Situs Kampung KB dan Pendidikan Indonesia

Selamat datang di situs Kampung KB "Tumbuh Jaya" Desa Tumbuh Mulia Kecamatan Suralaga Lombok Timur NTB. Situs ini berisi 8 pokja Kampung KB seperti Pokja Pendidikan, Keagamaan, Sosial dan Budaya, Ekonomi, Kesehatan Refreduksi, Lingkungan, Perlindungan dan Kasih Sayang. Selain itu juga, berisi tentang administrasi pendidikan seperti Ruang Guru, Materi K13, Aplikasi K13, Program Kerja, Soal Ujian, Artikel Islam, Hiburan dan Katagori yang meliputi pertanian, peternakan dan perikanan. Semoga situs ini bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat menuju Indonesia sejahtera.
  • Arsip Kampung KB Tumbuh Jaya

    Photo Bersama Pengurus Kampung KB Tumbuh Jaya

  • Lomba Kampung BK

    Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

  • Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

Daftar Pustaka Pembina Inklusi Tingkat SD/MI Tahun Pelajaran 2019/2020.


Pada kesempatan ini, kami berbagi tentang Daftar Pustaka Pembina Inklusi Tingkat MTs/SMP Tahun Pelajaran 2019/2020.

DAFTAR PUSTAKA
  • BNSP,  2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanJenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta : BNSP.
  • Daryanto, H.M. 2006. Administerasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
  • Heruizzudin. 2010. Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah. Tersedia : Heruizzudin.blogspot.com. [13 April 2010].
  • Mulyasa, E. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
  • Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
  • Purwanto, M. Ngalim. 2000. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.
  • Sudrajat, Akhmad. 2010. Konsep Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling. Tersedia : akhmadsudrajat.wordpress.com. [3 Februari 2010]
  • Wakhinuddin. 2009. Evaluasi Program dan Lembaga, Evaluasi Hasil Belajar. Tersedia : wakhinuddin.wordpress.com. [14 Juli 2009].
  • ___________. 2006. Undang-undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Permendiknas No. 11 tahun 2005 tentang Buku Pelajaran, PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Bandung : Citra Umbara.

Berminat? 
Bagi Bapak/Ibu guru yang berminat Program Kerja Pembina Inklusi tersebut, silahkan menghubungi admin via:
  1. WhatsAp (WA) : 081997666360, atau klik Format Pemesanan
  2. Lihat syarat dan ketentuannya disini.
Share:

Program Kerja Pembina Inklusi Tingkat SD/MI Tahun Pelajaran 2019/2020.


Pada kesempatan ini, kami berbagi tentang Program Kerja Pembina Inklusi Tingkat SD/MI Tahun Pelajaran 2019/2020.

A. Latar Belakang

Program sekolah merupakan suatu pedoman, petunjuk arah, dan penggerak yang menentukan semua aktivitas yang ada di sekolah. Bermutu atau tidaknya suatu kegiatan sekolah sangat tergantung pada program yang dibuat. Apabila program sekolahnya baik maka kegiatan-kegiatan sekolahnya pun akan baik, dan begitu pula sebaliknya apabila program sekolahnya tidak bermutu maka sudah barang tentu kegiatan-kegiatan sekolahnya tidak akan bermutu pula. 

Berkaitan dengan program sekolah ini sangat berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan. Perlu diketahui bahwa semua kegiatan yang dilakukan  di sekolah yang merupakan realisasi dari program sekolah yang telah dibuat, semua itu harus bermuara pada satu titik yakni tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.

Berdasarkan pada uraian di atas tampak jelas bahwa program sekolah sangat penting dalam dunia persekolahan. Oleh karena itulah, mengingat pentingnya program sekolah, maka untuk menjaga mutu dan pengembangannya ke arah yang lebih baik, program sekolah ini harus selalu dievaluasi secara berkelanjutan. Sehingga dengan dilakukannya evaluasi yang kontinyu, dari waktu ke waktu program sekolah akan semakin bermutu. 

Dari hasil evaluasi inilah, dapat dilakukan perbaikan-perbaikan, pengembangan, dan peningkatan program sekolah sehingga akan semakin sempurna sesuai dengan tuntutan dan harapan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. 

Dikemukakan oleh Akhmad Sudrajat (3 Februari 2010, Tersedia: akhmadsudrajat.wordpress.com) bahwa evaluasi program di sekolah dapat berfungsi untuk dijadikan sebagai feed back dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan program, serta dapat memberikan informasi tentang perkembangan dan ketercapaian program untuk selanjutnya digunakan untuk meningkatkan mutu program berikutnya.

Sesuai dengan uraian-uraian di atas itulah pada kesempatan ini dilakukan evaluasi terhadap program kerja sekolah yang telah dibuat di SD/MI........ pada tahun pelajaran 2019/2020.


B. Sasaran

Sasaran dalam pelaksanaan program ini adalah tertuju pada semua program kerja tahunan Sekolah Inklusif SD/MI....................... yang mencakup beberapa  bidang program yaitu : bidang kurikulum, kesiswaan, ketenagaan, sarana - prasarana, humas dan keuangan. 

Untuk lebih jelasnya, berikut gambaran Program Kerja Pembina Inklusi Tingkat SD/MI Tahun Pelajaran 2019/2020 sesuai dengan daftar isinya.



Berminat? 

Bagi Bapak/Ibu guru yang berminat Program Kerja Pembina Inklusi Tingkat SD/MI Tahun Pelajaran 2019/2020, silahkan menghubungi admin via:
  1. WhatsAp (WA) : 081997666360, atau klik Format Pemesanan
  2. Lihat syarat dan ketentuannya disini.
Share:

Program Kerja Pembina Inklusi Tingkat MTs/SMP Tahun Pelajaran 2019/2020.


Pada kesempatan ini, kami berbagi tentang Program Kerja Pembina Inklusi Tingkat MTs/SMP Tahun Pelajaran 2019/2020.

A. Latar Belakang

Program sekolah merupakan suatu pedoman, petunjuk arah, dan penggerak yang menentukan semua aktivitas yang ada di sekolah. Bermutu atau tidaknya suatu kegiatan sekolah sangat tergantung pada program yang dibuat. Apabila program sekolahnya baik maka kegiatan-kegiatan sekolahnya pun akan baik, dan begitu pula sebaliknya apabila program sekolahnya tidak bermutu maka sudah barang tentu kegiatan-kegiatan sekolahnya tidak akan bermutu pula. 

Berkaitan dengan program sekolah ini sangat berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan. Perlu diketahui bahwa semua kegiatan yang dilakukan  di sekolah yang merupakan realisasi dari program sekolah yang telah dibuat, semua itu harus bermuara pada satu titik yakni tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.

Berdasarkan pada uraian di atas tampak jelas bahwa program sekolah sangat penting dalam dunia persekolahan. Oleh karena itulah, mengingat pentingnya program sekolah, maka untuk menjaga mutu dan pengembangannya ke arah yang lebih baik, program sekolah ini harus selalu dievaluasi secara berkelanjutan. Sehingga dengan dilakukannya evaluasi yang kontinyu, dari waktu ke waktu program sekolah akan semakin bermutu. 

Dari hasil evaluasi inilah, dapat dilakukan perbaikan-perbaikan, pengembangan, dan peningkatan program sekolah sehingga akan semakin sempurna sesuai dengan tuntutan dan harapan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. 

Dikemukakan oleh Akhmad Sudrajat (3 Februari 2010, Tersedia: akhmadsudrajat.wordpress.com) bahwa evaluasi program di sekolah dapat berfungsi untuk dijadikan sebagai feed back dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan program, serta dapat memberikan informasi tentang perkembangan dan ketercapaian program untuk selanjutnya digunakan untuk meningkatkan mutu program berikutnya.

Sesuai dengan uraian-uraian di atas itulah pada kesempatan ini dilakukan evaluasi terhadap program kerja sekolah yang telah dibuat di MTs/SMP........ pada tahun pelajaran 2019/2020.


B. Sasaran

Sasaran dalam pelaksanaan program ini adalah tertuju pada semua program kerja tahunan Sekolah Inklusif MTs/SMP....................... yang mencakup beberapa  bidang program yaitu : bidang kurikulum, kesiswaan, ketenagaan, sarana - prasarana, humas dan keuangan. 

Untuk lebih jelasnya, berikut gambaran Program Kerja  Pembina Inklusi Tingkat MTs/SMP Tahun Pelajaran 2019 / 2020 sesuai dengan daftar isinya.


Berminat? 

Bagi Bapak/Ibu guru yang berminat Program Kerja Pembina Inklusi Tingkat MTs/SMP Tahun Pelajaran 2019/2020, silahkan menghubungi admin via:
  1. WhatsAp (WA) : 081997666360, atau klik Format Pemesanan
  2. Lihat syarat dan ketentuannya disini.
Share:

Program Kerja Pembina Inklusi Tingkat MA/SMK Tahun Pelajaran 2019/2020.


Pada kesempatan ini, kami berbagi tentang Program Kerja Pembina Inklusi Tingkat MA/SMK Tahun Pelajaran 2019/2020.

A. Latar Belakang

Program sekolah merupakan suatu pedoman, petunjuk arah, dan penggerak yang menentukan semua aktivitas yang ada di sekolah. Bermutu atau tidaknya suatu kegiatan sekolah sangat tergantung pada program yang dibuat. Apabila program sekolahnya baik maka kegiatan-kegiatan sekolahnya pun akan baik, dan begitu pula sebaliknya apabila program sekolahnya tidak bermutu maka sudah barang tentu kegiatan-kegiatan sekolahnya tidak akan bermutu pula. 

Berkaitan dengan program sekolah ini sangat berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan. Perlu diketahui bahwa semua kegiatan yang dilakukan  di sekolah yang merupakan realisasi dari program sekolah yang telah dibuat, semua itu harus bermuara pada satu titik yakni tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.

Berdasarkan pada uraian di atas tampak jelas bahwa program sekolah sangat penting dalam dunia persekolahan. Oleh karena itulah, mengingat pentingnya program sekolah, maka untuk menjaga mutu dan pengembangannya ke arah yang lebih baik, program sekolah ini harus selalu dievaluasi secara berkelanjutan. Sehingga dengan dilakukannya evaluasi yang kontinyu, dari waktu ke waktu program sekolah akan semakin bermutu. 

Dari hasil evaluasi inilah, dapat dilakukan perbaikan-perbaikan, pengembangan, dan peningkatan program sekolah sehingga akan semakin sempurna sesuai dengan tuntutan dan harapan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. 

Dikemukakan oleh Akhmad Sudrajat (3 Februari 2010, Tersedia: akhmadsudrajat.wordpress.com) bahwa evaluasi program di sekolah dapat berfungsi untuk dijadikan sebagai feed back dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan program, serta dapat memberikan informasi tentang perkembangan dan ketercapaian program untuk selanjutnya digunakan untuk meningkatkan mutu program berikutnya.

Sesuai dengan uraian-uraian di atas itulah pada kesempatan ini dilakukan evaluasi terhadap program kerja sekolah yang telah dibuat di MA/SMK........ pada tahun pelajaran 2019/2020.


B. Sasaran

Sasaran dalam pelaksanaan program ini adalah tertuju pada semua program kerja tahunan Sekolah Inklusif MA/SMK....................... yang mencakup beberapa  bidang program yaitu : bidang kurikulum, kesiswaan, ketenagaan, sarana - prasarana, humas dan keuangan. 


Untuk lebih jelasnya, berikut gambaran Program Kerja  Pembina Inklusi Tingkat MA/SMK Tahun Pelajaran 2019/2020 sesuai dengan daftar isinya.



Berminat? 

Bagi Bapak/Ibu guru yang berminat Program Kerja Pembina Inklusi Tingkat MA/SMK Tahun Pelajaran 2019/2020, silahkan menghubungi admin via:
  1. WhatsAp (WA) : 081997666360, atau klik Format Pemesanan
  2. Lihat syarat dan ketentuannya disini.
Share:

Sumber Inovasi Dalam Pengembangan Madrasah.


Pada kesempatan ini, kami berbagi tentang Sumber Inovasi Dalam Pengembangan Madrasah.

Kepala Madrasah sebagai pemimpin tertinggi Madrasah harus menjadi pelopor inovasi. Karena itu kepala Madrasah harus memperluas wawasan dan pengetahuan serta belajar dari pengalaman-pengalaman. Di bawah ini dijelaskan sumber inovasi:

1. Penelitian dan pengembangan
Inovasi dapat dihasilkan melalui penelitian dan pengembangan (research and development) dan penelian tindakan(action research). 

Penelitian dan pengembangan dan atau penelitian tindakan ini merupakan suatu inovasi yang sistematis menggunakan metode-metode ilmiah. Saat ini kepala Madrasah dan guru didorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dan penelitian tindakan Madrasah (PTS).

2.  Keberhasilan/kegagalan
Keberhasilan/kegagalan, baik dari Madrasah sendiri maupun dari sisi Madrasah lain dapat dijadikan sumber ide bagi sebuah inovasi. Keberhasilan Madrasah dalam meraih prestasi baik ditingkat lokal, regional, nasional, dan internasional dapat menginspirasi untuk membuat inovasi-inovasi pengembangan Madrasah. 

Misalnya, Madrasah berhasil meraih juara 1 Madrasah adiwiyata, untuk tetap bisa mempertahankan maka Madrasah perlu inovasi sehingga lingkungan Madrasah dapat lebih baik. 

Demikian juga kegagalan Madrasah dalam meraih prestasi. Kegagalan dapat menjadi sumber inspirasi inovasi ketika mampu menemukan penyebab kegagalan kemudian mencari strategi baru untuk mencoba kembali, bekerja keras dan pantang menyerah sampai berhasil. Misalnya nilai UN turun atau tidak baik, kepala Madrasah beserta guru bisa berinovasi membuat model dan metode pembelajaran yang lebih efektif.

3. Kebutuhan, keinginan, dan kemampuan masyarakat
Inovasi dapat bersumber dari memperhatikan kebutuhan, keinginan dan masyarakat. Misalnya, orang tua siswa menginginkan anaknya tidak sekedar pandai dalam bidang akademik, namun juga ingin pandai bidang lain maka Madrasah dapat mengembangkan program kegiatan selain akademik. 

Program pengembangan Madrasah juga harus disesuaikan dengan kemampuan orang tua siswa. Semakin tinggi kemampuan orang tua siswa semakin tinggi tuntutannya kepada Madrasah, hal ini mengharuskan Madrasah untuk berinovasi.

4. Persaingan
Persaingan adalah sumber inovasi yang sangat besar. Persaingan antar Madrasah akan mendorong sebuah Madrasah untuk melakukan inovasi. Sebagai contoh, sekarang ini jumlah Madrasah semakin banyak baik swasta ataupun negeri. 

Untuk menarik animo masyarakat Madrasah harus melakukan pengembangan-pengembangan yang inovatif. Berbagai program bisa dikembangkan, sehingga Madrasah mampu menjadi Madrasah unggulan dan favorit.

Selain itu Madrasah harus mampu menyiapkan siswa yang siap bersaing di pasar global. Persaingan global/bebas menuntut sumber daya manusia yang cerdas, trampil, dan berakhlak mulia.

5. Demografi
Perubahan demografi dapat merupakan sumber inovasi untuk menyesuaikan produk- produk yang ada atau membuat produksi yang sama sekali baru. Perubahan demografi meliputi: usia, jenis kelamin, jumlah keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendapatan, kedudukan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.

6. Perubahan selera
Konsumen dalam hal ini orang tua siswa dan siswa dapat diasumsikan mudah tertarik dengan sesuatu yang baru atau berbeda dari apa yang biasa dilihatnya sehari-hari. 

Konsumen mempunyai keinginan untuk tampil beda dengan yang lainnya, sesuai dengan selera masing-masing. Madrasah harus cermat memperhatikan selera para konsumen dan perubahannya, untuk segera melakukan inovasi bagi produknya.

7. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru
Munculnya ilmu pengetahuan dan teknologi baru untuk memudahkan memproduksi suatu barang atau jasa dapat merupakan sumber inovasi. 

Contoh: dengan adanya komputer maka produksi dalam industri percetakan dan grafika mengalami revolusi. Percetakan dapat menampilkan gambar seperti foto dengan lebih mudah dan cepat. Revolusi ini mengakibatkan perubahan dalam perwajahan kemasan (packaging) suatu barang.

Share:

Pengertian Inovasi dan Kreativitas Dalam Pengembangan Madrasah.


Pada kesempatan ini, kami berbagi tentang Pengertian Inovasi dan Kreativitas Dalam Pengembangan Madrasah.

Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia berkualitas yang mampu bersaing dan memiliki budi pekerti yang luhur. dan moral yang baik. Penyelenggaraan pendidikan akan berhadapan dengan permasalahan yang kompleks, oleh sebab itu faktor yang sangat erat kaitannya. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan dan ketidakberhasilan pendidikan. 

Oleh karena itu, pendidikan akan senantiasa berubah bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Oleh sebab itu perlu diadakan inovasi pendidikan.

Madrasah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan. Madrasah akan terus melakukan inovasi untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Tanpa inovasi Madrasah tidak akan dapat meraih prestasi yang maksimal. Hal ini karena tuntutan masyarakat semakin tinggi dan persaingan semakin ketat.

Masyarakat dalam hal ini orang tua siswa akan mencari Madrasah yang bisa memenuhi harapannya. Madrasah berprestasi dan unggul adalah madrasah yang secara berkelanjutan melakukan inovasi.

A. Pengertian Inovasi Madrasah

Inovasi adalah salah satu karakter ciri jiwa kewirausahaan. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No 18 tahun 2002). 

Menurut Kotler (1996) inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama ada, tetapi dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat atau merasakannya. 

Berkaitan dengan dunia pendidikan khususnya Madrasah, inovasi diartikan sebagai suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi warga Madrasah dan stake holder serta masyarakat baik berupa hasil invensi maupun diskoveri untuk mencapai tujuan Madrasah atau memecahkan masalah Madrasah. 

Madrasah dapat melakukan inovasi dalam semua aspek seperti kurikulum, proses belajar mengajar, manajemen, kelembagaan, sarana dan prasarana, guru, siswa, pembiayaan, media pembelajaran, unit produksi Madrasah, dan lain-lain.

B. Prinsip-prinsip Inovasi

Drucker (1985) mengatakan bahwa dalam melakukan inovasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Hal yang harus dilakukan
a. Menganalisis peluang
b. Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang
c. Sederhana dan terarah
d. Dimulai dari yang kecil
e. Kepemimpinan

2. Hal yang tidak harus dilakukan
a. Mencoba untuk menjadi yang pandai
b. Mencoba mengerjakan sesuatu yang banyak
c. Mencoba inovasi untuk masa yang akan datang

3. Kondisi
a. Memerlukan ilmu pengetahuan
b. Membangun keunggulannya sendiri
c. Inovasi adalah efek dari ekonomi dan masyarakat

Share:

Pengertian Kewirausahaan dan Manfaatnya Lengkap Pembahasannya.


Pada kesempatan ini, kami berbagi tentang Pengertian Kewirausahaan dan Manfaatnya Lengkap Pembahasannya.

A. Pengertian Kewirausahaan

Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008, hal. 10) mendefinisikan “Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi”.

Yusuf (2006) menyatakan bahwa “Wirausaha merupakan pengambil risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif, sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan” (Nasrullah Yusuf, 2006).

Kata kunci dari kewirausahaan adalah:
1. Pengambilan risiko
2. Menjalankan usaha sendiri
2. Memanfaatkan berbagai peluang
3. Menciptakan usaha baru
4. Pendekatan yang inovatif
5. Mandiri (misalnya tidak bergantung pada bantuan pemerintah)


B. Pengusaha, wirausaha, dan penemu

Pengusaha tidak selalu wirausahawan. Sebagai contoh, Pengusaha yang memperoleh fasilitas-fasilitas istimewa baik dalam memenangkan tender maupun kemudahan dalam perizinan karena memiliki saham di suatu perusahaan dan memiliki koneksi tertentu dengan pejabat pemerintah, bukanlah wirausahawan. 

Orang seperti itu tidak lebih dari sekadar pengusaha/pedagang. Pengusaha air minum dalam kemasan dengan merk Aqua, Bapak Tirto Utomo. Dia adalah seorang wirausahawan karena melakukan terobosan baru dalam usaha air minum kemasan yang pada saat itu dikuasai oleh minuman bersoda dan beralkohol. 

Pada awal berdirinya perusahaan Aqua, banyak orang mempertanyakan mengapa air tawar diperjualbelikan padahal biasanya di Indonesia air minum dapat diperoleh secara cuma-cuma. Tetapi, usaha beliau ternyata berhasil dan bahkan kini diikuti oleh banyak perusahaan lain.

Wirausaha berbeda dengan penemu (inventor), yaitu orang yang menemukan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia. Misalnya, Thomas Alpha Edison menemukan listrik, dan Einstein yang menemukan atom. 

Mereka tidak dapat disebut wirausahawan jika penemuannya tersebut tidak ditransformasikan oleh mereka sendiri ke dalam dunia usaha. Wirausahawan adalah orang yang memanfaatkan penemuan tersebut ke dalam dunia usaha.


C. Wirausahawan dan Manajer

Wirausahawan berbeda dengan manajer. Meski demikian, tugas dan perannya dapat saling melengkapi. Seorang wirausahawan yang membuka suatu perusahaan harus menggunakan keahlian manajerial (managerial skills) untuk mengimplementasikan misi dalam rangka mencapai visinya. Di lain pihak, seorang manajer harus menggunakan keahlian dari wirausahawan (entrepreneurial skill) untuk mengelola perubahan dan inovasi.

Menurut Kao (1989), secara umum, posisi wirausahawan adalah menempatkan dirinya pada risiko atas guncangan-guncangan dari perusahaan yang dibangunnya (venture). Wirausahawan memiliki risiko atas finansialnya sendiri atau finansial orang lain yang dipercayakan kepadanya saat memulai suatu. Ia juga berisiko atas keteledoran dan kegagalan usahanya. 

Sebaliknya, manajer lebih termotivasi oleh tujuan yang dibebankan dan kompensasi (gaji dan manfaat lainnya) yang akan diterimanya. Seorang manajer tidak toleran terhadap sesuatu yang tidak pasti dan membingungkan, dan kurang berorientasi terhadap risiko dibandingkan dengan wirausahawan. Manajer lebih memilih gaji dan posisi yang relatif aman dalam bekerja.

Wirausahawan memiliki keahlian intuisi dalam mempertimbangkan suatu kemungkinan atau kelayakan dan perasaan dalam mengajukan sesuatu kepada orang lain. Sementara itu, manajer memiliki keahlian yang rasional dan orientasi yang terperinci (rational and detailed-oriented skills).


D. Wirausahawan dilahirkan, dibentuk, atau dipengaruhi lingkungan

Ada perdebatan yang sangat klasik mengenai apakah wirausahawan itu “dilahirkan” (born) yang menyebabkan seseorang mempunyai bakat lahiriah untuk menjadi wirausahawan ataukah dibentuk atau dicetak (made). 

Sebagian pakar berpendapat bahwa wirausahawan itu dilahirkan, sebagian lagi berpendapat bahwa wirausahawan dapat dibentuk, dengan berbagai contoh dan argumentasinya. Misalnya, Si X tidak mengenyam pendidikan tinggi tetapi kini dia menjadi pengusaha besar nasional. Di lain pihak, kini banyak pemimpin/pemilik perusahaan yang berpendidikan tinggi tetapi reputasinya belum melebihi Si X.

Pendapat lain menyatakan bahwa, wirausahawan dapat dibentuk melalui pendidikan atau pelatihan kewirausahaan. Contohnya, setelah Perang Dunia II, beberapa veteran perang di Amerika belajar berwirausaha. Mereka belajar melalui pendidikan atau pelatihan, baik secara singkat maupun berjenjang. 

Dengan modal pengetahuan dan fasilitas lainnya, mereka berwirausaha. Samuel Whalton pendiri Walmart yang kini menjadi retailer (pengusaha eceran) terbesar dunia adalah veteran yang memulai usahanya pada usia 47 tahun. Ross Perot pendiri Texas Instrument yang pernah mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika dari partai independen, juga adalah seorang veteran yang berhasil dibentuk menjadi wirausahawan.

Ada juga pendapat bahwa seseorang menjadi wirausahawan karena lingkungan. Misalnya, banyak orang WNI keturunan menjadi wirausahawan yang sukses karena mereka hidup di lingkungan para wirausahawan atau pelaku usaha. Pendapat yang sangat moderat adalah tidak mempertentangkan antara apakah wirausahawan itu dilahirkan, dibentuk atau karena pengaruh lingkungan. 

Pendapat tersebut menyatakan bahwa untuk menjadi wirausahawan tidak cukup hanya karena bakat (dilahirkan) atau hanya karena dibentuk. Wirausahawan yang akan berhasil adalah wirausahawan yang memiliki bakat dan selanjutnya dibentuk melalui pendidikan atau pelatihan, dan hidup di lingkungan yang berhubungan dengan dunia usaha.

Seseorang meskipun berbakat sebagai wirausaha tetapi tidak dibentuk melalui pendidikan/pelatihan, tidak akan mudah untuk menjadi wirausaha pada masa kini. Dunia usaha pada era sekarang menghadapi berbagai permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan era sebelumnya. 

Sebaliknya, orang yang bakatnya belum terlihat atau mungkin masih terpendam, jika ia memiliki minat dengan motivasi yang kuat, akan lebih mudah untuk dibentuk menjadi wirausahawan. 

Bagi yang ingin mempelajari kewirausahan, hendaknya jangan mencemaskan soal berbakat atau tidak. Yang penting adalah minat dan motivasi yang kuat untuk belajar berwirausaha.


E. Manfaat mempelajari kewirausahaan

Mempelajari pengetahuan dan praktik kewirausahaan membawa sejumlah manfaat yang akan memberikan kita pilihan karier untuk menjadi:
1. Wirausahawan (entrepreneurs)
2. Wiramanajer (intrapreneurs)
3. Wirakaryawan (innopreneurs)
4. Ultramanajer (ultrapreneur)
5. Pendidik/pemikir

Jika wirausahawan adalah orang yang menjalankan usahanya sendiri, maka wiramanajer adalah orang yang memiliki kemampuan sebagai wirausahawan tetapi tidak menjalankan usaha sendiri melainkan menjalankan usaha atau memimpin usaha orang lain. 

Wiramanajer adalah manajer yang mengimplementasikan ide-ide wirausahawan menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi organisasi/perusahaan (Pinchott III, 1985). Tanri Abeng yang pernah menjadi Manajer Bakri Group dan PT Multi Bintang adalah contoh seorang wiramanajer yang berhasil.

Wirakaryawan adalah para karyawan yang memiliki kemampuan sebagai wirausahawan, tetapi karena sebab-sebab tertentu mereka memilih untuk bekerja di suatu perusahaan/organisasi. Mereka adalah karyawan dari segala lapisan manajemen yang dapat mengimplementasikan ide-ide yang inovatif di dalam struktur perusahaan yang ada (Lynn dan Lynn, 1992).

Ultramanajer adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membuka bidang usaha baru di berbagai tempat dengan pendekatan yang inovatif.

Pendidik/pemikir. Belajar kewirausahaan dapat pula dimanfaatkan untuk menjadi pendidik atau pemikir dalam kewirausahaan. Mereka adalah orang-orang yang mempelajari kewirausahaan tetapi bukan bermaksud untuk menjadi pelaku yang berhubungan dengan kewirausahaan, melainkan untuk kepentingan pendidikan atau menganalisis sesuatu yang membutuhkan pengetahuan tentang kewirausahaan. 
Share:

Hari/Tanggal

ALIH BAHASA

Daftar Isi