Selamat datang para bloger khatib, semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT untuk menyampaikan tausiah atau nasehat kepada saudara seiman.
Bagi para khatib yang membutuhkan konsep khutbah terbaru, singkat dan lugas maka di blog ini kami menyediakan koleksi khutbah tahunan sesuai dengan situasi dan kondisi di masyarakat. Salah satunya yaitu “5 kiat dalam menyambut tahun baru 2020 ala Islam”.
Hadirin, jamaah sholat juma’at rahimakumullah
Pada kesempatan yang barokah ini, marilah kita bersyukur dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT yang menjadikan malam dan siang silih berganti sebagai ‘ibrah (pelajaran) bagi kita dengan cara melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada suri tauladan kita, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, hamba-Nya yang paling bersyukur, dan utusan-Nya yang mengajarkan bagaimana bersyukur dengan sebaik-baiknya kepada umatnya. Semoga kita mendapat syafaat beliau nanti.
Hadirin, jamaah sholat juma’at rahimakumullah
Saat ini kita berada di minggu ke 3 bulan desember 2019. Itu artinya tinggal 11 hari lagi kita akan memasuki tahun baru 2020 Masehi. Oleh karena itu, pada kesempatan khutbah kali ini, khatib akan mengambil tema yaitu “5 kiat dalam menyambut tahun baru 2020 masehi ala Islam”
Hadirin, jamaah sholat juma’at rahimakumullah
Pergantian tahun 2019 ke tahun baru 2020 masehi tinggal menyisakan 11 hari lagi. Pergantian tahun baru ini merupakan sebuah momen yang dinantikan oleh masyarakat di seluruh dunia tepatnya tanggal 1 januari. Perayaan tersebut rutin disambut dengan berbagai acara dan kemeriahan seperti pesta kembang api, meniup terompet dan lain sebagainya.
Sebagai ummat Islam, perlu kita ketahui bersama bahwa perayaan malam tahun baru 1 januari merupakan pesta warisan dari masa lalu yang dirayakan oleh orang-orang Romawi. Mereka mempersembahkan hari tersebut untuk seorang dewa yang bernama Janus yang memiliki dua wajah, satu wajah menatap ke depan dan satunya lagi menatap ke belakang, sebagai filosofi masa depan dan masa lalu.
Hadirin, jamaah sholat juma’at rahimakumullah
Fakta ini menyimpulkan bahwa perayaan tahun baru sama sekali tidak berasal dari budaya kaum muslimin tetapi dari kaum non muslim. Oleh karena itu, umat islam tidak boleh ikut-ikutan merayakan perayaan tersebut. Turut merayakan tahun baru statusnya sama dengan merayakan hari raya orang kafir. Dan ini hukumnya dilarang atau haram. Hal ini sesuai hadist yang berbunyi :
“Siapa saja yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.” (Hadis shahih riwayat Abu Daud)
Untuk itu, turut bergembira dengan perayaan orang kafir, meskipun hanya bermain-main, tanpa mengikuti ritual keagamaannya, itu termasuk perbuatan yang telarang karena termasuk turut mensukseskan acara mereka.
Hadirin, jamaah sholat juma’at rahimakumullah
Oleh karena itu, dalam menyambut tahun baru 2020 masehi yang akan datang, kita sebagai seorang mukmin hendaknya melakukan beberapa kiat;
1. Tafakkur dan Tazakkur
Tafakkur disini dibagi dua; Pertama, Tafakkur hisabi binafsi atau evaluasi diri. Tafakkur ini maknanya memikirkan dan menghitung amalan yang sudah kita kerjakan di tahun yang telah silam. Apakah semua perintah Allah SWT sudah kita laksanakan atau tidak mulai dari sholat, zakat dan lain sebagainya, apakah semua amal yang kita kerjakan sesuai dengan syariat Islam atau tidak, dan lain sebagainya.
Kedua yaitu tafakkur isti’daad (persiapan). Tafakkur ini maknanya mempersiapkan diri menuju perubahan dalam ketaatan, sembari memohon pertolongan kepada Allah SWT agar bisa mempersembahkan ibadah yang khusuk dan terdorong mengamalkan prinsip hidup sesuai dalam Al Qur’an sehingga segala bentuk ibadah selalu berlipat ganda. Sebagai mana yang tertera dalam QS. Alfatihah ayat 5;
“Hanya kepada-Mulah, kami beribadah dan hanya kepada-Mulah kami menyembah”.
Hadirin, jamaah sholat juma’at rahimakumullah
Secara keseluruhan, yang harus dievaluasi adalah ketakwaan. Bagaimana cara mengevaluasi tingkat ketakwaan? Evaluasi ketakwaan bisa dilihat dari tiga aspek, yaitu iman, Islam, dan ihsan.
Pertama, tinggi rendahnya keimanan dapat dilihat dari sisi tauhid, seperti memastikan tidak adanya perbuatan syirik, suuzan, atau kemusyrikan yang dilakukan pada tahun sebelumnya.
Kedua, evaluasi tentang Islam. Islam intinya adalah rukun Islam, seperti tentang shalat yang dikerjakan selama ini sudah tertib atau belum? Jika sudah tertib, istiqamah berjamaah atau tidak? Lalu, bisakah memaknai dan mengaplikasikan shalat itu bagi kehidupan?
Ketiga, evaluasi tentang ihsan, yaitu akhlak, baik akhlak pribadi, sosial, maupun akhlak di ruang umum. Akhlak pribadi dilihat dari kebiasaan seseorang, apakah sudah sesuai ajaran Islam atau belum.
Sedangkan tadzakkur maknanya mengingat akan dosa-dosa yang suda kita perbuat, mulai dari yang berhubungan dengan sesama manusia (hablun minannas) dan hubungan kepada Allah (hablun minalla) dengan tujuan untuk menyadarkan kita untuk memperbanyak istigfar dan memohon ampun kepadaNya atas segala dosa yang pernah kita kerjakan baik sengaja atau tidak.
Hadirin, jamaah sholat juma’at rahimakumullah
2. Menggunakan waktu dan umur dalam perkara yang diridhoi Allah SWT seperti zikiran dan do’a bersama diberbagai tempat seperti di Masjid, Mushalla, Madrasah atau tempat lainya.
3. Membudayakan saling memaafkan dan minta maaf antar sesama.
Dalam QS. Al-A’raf : 199, Allah SWT mengingatkan kita;
“Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”(QS. Al-A’raf : 199).
4. Menyusun rencana sesuai dengan syariat Islam
5. Menyiapkan jiwa dan mental yang ikhlas dan bersih
Hadirin, jamaah sholat juma’at rahimakumullah
Demikianlah khutbah singkat yang bisa saya sampaikan. Sebagai bahan kesimpulan, mari kita jadikan pergantian tahun baru 2020 yang akan datang sebagai bahan evaluasi perjalanan hidup dari belakang menuju perjalanan hidup ke depan dengan cara selalu bertafakkur dan bertadzakkur, menggunakan waktu dan umur dalam perkara yang diridhoi Allah SWT, membudayakan saling memaafkan dan minta maaf antar sesama, menyusun rencana sesuai dengan syariat Islam dan menyiapkan jiwa dan mental yang ikhlas dan bersih.
Akhirnya mari kita berdo’a kepada Allah SWT semoga kita senantiasa dalam bimbingan, lindungan dan memperoleh ridha, rahmat, dan ampuan-Nya sehingga kita bisa menjadi hamba-hambaNya yang bertaqwa.. Aaamiiin.