فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ، وَأَمَّا ‏التَّثَاؤُبُ: فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ

‎”Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Jika ada di antara kalian yang bersin lalu ‎mengucap hamdalah, maka setiap Muslim yang mendengarnya wajib menjawabnya. Sedangkan menguap ‎sesungguhnya berasal dari setan, maka tahanlah semampunya. Dan bila ia mengatakan ‘haaahh’, maka setan ‎akan tertawa.” (HR. Bukhari No. 6223).  ‎

Mengapa Allah menyukai bersin dan membenci menguap? Al-Khatthabi mengatakan, sifat suka dan ‎benci terpulang kepada sebabnya. Bersin disebabkan oleh kondisi tubuh yang enteng, terbukanya ‎pori-pori, dan perut yang tidak kenyang. Sebaliknya, menguap terjadi karena kondisi tubuh yang ‎berat akibat konsumsi makanan yang berlebihan dan beraneka ragam. Kondisi yang pertama ‎menjadikan pelakunya bersemangat dalam ibadah, sedangkan kondisi yang kedua sebaliknya.‎

Adapun menurut kedokteran modern, menguap terjadi karena otak dan tubuh memerlukan oksigen ‎dan nutrisi. Hal ini dipicu menurunnya kinerja sistem pernapasan dalam menyuplai oksigen ke otak ‎dan tubuh. Sama halnya dengan orang yang mengantuk, pingsan, dan sekarat.‎

Menguap adalah tarikan napas yang dalam melalui rongga mulut. Sedangkan mulut sendiri tidak ‎diciptakan sebagai alat pernapasan alami. Hal ini karena mulut tidak dilengkapi dengan sistem ‎penyaring udara sebagaimana pada hidung. Jika mulut terbuka lebar saat menguap, masuklah ‎berbagai mikroba, debu, dan polutan bersama udara yang terhirup. Jadi, pantaslah bila menguap ‎dinisbatkkan kepada setan, karena ia membawa madharat bagi manusia.‎

Sebab itulah, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menahannya sebisa mungkin. ‎Atau menutup mulut dengan tangan saat menguap. (HR. Tirmidzi dengan derajat hasan sahih)‎

Sedangkan bersin adalah kebalikan dari menguap. Serangannya yang bersifat kuat dan mendadak, ‎menghembuskan udara bertekanan tinggi dari paru-paru melalui hidung dan mulut. Hembusan tadi ‎ikut menyeret mikroba, debu, dan polutan yang sempat masuk ke sistem pernapasan. Manfaat lain ‎dari bersin ialah sebagai refreshing. Kejutan yang dirasakan saat bersin akan menyegarkan urat-urat ‎syaraf dan memulihkan konsentrasi. Sebab itulah, pantas sekali jika bersin dinisbatkan kepada Allah, ‎karena ia mengandung manfaat bagi badan.‎

Berangkat dari sini, kita diperintahkan untuk bersyukur dengan mengucap hamdalah setelah bersin. ‎Dan bagi yang mendengar ucapan tersebut hendaklah menjawabnya dengan kata yarhamukallaah ‎‎(semoga Allah merahmatimu). Lalu yang bersin membalasnya dengan ucapan yahdiikumullaah wa ‎yushlihu baalakum (semoga Allah memberimu hidayah dan memperbaiki keadaanmu). Demikian ‎menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam sahihnya.‎

Hikmah di Balik Doa Bagi yang Bersin

Dalam kitabnya yang terkenal, Miftaah Daaris Sa’aadah, Ibnul Qayyim mengatakan, orang-orang ‎jahiliyah, biasanya jika mendengar bersin dari orang yang mereka sukai, mereka mengatakan, umran ‎wa syabaaban! (semoga panjang umur dan awet muda). Namun bila yang bersin adalah orang yang ‎mereka benci, mereka mengatakan waryan wa quhaaban! (semoga batuk dan sakit hati). 

Bila mereka ‎mendengar bersin yang dianggap membawa sial, mereka mengatakan bika, laa bii. Inni as-alullaaha an ‎yaj’ala syu’ma ‘uthaasika bika, laa bii (semoga mengenaimu dan tidak mengenaiku. Aku berharap ‎kepada Allah agar kesialan bersinmu mengenaimu dan tidak mengenaiku).‎

Menurut Ibnul Qayyim, orang jahiliyah menganggap bahwa makin keras bersin yang terdengar, ‎makin besar pula kesialan yang dibawanya. Dikisahkan, seorang raja sedang asyik mengobrol dengan ‎teman bicaranya. Tiba-tiba teman bicara raja bersin dengan keras sekali sehingga membuat raja ‎ketakutan. Raja pun murka kepadanya.‎

Namun temannya berkata, “Demi Allah, ini bukanlah kesengajaan, namun memang seperti itulah ‎bersinku.”‎

‎”Demi Allah, jika engkau tidak bisa mendatangkan saksi bagimu, maka kau akan kubunuh!” kata ‎Sang Raja.‎

‎”Baiklah, izinkan aku keluar menemui orang-orang. Semoga ada di antara mereka yang bersaksi ‎untukku.”‎

Maka Raja menyuruhnya keluar dengan pengawalan sejumlah pasukan. Ia berjumpa dengan ‎seseorang dan langsung bertanya, “Wahai tuanku, kuminta engkau dengan nama Allah. Bila engkau ‎pernah mendengarku bersin, bersaksilah di hadapan Raja.”‎

‎”Baiklah, aku akan bersaksi untukmu,” jawab orang itu. Ia pun berangkat bersamanya dan berkata di ‎hadapan Raja, “Wahai Raja, aku bersaksi bahwa pada suatu hari orang ini pernah bersin hingga gigi ‎gerahamnya lepas satu!”‎

Sang Raja berkata kepada teman bicaranya, “Baiklah kalau begitu. Kembalilah ke majelismu dan ‎lanjutkan pembicaraanmu.”‎

Ibnul Qayyim lantas mengatakan, “Nah, ketika Islam datang, Allah membatalkan semua tradisi ‎jahiliyah yang sesat tadi melalui sunah Nabi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas melarang ‎umatnya untuk beranggapan sial dan mengaitkan kemujuran atau kesialan dengan bersin. 

Beliau ‎mengajarkan agar doa jelek bagi orang yang bersin diganti dengan doa agar mendapat rahmat. Beliau ‎juga mengajarkan agar yang bersin mendoakan orang yang mendengar bersinnya supaya mendapat ‎hidayah dan keadaan yang baik. Yaitu dengan mengatakan yahdiikumullaahu wa yush-lihu baalakum.‎

Hikmahnya, yang mendengar bersin meninggalkan tradisi jahiliyah dan mengamalkan sunah Nabi ‎dengan mengatakan yarhamukallaah. Ia pantas didoakan agar tetap istiqomah dan mendapat hidayah ‎serta diperbaiki keadaannya. Ini merupakan doa agar Allah memperbaiki seluruh keadaannya. Baik di ‎dunia maupun di akhirat. Jadi, doa yang terakhir ini merupakan rasa syukur terhadap saudaranya se-‎Islam yang telah mendoakan rahmat baginya.‎

Jadi, sangat tepat bila yang bersin kembali mendoakan saudaranya agar Allah memperbaiki ‎keadaannya,” lanjut Ibnul Qayyim.‎

Bagaimana Jika Lupa Membaca “Hamdalah”‎

Menurut Ibnul Qayyim, tidak perlu diingatkan, sebab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak ‎mengingatkan orang yang bersin di samping beliau, lalu tidak membaca hamdalah. Sedangkan ‎menurut Imam Nawawi, perlu diingatkan. Sebab termasuk tolong-menolong dalam kebajikan.‎

Adapun Imam Ahmad bin Hambal memiliki cara unik dalam hal ini. Dikisahkan oleh Al-Marudzi, ‎ada seseorang yang bersin di samping Imam Ahmad, namun tidak mengucap hamdalah. Imam Ahmad ‎tetap menunggunya agar mengucap hamdalah supaya beliau bisa menjawabnya. Ketika orang itu ‎hendak bangkit, beliau bertanya, “Apa yang kau ucapankan bila dirimu bersin?”‎

‎”Alhamdulillah,” jawab orang itu.‎

Imam Ahmad pun menukas, “Yarhamukallaah.”‎

Bagaimana Bila Ia Bersin Berulang Kali?‎

Jika yang bersangkutan telah bersin berkali-kali, dan ia selalu mengatakan alhamdulillah, maka yang ‎mendengar wajib menjawab yarhamukallah sebanyak tiga kali. Adapun bila ia bersin lagi, maka ‎cukuplah dijawab anta mazkuum (engkau sedang flu), sebagaimana dalam hadis sahih riwayat ‎Tirmidzi. 


Baca lagi: Tata Cara Lengkap Penyembelihan Hewan Qurban.

Imam Tirmidzi lantas menjelaskan, sebagian perawi hadis ini mengatakan bahwa ungkapan ‎anta mazkuum diucapkan saat mendengar bersin yang ketiga, dan sebagian lainnya menempatkannya ‎pada bersin yang keempat. Intinya, yang menjadi ukuran ialah berapa kali ia mengucap hamdalah, dan ‎bukan berapa kali ia bersin. 


Demikian menurut Imam Ahmad sebagaimana yang dinukil oleh ‎Syaikhul Islam.‎
Share:

Hari/Tanggal

ALIH BAHASA

Daftar Isi