Situs Kampung KB dan Pendidikan Indonesia

Selamat datang di situs Kampung KB "Tumbuh Jaya" Desa Tumbuh Mulia Kecamatan Suralaga Lombok Timur NTB. Situs ini berisi 8 pokja Kampung KB seperti Pokja Pendidikan, Keagamaan, Sosial dan Budaya, Ekonomi, Kesehatan Refreduksi, Lingkungan, Perlindungan dan Kasih Sayang. Selain itu juga, berisi tentang administrasi pendidikan seperti Ruang Guru, Materi K13, Aplikasi K13, Program Kerja, Soal Ujian, Artikel Islam, Hiburan dan Katagori yang meliputi pertanian, peternakan dan perikanan. Semoga situs ini bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat menuju Indonesia sejahtera.
  • Arsip Kampung KB Tumbuh Jaya

    Photo Bersama Pengurus Kampung KB Tumbuh Jaya

  • Lomba Kampung BK

    Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

  • Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

Kisah Inspiratif_Keikhlasan seorang kakek berbuah manis.


Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini, kami berbagi Cerita Inspiratif sebagai hiburan dan pelajaran disela-sela istirahat kita yaitu Keikhlasan seorang kakek berbuah manis.

Cerita ini tentang seorang kakek yang sederhana, hidup sebagai orang kampung  yang bersahaja. Suatu sore, ia mendapati pohon pepaya di depan rumahnya telah berbuah. Walaupun hanya dua buah namun telah menguning dan siap dipanen. Ia berencana memetik buah itu di keesokan hari. Namun, tatkala pagi tiba, ia mendapati satu buah pepayanya hilang dicuri orang.

Kakek itu begitu bersedih, hingga istrinya merasa heran. “masak hanya karena sebuah pepaya saja engkau demikian murung” ujar sang istri.

“bukan itu yang aku sedihkan” jawab sang kakek, “aku kepikiran, betapa sulitnya orang itu mengambil pepaya kita. Ia harus sembunyi-sembunyi di tengah malam agar tidak ketahuan orang. Belum lagi mesti memanjatnya dengan susah payah untuk bisa memetiknya..”

“dari itu Bune” lanjut sang kakek, “saya akan pinjam tangga dan saya taruh di bawah pohon pepaya kita, mudah-mudahan ia datang kembali malam ini dan tidak akan kesulitan lagi mengambil yang satunya”.

Namun saat pagi kembali hadir, ia mendapati pepaya yang tinggal sebuah itu tetap ada beserta tangganya tanpa bergeser sedikitpun. Ia mencoba bersabar, dan berharap pencuri itu akan muncul lagi di malam ini. Namun di pagi berikutnya, tetap saja buah pepaya itu masih di tempatnya.

Di sore harinya, sang kakek kedatangan seorang tamu yang menenteng duah buah pepaya besar di tangannya. Ia belum pernah mengenal si tamu tersebut. Singkat cerita, setelah berbincang lama, saat hendak pamitan tamu itu dengan amat menyesal mengaku bahwa ialah yang telah mencuri pepayanya.

“Sebenarnya” kata sang tamu, “di malam berikutnya saya ingin mencuri buah pepaya yang tersisa. Namun saat saya menemukan ada tangga di sana, saya tersadarkan dan sejak itu saya bertekad untuk tidak mencuri lagi. Untuk itu, saya kembalikan pepaya Anda dan untuk menebus kesalahan saya, saya hadiahkan pepaya yang baru saya beli di pasar untuk Anda”.

Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas, adalah tentang keikhlasan, kesabaran, kebajikan dan cara pandang positif terhadap kehidupan.

Mampukah kita tetap bersikap positif saat kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan ikhlas mencari sisi baiknya serta melupakan sakitnya suatu “musibah”?

"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta."

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Kisah Inspiratif_Sang Imam dan Pedagang Kain Sutra


Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini, kami berbagi Cerita Inspiratif sebagai hiburan dan pelajaran disela-sela istirahat kita yaitu Sang Imam dan Pedagang Kain Sutra.

Pada zaman dahulu, ada ulama besar yang bernama Nu'man bin Tsabit bin Zuta  bin Mahan at-Taymi atau lebih dikenal dengan sebutan Abu Hanifah suatu hari kedatangan seorang perempuan yang membawa pakaian sutra di tangannya. Perempuan ini berniat menjual kain mewah tersebut kepadanya.

"Berapa harganya," tanya Imam Abu Hanifah.

"Seratus dirham."

"Tidak. Nilai barang ini lebih dari seratus dirham."

Keruan saja si perempuan heran. Lazimnya pembeli selalu menawar barang dagangan dengan harga lebih murah. Tapi yang dilakukan ulama besar itu aneh.

Perempuan itu pun melipatgandaan harganya menjadi empat ratus dirham.

"Bagaimana bila barang itu lebih mahal lagi?"

"Anda bercanda?" Tanya perempuan tersebut tercengang.

"Datangkanlah seseorang untuk menaksir harganya!"

Ya. Perempuan itu akhirnya menghadirkan seorang laki-laki. Kata si laki-laki, "Pakaian sutra ini seharga lima ratus dirham."

Imam Abu Hanifah lantas membayarnya kontan dengan harga lima ratus dirham.

Ia paham, perempuan tersebut menjual sutra itu karena sedang sangat membutuhkan uang.

Kisah di atas tertuang dalam kitab Mausû’atul Akhlâq waz Zuhdi war Raqâiq (juz i) karya Yasir ‘Abdur Rahman dalam sub-bab ar-Rahmah bil Muhtâjîn (berkasih sayang kepada orang-orang yang membutuhkan).

Apa yang dilakukan Imam Abu Hanifah adalah di luar logika umum tentang untung-rugi dalam sudut pandang materi.

Beliau memberi contoh bahwa membeli sesuatu tak harus selalu berpikir bahwa kita mesti mendapat barang sebagus-bagusnya dengan harga semurah-murahnya.

Apalagi bila si pembeli tahu, penjual barang adalah orang yang membutuhkan pertolongan. Artinya, membeli juga bisa berarti membantu.

Teladan ini barangkali relevan dengan keadaan kita sekarang, di tengah gemarnya orang berbelanja di minimarket milik segelintir pemodal besar, ketimbang warung tetangga yang menjadi sumber nafkah dan pendidikan anak-anaknya.

Atau bersikerasnya orang menawar harga sayuran di pedagang kecil yang bernilai ribuan namun di kesempatan lain menghabiskan ratusan ribu di restoran tanpa tawar-menawar atau merasa dirugikan.

Pelajaran yang kita petik dari kisah tersebut adalah mari saling membantu dalam segala hal.

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Kisah Inspiratif_Kaos Kaki Bolong pun Tidak Bisa Dibawa Mati.


Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini, kami berbagi Cerita Inspiratif sebagai hiburan dan pelajaran disela-sela istirahat kita yaitu Kaos Kaki Bolong pun Tidak Bisa Dibawa Mati.

Seorang ayah yg terkenal dan kaya raya  sedang sakit parah. Menjelang ajal menjemput, dikumpulkanlah anak-anaknya.

Beliau berwasiat:
"Anak-anakku, jika Ayah sudah dipanggil Allah Yang Maha Kuasa, ada permintaan Ayah kepada kalian"

"Tolong dipakaikan kaos kaki kesayangan Ayah walaupun kaos kaki itu sudah bolong, Ayah ingin memakai barang kesayangan yg penuh kenangan semasa merintis usaha di perusahaan Ayah dan minta tolong kenangan kaos kaki itu dikenakan bila Ayah dikubur nanti."

Akhirnya sang ayah wafat. 

Ketika mengurus jenazah dan saat akan dikafani, anak-anaknya minta ke ustadz agar almarhum diperkenankan memakai kaos kaki yang bolong itu sesuai wasiat ayahnya.

Akan tetapi sang ustadz menolaknya. 

"Maaf secara syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang diperbolehkan dikenakan kepada mayat."

Maka terjadilah perdebatan antara anak-anak yang ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak ustadz yang melarangnya

Karena tidak ada titik temu, dipanggilah penasihat sekaligus Notaris keluarga tersebut.

Sang notaris menyampaikan Surat Wasiat, ayo kita baca bersama sama siapa tahu ada petunjuk".

Maka dibukalah Surat Wasiat almarhum untuk anak-anaknya yang dititipkan dititipkan kepada Notaris tersebut.

Ini bunyinya:

"Anak-anakku, pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaos kaki bolong kepada jenazah ayah".

"Lihatlah anak-anakku, padahal harta ayah sangat banyak, uang, beberapa mobil, tanah, kebun dan sawah, rumah mewah, tetapi tidak ada artinya ketika ayah sudah meninggal dunia".

"Bahkan kaos kaki bolong saja tidak boleh dibawa mati. Begitu tidak berartinya harta dunia, kecuali iman dan amal kebaikan kita".

"Anak-anakku inilah yang ingin ayah sampaikan agar kalian tidak tertipu dengan dunia yang hanya sementara".

"Pada akhirnya teman sejati kita hanyalah Iman dan Amal  Shalih, Salam sayang dari ayah yang ingin kalian menjadikan dunia sebagai jalan menuju Ridho Allah SWT".

Setelah mendengar surat wasiat itu, semua anaknya menangis dan sadar bahwa hanya iman dan amal shalih saja yang dibawa nanti.

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Kisah Inspiratif_Cukupkah amalanku untuk mengantarkanku ke surga?


Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini, kami berbagi Cerita Inspiratif sebagai hiburan dan pelajaran disela-sela istirahat kita yaitu Cukupkah amalanku untuk mengantarkanku ke surga?

Suatu hari, ada orang tua mampir ke sebuah gubuk kecil untuk buang air kecil. Dia bertemu dengan penjaganya, maka terjadilah percakapan yang membuat merinding.

Pemuda : "Bapak harus bayar 2000 untuk masuk ke toilet, ya pak"

Orang Tua : (menitikkan air mata)

Pemuda : "Eh Bapak, tidak usah menangis. Kalau bapak tidak punya uang, nanti biar saya yang bayarin. Silahkan Bapak tinggal masuk saja".

Orang Tua : "Aku menangis bukan karena tidak mempunyai uang nak. Malah aku punya banyak uang. Jangankan hanya untuk membayar harga masuk, toilet inipun mampu aku beli jika aku mau".

Pemuda: "Jadi, kalau begitu, mengapa bapak menangis ?.."

Orang Tua : "Aku menangis karena tempat sebusuk dan sehina inipun punya harga yang perlu dibayar untuk masuk. Apalagi surga yang begitu harum dan indah, berapa pula bayaran yang harus ku bayar.

Cukupkah amalanku untuk membayar semuanya ke surga?

Pemuda : (ikut menangis)

#Ingatlah bahwa, bukan amalan yang memasukkan seseorang ke surga tetapi hanya Rahmat Allah semata.

Demikian, semoga bermanfaat untuk evaluasi diri agar semangat untuk ibadah kepadaNya.
Share:

Kisah Inspiratif_Inilah sosok seorang istri yang selalu menutupi kekurangan suami.


Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini, kami berbagi Cerita Inspiratif sebagai hiburan dan pelajaran disela-sela istirahat kita yaitu Inilah sosok seorang istri yang selalu menutupi kekurangan suami.

Ada sebuah kisah, ketika seorang suami menangis kepada sahabatnya. Sahabatnya itu pun bertanya, "Kenapa kau menangis tersedu-sedu seperti ini?" 

Sang suami menjawab, "Istriku sedang sakit demam" Sahabatnya bertanya lagi, 

"Sebegitu cintanyakah kau?Sehingga istri sakit demam saja sampai menangis sangat dalam seperti ini? 

Sang suami menjawab, "Kau tahu siapa istriku?". 

Lalu sang suami menceritakan pada sahabatnya, Aku ini miskin, tidak punya pekerjaan tetap dan setiap hari keluargaku hanya makan dngn kacang, itu pun jika aku pulang. Jika aku tak pulang karena belum mendapat apa "untuk dimakan paling istriku hanya minum air atau berpuasa.

Suatu hari keluarga mertuaku mengundang kami untuk berkunjung ke rumahnya, kebetulan istriku berasal dari keluarga kaya. Saat aku duduk berkumpul bersama mertuaku dan keluarga yang lain di meja makan dengan hidangan yang mewah, aku tidak menemukan istriku. 


Lalu aku bertanya kepada ibu mertuaku,"Dimanakah dia ibu?". 

Ibu mertuaku menjawab, "Istrimu sedang di dapur, dia mencari kacang. Katanya dia sudah bosan dngn hidangan lauk dan daging, sehingga dia sangat ingin makan kacang"

Ketika mendengar itu ayah mertuaku langsung memelukku sambil berkata, "Terima kasih menantuku kau telah mencukupi nafkah anakku dengan baik, sampai "dia bosan makan daging dan malah ingin mencoba makan kacang." Saat itu dadaku tersesak, menahan tangis.

Lalu saat pulang ke rumah kami aku tak bisa lagi menahan tangis, sambil ku peluk erat istriku.


"Betapa engkau sangat menjaga kehormatanku di hadapan orang lain wahai istriku walau pun itu orang tuamu sendiri, sedangkan aku tahu setiap hari kau hidup kekurangan disini, bahkan sampai tidak makan sama sekali."

Istriku hanya menjawab, "Aku berkewajiban menjaga kehormatanmu, Karena istri adalah pakaian suami dan suami adalah pakaian istri. Karena itu istri adalah kehormatan suaminya, begitu juga pun sebaliknya suami adalah kehormatan bagi isterinya".

Allahuakbar !!!

Kesimpulan:
1. Jika suatu saat kalian berkunjung ke rumah mertua atau orang lain, jangan terlalu doyan atau senang terhadap makanan mewah yang disajikan sebab mereka akan mengira bahwa kalian tidak pernah hidup mewah di rumah suami.

2. Tutupilah kekurangan pasangan (suami-istri) dimana saja kalian berada.

Demikian, semoga bermanfaat bagi pasutri demi terciptanya rumah tangga yang samawa.
Share:

Kisah Inspiratif_Ular dan Gergaji.


Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini, kami berbagi Cerita Inspiratif sebagai hiburan dan pelajaran disela-sela istirahat kita yaitu Ular dan Gergaji.
KISAH ULAR DAN GERGAJI
Pada suatu hari, ada seekor ular memasuki gudang tempat kerja seorang tukang kayu di malam hari. Kebiasaan si tukang kayu adalah membiarkan sebagian peralatan kerjanya berserakan dan tidak merapikannya.

Ketika seekor ular itu masuk ke gudang tukang kayu, secara kebetulan ia merayap diatas gergaji, tajamnya gergaji menyebabkan perut ular terluka. Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya,ular itu pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.

Serangan yang bertubi-tubi menyebabkan luka parah di bagian mulutnya, marah dan putus asa ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya. Ular pun lalu membelit kuat gergaji itu, belitan yang menyebabkan tubuhnya terluka parah akhirnya ular itu mati binasa. 

Di pagi hari si tukang kayu menemukan bangkai ular tersebut di sebelah gergaji kesayangannya.

Sahabat...

Kadangkala di saat marah, kita ingin melukai orang lain. Setelah semua berlalu, kita baru menyadari bahwa yang terluka sebenarnya adalah diri kita sendiri. Banyak perkataan yang terucap dan tindakan yang dilakukan saat amarah menguasai, sebanyak itu pula kita melukai diri kita sendiri.

Ketahuilah dendam benci, curiga, pikiran negatif apapun itu, sebenarnya bagaikan ular yang membelit gergaji, telah ribuan kali muncul dalam pikiran kita yang menusuk dan membakar hati kita sendiri.

Latihlah setiap saat untuk mengampuni, memaafkan dengan tulus, mampu dgn cepat melepaskan dan membuang sampah pengotor hati dan pikiran kita sendiri.

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Kisah Inspiratif_Ahli Ibadah Yang Rugi Karena Pamer.


Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini, kami berbagi Cerita Inspiratif sebagai hiburan dan pelajaran disela-sela istirahat kita yaitu Ahli Ibadah Yang Rugi Karena Pamer.

Ada seorang ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yang kuat sekali tahajudnya. Hampir bertahun-tahun dia tidak pernah absen melakukan sholat tahajud.

Pada suatu ketika saat hendak mengambil wudhu untuk tahajud, Abu dikagetkan oleh keberadaan sesosok makhluk yang duduk di bibir sumurnya. Abu bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah Engkau?” Sambil tersenyum, sosok itu berkata; “Aku Malaikat utusan Allah”.

Abu Bin Hasyim kaget sekaligus bangga karena kedatangan tamu malaikat mulia. Dia lalu bertanya, “Apa yang sedang kamu lakukan di sini?” Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah.” Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu lalu bertanya; “Wahai Malaikat, buku apakah yang kau bawa?”

Malaikat menjawab; “Ini adalah kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah.”

Mendengar jawaban Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dalam hati namanya ada di situ. Maka ditanyalah Malaikat itu. “Wahai Malaikat, adakah namaku di situ ?” Abu berasumsi bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amalan ibadahnya yang tidak kenal putusnya. Selalu mengerjakan shalat tahajud setiap malam, berdo’a dan bermunajat pd Allâh SWT di sepertiga malam. “Baiklah, aku buka,” kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan, ternyata Malaikat itu tidak menemukn nama Abu di dalamnya. Tidak percaya, Abu bin Hasyim meminta Malaikat mencarinya sekali lagi. “Betul … namamu tidak ada di dalam buku ini!” kata Malaikat.



Abu bin Hasyim pun gemetar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat. Dia menangis se-jadi-jadinya. “Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud dan bermunajat … tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pecinta Allah,” ratapnya. Melihat itu, Malaikat berkata, “Wahai Abu bin Hasyim! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain tidur … mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi tanganku dilarang Allâh menulis namamu.”

“Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya?” tanya Abu bin Hasyim.

“Engkau memang bermunajat kepada Allâh, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga kemana-mana dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di kanan kirimu ada orang sakit atau lapar, tidak engkau tengok dan beri makan. Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Allah kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allâh ?” kata Malaikat itu.

Abu bin Hasyim seperti​ disambar petir di siang bolong. Dia tersadar hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allâh semata (hablumminAllâh), tetapi juga ke sesama manusia (hablumminannâs) dan alam.

Demikian, semoga menjadi bahan intropeksi diri dalam melaksanakan amal ibadah supaya selalu karena Allah semata.
Share:

Hari/Tanggal

ALIH BAHASA

Daftar Isi