Pada kesempatan ini kami berbagi Pengertian Laboratorium dan Perannya di Sekolah/Madrasah. Berikut penjelasannya secara detail.
Pengertian Laboratorium dan Perannya di Sekolah/Madrasah.
Menurut para ahli, kata "Laboratorium atau Laboratory" pada kamus Webster’s, yaitu A building or room in which scientific experiments are conducted, or where drugs, chemicals explosives are tested or compounded. Sedangkan pada kamus Oxford, Laboratory: room or building used for scientific experiments, research, testing, etc esp in chemistry… language. (Hornby, 1985).
Pada Wikipedia, Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. (Wikipedia, 2007).
Pada SPTK-21 dikemukakan Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai (Depdiknas, 2002).
B. Peran Laboratorium di Sekolah/Madrasah
Dalam konteks pendidikan di sekolah laboratorium mempunyai fungsi sebagai tempat proses pembelajaran dengan metoda praktikum yang dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa untuk berinteraksi dengan alat dan bahan serta mengobservasi berbagai gejala secara langsung.
Kegiatan laboratorium/praktikum akan memberikan peran yang sangat besar terutama dalam:
- Membangun pemahaman konsep;
- Verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep;
- Menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah) serta afektif siswa;
- Menumbuhkan “rasa suka” dan motivasi terhadap pelajaran yang dipelajari;
- Melatih kemampuan psikomotor.
Oleh karena itu kegiatan laboratorium/praktikum akan dapat meningkatkan kecakapan akademik, sosial, dan vokasional. Magnesen yang dikutif oleh DePorter, dkk. dan diterjemahkan oleh Nilandari (2000) mengemukakan bahwa ”Kita belajar”:
- 10% dari apa yang kita baca,
- 20% dari apa yang kita dengar,
- 30% dari apa yang kita lihat,
- 50% dari apa yang kita lihat dan dengar,
- 70% dari apa yang kita katakan,
- 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.”
Semoga bermanfaat bagi kita sebagai pengetahuan umum.
No comments:
Post a Comment
Jangan nyepam ya!