Situs Kampung KB dan Pendidikan Indonesia

Selamat datang di situs Kampung KB "Tumbuh Jaya" Desa Tumbuh Mulia Kecamatan Suralaga Lombok Timur NTB. Situs ini berisi 8 pokja Kampung KB seperti Pokja Pendidikan, Keagamaan, Sosial dan Budaya, Ekonomi, Kesehatan Refreduksi, Lingkungan, Perlindungan dan Kasih Sayang. Selain itu juga, berisi tentang administrasi pendidikan seperti Ruang Guru, Materi K13, Aplikasi K13, Program Kerja, Soal Ujian, Artikel Islam, Hiburan dan Katagori yang meliputi pertanian, peternakan dan perikanan. Semoga situs ini bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat menuju Indonesia sejahtera.
  • Arsip Kampung KB Tumbuh Jaya

    Photo Bersama Pengurus Kampung KB Tumbuh Jaya

  • Lomba Kampung BK

    Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

  • Dokumentasi penyerahan hadiah juara 1 lomba Kampung KB sekabupaten Lombok Timur di Joben Desa Pesanggarahan kecamatan Montong Gading (Sabtu, 22 Juni 2019).

Kultum Ramadhan Tentang Tanggung Jawab Orang Tua Mengembangkan Fitrah Anak


Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan Tentang Tanggung Jawab Orang Tua Mengembangkan Fitrah Anak.

Kultum ini sangat cocok sekali digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melaksanakan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh. 

Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat praktis dan simple bagi para santri dan santriwati.

Berikut contoh kultum Ramadhan versi Kampung KB "Tumbuh Jaya" yang berjudul,
Tanggung Jawab Orang Tua Mengembangkan Fitrah Anak
Allah SWT mengingatkan kepada pribadi muslim agar menjaga dan memelihara diri dari keluarganya dari sentuhan api neraka, sebagai mana firmannya dalam QS Al-Tahrim 66:6:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Yang Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.

Tanggung jawab yang pertama dan utama yang harus dipenuhi oleh sorang orang tua dan bahkan setiap orang dewasa yang normal adalah terhadap dirinya sendiri. Tanggung jawab yang dimaksudkan adalah bagaimana agar dirinya sendiri benar-benar terbina menjadi pribadi yang bertakwa, yakni patuh melaksanakan ajaran islam secara konsikuen, sehingga ia mampu menjadi panutan bagi keluarganya. Namun, tidak cukup hanya membina diri dari pribadinya sendiri, justru kewajiban yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana agar kemantapan pribadinya sebagai seorang muslim yang muttaqim dapat diwariskan kepada keturunannya. Tanggung jawab yang paling utama adalah tanggung jawab Iman.

Pendidikan Islam harus ditanamkan oleh orang tua sejak dini, mengingat bahwa anak telah memiliki potensi dasar atau fitrah, yakni potensi imaniyah islamiyah (fitrah) yang dibawah anak sejak lahir. Potensi tersebut harus diberikan sentuhan-sentuhan yang dapat menumbuh suburkan agar anak dapat bertumbuh sesuai fitrahnya itu.

Rasulullah SAW bersabda sebagaimana hadisnya yang diriwayatkan al-Hakim dari Ibn Abbas r.a: Bukalah lembaran awal terhadap anak anak kamu dengan kalimah La Ilaha Illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah. (al-Hadis).

Hal yang dimaksudkan agar kalimah tauhid itulah yang pertama didengar oleh indera pendengaran anak, kalimat pertama yang diucapkan oleh lisannya dan lafal pertama yang dipahami oleh anak kelak merpuakan salah satu anjuran Rasul SAW. Ia mengazankan anak yang baru lahir pada telinga kanannya dan menqiyamatkan di telinga kirinya.

Tentang anjuran menyuarakan azan pada telinga kanan anak dan iqamah pada telinga kirinya, tidak diragukan lagi bahwa upaya ini mempunyai pengaruh terhadap penanaman dasar aqidah atau keimanan bagi anak. Dalam upaya menanamkan iman ini, harus dilakukan oleh orang tua dengan metode yang dilandasi rasa kasih sayang yang terimplikasi dalam ucapan dan prilaku orang tua yang tumbuh dari sifat-sifat: iklhlas; taqwa; berilmu; cinta kasih dan tanggung jawab.

Orang tua harus menumbuhkan sejak dini kepada anak anaknya untuk mencintai Nabinya, anggota keluarganya serta mencintai Alquran melalui cerita-cerita yang sesuai kondisi anak serta pembiasaan-pembiasaan dengan metode keteladanan.

Rasulullah bersabda: Muliakan anak-anakmu dan perbaiki adab sopan santun mereka.(H.R. Ibnu Majah dari Anas bin malik). Didalam riwayat yang lain dikatakan yang artinya: Didiklah anak-anak kamu kepada tiga perkara: mencintai nabi kamu, mencintai anggota keluarganya, dan membaca atau mempelajari Alquran.(al-Hadis).

Disamping itu, anak-anak diajarkan dirah al-Rasul (Sejarah hidup dan perjuangan Rasullullah). Ibnu Khaldun dalam mukaddimahnya menegaskan pentingnya mengajar dan menghafal Alquran bagi anak-anak bahwa pengajaran Alquran itu merupakan dasar pengajaran bagi seluruh kurikulum sekolah diberbagai negara Islam. Sebab Alquran merupakan salah satu syiar al-dinyang menguatkan aqidah dan meresapkan keimanan.

Ibnu Sina, dalam bukunya As-Siyasah menganjurkan agar anak pertama kali diajar Alquran sebagai persiapan fisik dan intelektual. Hala ini dimaksudkan agar ia mampu menanamkan bahasa alinya dan jalan-jalan menuju keimanan anak. Demikian Rasulullah SAW menunjukkan betapa pentingnya pengajaran dasar-dasar iman kepada anak-anak sejak dini, sekaligus menunjukkan betapa besar tanggung jawab bagi orang tua dalam memelihara fitrah anak dengan menanmkan pendidikan aqidah atau keimanan tersebut.

Alquran menginformasikan metode yang digunakan Luqman dalam mengajarkan keimanan kepada puteranya sebagaimana dalam firman Allah SWT QS Lukman 31:13:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Yang artinya:

Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada puteranya, diwaktu ia memberi pelajaran kepada puteranya: “Hai anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar kedzaliman yang besar”.

Metode yang digunakan Lukman tersebut memberitahukan kepada kita bahwa didalam mengajarkan atau menanamkan iman kepada anak harus dilakukan dengan ungkapan yang penuh kasih sayang disertai penjelasan yang konkrit dapat dipahami oleh anak-anak dengan mudah.

Demikian pula dalam mengajarkan ibadah terutama shalat. Alquran mengingatkan sebagai firman Allah QS Thaha 20:132:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Yang Artinya:

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.

Jika sekiranya para orang tua dan pendidik dapat melaksanakan para orang tua dan pendidik dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pribadi Muslim dalam mendidik anak-anaknya dengan berpijak di atas landasan iman dan mengajarkan dasar-dasar Islam. Maka selayaknya setiap orang-orang yang mempunyai tanggung jawab dan kewajiban mengetahui batasan-batasan tanggung jawab dan kewajiban yang dipikulkan di atas pundaknya agar dapat melahirkan anak yang berpijak pada landasan iman yang sempurna dan diridhai Allah SWT.

Pada dasarnya, batas batas tanggung jawab utama yang menjadi kewajiban orang tua dan pendidik yang harus ditanamkan kepada anak-anaknya adalah sebagai berikut:

Membina anak untuk beriman kepada Allah, kedua menanamkan perasaan khusyuk dan beribadah kepada Allah dan ketiga menanmkan perasaan selalu ingat kepada Allah.
Dengan upaya yang sungguh-sungguh disertai kesabaran dan rasa kasih sayang dan keteladanan serta pembiasaan dan latihan yang terus menerus, dan pendiidkan iman yang benar ini, akhirnya akan membawa hasil yang lahirnya generasi Muslim yang beriman kepada Allah dan bangsa sebagai seorang Muslim, pemuda-pemuda seperti yang diisyaratkan oleh Alquran seperti Firman Allah SWT, QS Al-Kahfi 18:13:


نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

Yang Artinya:

Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk.

Keberhasilan orang tua dan pendidik didalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya dalam pendidikan iman ini, akan sangat membantu terwujudnya masyarakat sejahtera lahir dan bathin sebagaimana yang menjadi dambaan setiap pribadi Muslim sesuai doa yang diajarkan Alquran sebagaimana firman Allah QS Al-Baqarah 2:201:

وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Yang Artinya:

Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kesejahteraan (kebaikan) di dunia dan kebahagiaan (kebaikan) di akhirat.

Demikianlah tanggung jawab pendidikan iman yang menjadi tugas dan tanggung jawab yang merupakan amanah dari Allah SWT kepada setiap perilaku Muslim yang menyandang predikat sebagai orang tua dan pendidik.

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Kultum Ramadhan Tentang Membangun Sistem Keluarga Muslim.


Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan Tentang Membangun Sistem Keluarga Muslim.

Kultum ini sangat cocok sekali digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melaksanakan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh. 

Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat praktis dan simple bagi para santri dan santriwati.

Berikut contoh kultum Ramadhan versi Kampung KB "Tumbuh Jaya" yang berjudul,
Membangun Sistem Keluarga Muslim

Keluarga (rumah tangga ) adalah unit terkecil dari masyarakat. Ia merupakan batu sendi pemangunan hidup bermasyarakat dan ernegara. Syariat Islam mengatur agi para pemeluk Islam untuk memangun sistem keluarga musim. Q.S. AL-Tahrim 66:6.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Yang Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dari keluargamu dari apineraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu

Dasar-dasar Pernikahan

Akad nikah adalah titik tolak hidup erkaluarga, menjalin ikatan suami istri. Berdasar atas dua sumber: Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Q.S. an-Nisa 4: 3-4:

وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانكِحُوا مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا
وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَّرِيئًا

Yang Artinya:

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lai)yang kamu senangi: dua,tiga atau empat. kemudian kemidian jika kamu takut tidak akan berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak beruat aniaya. Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahia) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepadamu sebagian dari maskawi itu dengan senang hati, maka makanlah (amillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi aik akibatnya.

Adapun tujuan pernikahan adalah sebagai berikut: Membangun kehidupan sakinah, yakni terciptanya ketemtraman jiwa yang meliputi hidup keeluargaan, yakni rasa cinta dan kasihsayang yang mengikat semua anggota keluarga. Q.s. al-Rum 30: 21.

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Yang Artinya:

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda  bagi kaum yang berfikir.’

Memperoleh keturunan, Allah swt. Berfirman didalam Q.S. al-Nahl 16:72, berbunyi:

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

Yang Artinya:

Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu,anak-anak dan cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?

Dan Q.S. Ali Imran 3: 38, berbunyi:

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Yang Artinya:

Disanalah Zakaria berdo’a kepada Tuhan hanya seraya berkata: ‘’ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a’’.

Membentengi diri dari kemaksiatan dan kemung karan. Nabi Muhammad saw. Bersabda: Wahai para pemuda, barang siapa di antara kamu telah mampu menikah, maka menikalah, sesungguhnya nika itu akan menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan, barang siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, sebab ia akan menjadi perisai’’. (riwayat Bukhari dan muslim)

Pemilihan jodoh

Tidak ada bermotif dorongan nafsu seks semata.Orang mukmin haram menikah dengan orang yang musyrik atau dengan yang penzina. Q.S.al-nur 24:3.


الزَّانِي لَا يَنكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ ۚ وَحُرِّمَ ذَٰلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ

Yang Artinya:

Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin.

Jodoh dipilih karena faktor dien, bukan karena faktor darah, harta dan kecantikan. Nabi saw. Bersabda:Wanita dinikahi karena empat pekara: karena kekayaannya, nashab (statussosial)nya, kecantikannya dan karena agamanya. Pilihan dari faktor agamanya kamu pasti beruntung’’. (Riwayat Muslim)

Kewajiban dan Hak Suami-Istri

Ada tiga komponen inti dalam keluarga: Suami?ayah, Istri/ibu, Anak-anak. Menurut Islam, kewajiban didahulukan dari hak. Dengan menjalankan kewajiban, sekaligus memberi haknya orang lain.

Kewajiban Suami/ayah:

Suami dan istri masing-masing secara timbal-balik mempunyai kewajiban dan hak. Rasulullah saw. Bersabda:Sesungguhnya istrimu mempunyai hak atas kamu, dan kamu mempunyai hak atasnya’’(H.R.bukhary).

Wanita-wanita yang dithalak hendaklah menahan diri (menunggu)tiga kali quru’. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminy berhak merujukiny dalam masa menanti itu, jika mereka (suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibanya menirut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada istrinya, dan Allah maha perkasa lagi maha Bijaksana.’’

Dan Q.s.An-Nisa’ 4:34, berbunyi;

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Yang artinya:

Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang salih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suamunya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka. Kemudian jika mereka mena’atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha tinggi lagi Maha Besar.’’

Memelihara dan melindungi diri dan keluarganya agar tidak berjerumus ke dalam neraka. QS. Al-Tahrim 66 :6.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Yang artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya melainkan-melainkan yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan’’

Mendidik anak keturunannya agar mereka manjadi manusia kuat dan sehat (jasmani rohani) dan tidak menjadi beban masyarakat, Rasulullah saw. Bersabda:Adalah lebih baik engkau meninggalkan ahli warisan dalam keadaan bercukupan, dari pada engkau tinggalkan mereka menjadi beban manusia lain’’. (Riwayat Bukhary Muslim).

Mencukupi nafkah dan belanja rumah tangga. Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa nafkah yang diberikan kepada keluarga, lebih besar pahalanya dari yang disumbangkan untuk sabilillah, atau untuk pembebasan budak atau fakir miskin (Riwayat Muslim dan Ahmad).

Mendidik keluarga dalam hidup beribadah, khususnya menegakkan ibadah shalat. QS Thaha 20:132:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Yang artinya:

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwah.

Kewajiban Istri / ibu: menjadi perempuan shaleh, Allah SWT berfirman di dalam QS Al-Nisa 4:34:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Yang Artinya:

Kami laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) dan karena sebagian lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah maha Tinggi lagi Maha besar.

Menyenangkan hati suami dan patuh kepdanya, seperti dalam hadist Riwayat al-Tabrany: Sebaik-baik istri yang menyenangkan hatimu bila engkau memandangnya, yang taat kepadamu dan yang dapat menjaga kehormatan dirinya dan harta bendamu di waktu engkau diluar rumah. Bersama dengan suaminya berkewajiban mengembangkan fitrah anak-anaknya, sabda Rasul SAW: kullu mauludin yuladu’ ala al-Fitrah (Riwayat Bukhary).

Menyusukan anak-anaknya secara sempurna (2 tahun), seperti dalam QS Al-Baqarah 2:233:

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَّهُ بِوَلَدِهِ ۚ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَٰلِكَ ۗ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَإِنْ أَرَدتُّمْ أَن تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّا آتَيْتُم بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Yang Artinya:

ara ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Kewajiban ayah dan ibu (2 orang tua) terhadap anak-anak mereka ialah mendidik mereka baik rohani maupun jasmani menjadi manusia yang mempunyai sumber daya yang berkualitas. QS An-Nisa 4:9:

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Yang Artinya:

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwah kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Kewajiban Anak

Anak mempunyai kewajiban terhadap kedua orang tuanya, baik ketika orang tua masih sehat dan kuat, apalagi setelah usia lanjut atau uzur. Sebagaimana anak mempunyai kewajiban terhadap Allah SWT.

Kewajiban beribadah kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, berbuat kebajikan kepada orang tua. Perbuatan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan, serta mengharap ridha Allah SWT semata. QS An-Nisa 4:36:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Yang artinya:

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ubu-Bapak, kerabat, anak-anak yatim orang miskin, tetangga dekat, tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba shayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-bangakan diri.

Didalam QS Al-Baqarah 2:83:

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ

Yang Artinya:

Dan (Ingatlah), ketika kami mengambil janji dari bani israil (yaitu): janganlah menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada Ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Kemudian kamu tidak memnuhi janji itu, kecuali sebagian kecil darpada kamu, dan kamu selalu berpaling.

Didalam QS Lukman 31:14:

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Yang artinya:

Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tua Ibu – bapak, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam 2 tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada kedua orang tua ibu-bapakmu, kepada kaulah kembalimu.

Berbuat kebajikan (ihsan) kepada kedua orang tua, dengan cara sang anak wajib dihadapkan kata – kata yang bijaksana dan memohonkannya akan rahmat Allah serta ampunan-Nya untuk mereka berdua. Selalu pula menyalakan api cinta dan rasa syukur kepada mereka dengan kesadaran atas pengerbonan dan cinta kasih dari ibu-bapak selama ia kecil. QS Al-Isra 17:23-24:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Yang artinya:

Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selaindia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara mereka sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

Adanya budaya panti-panti asuhan jompo, dimana masyarakat berdatangan menitipkan orang tua mereka yang sudah tua renta dan uzur, adalah budaya barat, dan merupakan prilaku yang tidak islami.

Demikian, semoga bermanfaat.

Share:

Kultum Ramadhan Tentang Optimalisasi Peran dan Fungsi Masjid.


Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan Tentang Optimalisasi Peran dan Fungsi Masjid.

Kultum ini sangat cocok sekali digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melaksanakan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh. 

Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat praktis dan simple bagi para santri dan santriwati.

Berikut contoh kultum Ramadhan versi Kampung KB "Tumbuh Jaya" yang berjudul,
Optimalisasi Peran dan Fungsi Masjid

Ada seorang Gubernur yang sangat prihatin melihat masjid yang belum berfungsi optimal di wilayahnya. Ia mengatakan bahwa ummat Islam telah melanggar perintah Tuhan secara tidak disengaja, yaitu melakukan perbuatan mubazzir dengan tidak memfungsikan masjid secara optimal. Ia melihat masjid hanya digunakan lima kali sehari semalam atau kira-kira hanya satu jam dalam 24 jam. Itu pun terbatas sebagai fungsi ibadah. Selebihnya ditutup, artinya ummat telah mubazir 23 jam dengan ruangan luas tidak dimanfaatkan. Karena itu ia menganjurkan agar ruangan masjid yang luas itu difungsikan secara optimal, baik fungsi ibadah ataupun fungsi kebudayaan, seperti pendidikan, pengajian, diskusi, ruangan bacaan atau perpustakaan dan sebagainya. Dengan latar belakang itulah sehingga dibangunlah SMP Islam di Masjid Raya Wilayahnya sebagai lembaga pendidikan yang berlokasi di Masjid.

ungsi utama masjid adalah beribadah. Lima kali sehari semalam ummat Islam dianjurkan mengunjungi masjid untuk melaksanakan shalat lima waktu. Masjid merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah; azan, qaamat, takbir, tahmid, tasbih, tahlil, istigfar, dan zikir lainnya dianjurkan di baca dalam masjid. Jadi, tepat jika masjid disebut Baitullah artinya rumah Allah yang didalamnya selalu bergema lafadz Allah, sebagai tersebut dalam QS al-Hajj 22:44, berbunyi:

وَأَصْحَابُ مَدْيَنَ ۖ وَكُذِّبَ مُوسَىٰ فَأَمْلَيْتُ لِلْكَافِرِينَ ثُمَّ أَخَذْتُهُمْ ۖ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ

Yang artinya:

…dan masjid-masjid yang didalamnya banyak disebut nama Allah.

Fungsi kedua masjid adalah pembinaan umat atau fungsi kebudayaan, yaitu:

1.Pembinaan Ukhuwah atau persaudaraan

Pada hakekatnya masjid adalah umat. Siapapun bisa masuk kedalam masjid, asal ia muslim; tanpa memandang perbedaan latar belakang paham keagamaan dan mazhab. Perbedaan demikian tidak menjadi halangan untuk menjalin rasa persaudaraan. Ketika mendirikan masjid hendaknya menjadi pertimbangan utama latar belakang jamaah datang dari berbagai paham keagamaan. Seorang individu atau organisasi bisa saja mendirikan sebuah masjid tetapi setelah masjid itu difungsikan, maka berarti sudah menjadi milik jamaah. Masjid haruslah bersifat inklusif bagi umat Islam. Persaudaraan adalah merupakan hal yang prinsip dalam islam, sehingga kita bisa memahami kebijakan seorang ulama ketika hendak menfungsikan Masjid beliau berusaha menghindari hal-hal yang bersifat furuiyyah dan mengutamakan masalah ukhuwwah.

2.Pembinaan Pemdidikan

Fungsi masjid yang perlu mendapat perhatian adalah fungsi pendidikan. Para pemuda dan remaja yang tergabung dalam Ikatan remaja Masjid sedang mengembangkan TPA-TPA (Taman Pendidikan AlQuran). Alhamdulillah lembaga ini sudah memperlihatkan hasil yang patut dibanggakan. Bahkan sebagian pengamat sosial berepndapat bahwa kontribusi yang paling besar kepada pembangunan bangsa setelah kemerdekaan adalah pembebasan buta huruf Alquran melalui TPA. Lembaga TPA digerakkan oleh remaja masjid yang umumnya dilaksanakan di dalam Masjid. Pendidikan TPA ini perlu dipikirkan pengembangannya dengan membangun SD dan SMP bagi masjid yang memungkinkan. Sehingga optimalisasi peran dan fungsi masjid sebagai lembaga pendidikan dapat berlangsung dengan baik.

3.Pembinaan Ekonomi Umat

Krisis ekonomi yang kadang datang melanda bangsa ini berdampak kepada tidak stabilnya ekonomi umat. Karena itu masjid sebagai pusat pembinaan ummat perlu diberikan fungsi baru, yaitu tempat pemberdayaan ekonomi umat. Salah satu diantaranya dengan merancang bangunan masjid sama dengan masjid Al Markaz Al islami Makassar dengan menjadikan pekarangannya sebagai pasar Jumatan. Terdapat keuntungan ganda yang diperoleh dari pasar Juamatan itu dilihat dari segi dakwah. Pertama: pajak keuntungan yang diperoleh dari pasar itu dapat digunakan untuk memakmurkan masjid. Kedua, para pedagang yang berjualan dipasar jumatan itu, jika biasanya mereka malas melaksanakan shalat, dengan sendirinya ia akan menyesuaikan diri untuk ikut berjamaah.

Kegiatan kemasyarakatan lain yang perlu dipikirkan adalah di masa depan adalah bangunan masjid yang memiliki aula. Hal itu juga memiliki keuntungan ganda, yaitu keuntungan  untuk pendanaan masjid yang sekaligus menjadi keuntungan dari segi pengembangan dakwah Islam, sebab pengunaan aula dalam masjid akan menyesuaikan diri kepada kesucian masjid.

Peran dan fungsi masjid tersebut, sudah tentu dapat dikembangkan lebih jau. Sebab seperti diketahui bahwa pada zaman Rasulullah SAW masjid satu-satunya menjadi pusat aktivitas umat. Masjid ketika itu menjadi pusat ilmu pengetahuan dan pemerintahan, pusat dakwah dan penyiaran Islam, pusat pelatihan dan penyusunan strategi perang, dan aktivitas kebudayaan lainnya. Semoga artikel ini memberikan manfaat dalam rangka optimalisasi peran dan fungsi masjid.

Demikian, semoga bermanfaat.

Share:

Kultum Ramadhan Tentang Keluarga Sakinah.

Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan Tentang Keluarga Sakinah.

Kultum ini sangat cocok sekali digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melaksanakan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh. 

Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat praktis dan simple bagi para santri dan santriwati.



Berikut contoh kultum Ramadhan versi Kampung KB "Tumbuh Jaya" yang berjudul,
Keluarga Sakinah
Keluarga sakinah terdiri dari 2 kata, keluarga dan sakinah. Keluarga berarti unit terkecil terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Sakinah terambil dari kata sakana yang berarti diam/tetapnya suatu setelah bergejolak. Pernikah dinamakan sakinah karena ketenangan yang dinamis dan aktif.

Tujuan pernikahan dalam Islam, selain menjalankan syariat dan sunnah Rasul. Adalah untuk mencapai sakinah, yakni ketenangan lahir dan bathin, kedamaian jiwa, ketentrraman dan kesejahteraan, yang dalam bahasa Nabi tercetus dalam ungkapan Baiti jannati atau rumah tanggaku adalah surgaku. Tetapi jalan menuju kondisi ideal itu tidak selamanya mulus lakasana berlayar di lautan lepas. Tidak hanya riak gelombang, tetapi sering menemui badai mengguncang, ombak menghempas, topan menerpa, dukapun melanda.

Lukman al-Hakim pernah berpesan, kehidupan dunia ini laksana lautan luas dan dalam, di mana manusia berlayar di dalamnya. Karena itu jadikanlah taqwa sebagai perahumu. Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah 2:197:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَ

Yang artinya:

Berbekallah kamu, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.

Karena itu untu menuju keluarga sakinah, maka dibutuhkan pasangan suami istri yang takwa. Indikator-indikator takwa bagi suami dan istri adalah sebagai berikut: suami yang taat adalah sumai yang memandang istri dan memperlakukannya sebagai amanah dari Allah, tidak menganggapnya sebagai barang komoditi yang memperlakukannya seenaknya. Dalam celakhutbah wa’da rasul SAW bersabda: wahai manusia, takutlah kepada Allah dalam urusan wanita sesungguhnya kamu telah mengambil mereka sebagai istri karena amanah Allah. Sesungguhnya kamu punya hak atas istri kamu, dan istri punya hak atas kamu. Ketahuilah aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada istri kalian. Mereka adalah penolong kalian. Suami yang tidak mendzalimi. Nabi bersabda: Ada dua dosa disegerakan Allah siksanya didunia (tidak ditangguhkan dikaherat), yakni dosa berbuat aniaya dan dosa kepada orang tua.

Suami yang memuliakan istri dan inilah standar seorang laki-laki yang baik. Didalam riwayat dinyatakan bahwa: sebaik-baik kamu adalah yang terbaik bagi keluarganya dan aku adalah yang terbaik diantara kamu terhdap keluargaku. Orang yang memuliakan kaum wanita (istri pertanda orang yang hina. (HR. Abu Syakir dari Ali).

Sedangkan indikator istri takwa adalah istri yang selalu tunduk dan patuh pada suami, selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama. Suami adalah qawwamun pada istri, yakni pemimpin, pengayom, penyangga, dan tempat bersandar. Nabi SAW pernah bersabda: Seandainya aku diperbolehkan untuk memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan istri sujud kepada suaminya karena besarnya hak suami yang diberikan Allah atas mereka.(H.R. al-Turmudzi dari Abu Hurairah).

Istri yang selalu berusaha menciptakan rumah tangga menjadi surga. Nabi SAW bersabda: Maukah kamu kuberitakan dengan suatu kebaikan yang tersimpan pada seorang istri, yakni istri yang saleh, apabila kamu memandangnya ia akan membahagianmu, apabila kamu memerintahkannya, ia menaatimu, dan apabila kamu tidak ada disampingnya, ia mampu memelihara kehormatan dan menjaga hartamu. (H.R. Abu Dawud dari Umar r.a).

Hidup Bersuami Istri Dasar Pembinaan Keluarga Sakinah

Mendambakan pasangan merupakan fitrah sebelum dewasa, dan mendorong yang sulit dibendung setelah dewasa. Oleh Karena itu, agama mensyariatkan dijalinnya peretemuan pria dan wanita, dan kemudian mengarahkan pertemuan itu sehingga terlaksananya pernikahan, dan beralihlah kerisauan pria dan wanita menjadi ketentraman atau sakinah. QS Al-Rum 30:21;

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Yang Artinya:

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

Dalam pandangan agama, hidup berumah tangga merupakan fitrah hidup manusia. Oleh karena itu hidup berumah tangga dinilai sebagai ibadah. Didalam suatu riwayat dinyatakan bahwa: separuh urusan agama sudah tercakup dalam kehidupan rumah tangga, separuh selebihnya ada dalam bidang-bidang di luar rumah tangga.

Dalam rumah tangga, suami isteri akan terpenuhi kebutuhan biologisnya secara terhormat dan dapat membangun mahligai atau istana di dalam jiwanya. Namun, dalam rumah tangga pun, selain ditemukan keindahan, juga dijumpai penderitaan, perjuangan, kesetiaan, impian dan kesinambungan generasi. Di dalam hidup rumah tangga akan terbangun dan teruji bakat-bakat keibuan, kebapaan, solidaritas, kepemimpinan, kelembutan, ketegasan dan sebagainya.

Untuk membangun dan membina rumah tangga yang sakinah, maka bangunan itu harus direkat oleh tali-temali rohani pernikahan, yaitu cinta, mawaddah, rahmah, dan amanah Allah, sehingga kalau cinta pupus dan mawaddah putus, masih ada rahmat, dan kalaupun ini tidak tersisa, masih ada amanah Allah.

Selama pasangan itu beragama, amanahnya terpelihara karena alquran memerintahkan dalam QS An-Nisa 4:19:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَن يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

Yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

Cinta berarti menyerahkan seluruh diri kepada yang dicintai, memeluk kepatuhan padanya, sehingga merasa tidak mau kehilangan. Mawaddah berarti kelapangan dan kekosongan yakni kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk.

Mawaddah adalah cinta plus, seseorang yang mencintai sesekali hatinya kesal sehingga cintanya pudar, bahkan putus tetapi yang bersemai dalam hati mawaddah tidak lagi akan memutuskan hubungan, seperti yang biasa terjadi pada orang yang bercinta, ini disebabkan oleh hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan sehingga pintu-pintunya pun tertutup untuk dihinggapi keburukan lahir dan bathin (yang mungkin datang dari pasangannya).

Rahmah adalah kondisi psikologis yang muncul didalam hati akibat menyaksikan ketidakberdayaan, sehingga mendorong yang bersangkutan untuk memberdayakannya. Karena itu, dalam kehidupan berumah tangga, masing-masing suami dan istri akan bersungguh-sungguh, bahkan bersusah payah demi mendatangi kebaikan bagi pasangannya serta menolak segala yang mengganggu dan mengeruhkannya.

Setiap orang memiliki kelemahan dan kekuatan. Karena itu suami dan istri harus salingmelengkapi, istri-istri kamu (pada suami) adalah pakaian kamu, dan kamu adalah pakaian untuk mereka. QS Al-Baqarah 2:187:

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

Yang Artinya:

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

Suami istri saling membutuhkan sebagaimana kebutuhan manusia pada pakaian yang harus berfungsi membungkus atau menutup kekurangan pasangan.

Pernikahan adalah amanah, nabi SAW bersabda: kalian menerima istri berdasar amanah Allah. Amanah adalah sesuatu yang diserahkan kepadfa pihak lain disertai dengan rasa aman dari pemberinya karena kepercayaannya bahwa apa yang diamanatkan itu, akan terpelihara dengan baik, serta keberadaan-Nya amat diperlukan suami, suamipun amanah di pangkuan istri. Pernikahan merupakan mitsaqan galiza (perjanjian yang amat kokoh). QS An Nisa 4:21:

وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَىٰ بَعْضُكُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنكُم مِّيثَاقًا غَلِيظً

Yang artinya:

Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.

Aspek aspek Keluarga Sakinah

Untik membina keluarga sakinah sebagai tujuan pernikahan seperti diisyaratkan dalam QS Ar-Rum 30:21, maka harus terpenuhi aspek-aspek sebagai berikut: Hubungan keluarga yang demokratis, pembagian tanggung jawab secara adil, adanya pengambilan keputusan yang transparan dan adil, bebas dari sub ordinasi, bebas dari eksploitasi, bebas dari kekerasan fisik dan psikologis; terjaminnya kesejahteraan fisik, psikologi, spiritual dan terjaminnya aktualisasi diri sebagai anggota keluarga.

Sementara untuk memenuhi aspek-aspek diatas, maka suami dan istri harus mengetahui dan memahami kewajiban dan hak masing-masing, yakni:

Kewajiban suami istri: saling menghargai, menghormati, dan mempercayai dan berlaku jujur satu dengan yang lain; saling setia dan memegang teguh tujuan pernikahan; berlaku sopan santung dan menghormati keluarga masing-masing; menjaga kehormatan dirinya dan berlaku jujur terhadap diri sendiri dan pasangannya, dan setiap persengketaan harus dihadapi dengan makruf dan harus menerima penyelesaian.

Hak suami istri: halal bergaul dan masing-masing dapat bersenang – senang satu dengan yang lain; terjadinya hubungan mahram semenda, yaitu istri menjadi mahram ayah suami dan seterusnya keatas, dan suami menjadi mahram ibu istri dan seterusnya ke atas; terjadinya hubungan waris-mewarisi antara suami dan istri. Istri berhak mewarisi atas peninggalan suami dan suami mewarisi peninggalan istri; dan anak yang lahir menjadi anak berdua. Allah SWT mengajarkan doa dalam suami istri dalam QS Al-Furqan 25:74:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Yang Artinya:

Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Disamping itu, aspek-aspek tersebut hanya dapat dicapai apabila ada keseimbangan atau kufu dalam agama dan akhlak serta ditunjang dengan keseimbangan pendidikan, keturunan, kekayaan dan sebagainya. Sehingga antara suami dan istri serta anggota keluarga yang lain ada sikap saling menghormati dan menghargai, saling mendukung secara sportif dan melimpahkan kasih sayang antara anggota keluarganya.

Agama dan akhlak al-Karimah menjadi syarat utama pasangan pembina keluarga sakinah karena syarat inilah yang betul-betul akan menjadi sumber ketenangan keluarga. Pasangan suami istri yang taat beragama dan memiliki akhlak karimah akan dapat menghayati aspek-aspek yang diperlukan dalam membina keluarga sakinah dan dapat mendudukkan dirinya sebagai hamba Allah yang baik dalam kehidupan modern sekarang ini.

Di dalam keluarga sakinah, setiap anggotanya berhak mendapatkan suasana tentram, damai, aman, bahagia, dan sejahtera lahir, bathin dan sosial. Disamping itu suasana keluarga sakinah memberikan kemungkinan kepada setiap anggotanya untuk dapat mengembangkan kemampuan dasar potensi sebagai hamba Allah dan khalifah Allah di bumi. Kedua potensi itu menjelma menjadi kesadaran langsung terhadap tanggung jawab untuk menciftakan kesejahteraan bagi diri, keluarga, masyarakat, dan Negara serta lingkungan alamnya. 

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Kultum Ramadhan Tentang Urgensi Pembinaan Generasi Muda Islam.

Selamat datang di blog Kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan Tentang Urgensi Pembinaan Generasi Muda Islam.

Kultum ini sangat cocok sekali digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melaksanakan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh. 

Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat praktis dan simple bagi para santri dan santriwati.



Berikut contoh kultum Ramadhan versi Kampung KB "Tumbuh Jaya" yang berjudul, 
Urgensi Pembinaan Generasi Muda Islam
Sesungguhnya wajah masyarakat Islam 30 sampai 50 tahun di masa mendatang dapat dilihat atau ditentukan oleh seberapa handalnya pembinaan generasi muda Islam saat ini. Pemuda adalah jelas merupakan pilar dari semua kebangkitan umat di dunia ini. Juga Sejarah Islam telah membuktikan bahwa pendukung-pendukung awal penyampaian risalah Islam ini oleh Rasulullah SAW, adalah para pemuda yang dengan tegar menjadi penyokong bagi penyampaian Risalah Islam. Di Negara kita sejarah telah mencatat momentu-momentu pergerakan bangsa yang telah diukir dengan peluh dan keringat kaum muda bangsa ini.

Potensi ini telah dipahami sepenuhnya oleh orang-orang yang memiliki kepentingan penguasaan terhadap suatu bangsa dalam jangka panjang, sehingga kalangan yang mengingingkan penguasaan tersebut sering menggunakan metode penghancuran generasi muda dari suatu bangsa yang ingin mereka kuasai. Hamtaman dan cobaan seperti ini telah dirasakan oleh generasi Islam di seluruh dunia. Tawaran-tawaran yang berbau hedonis telah disuguhkan kepada generasi muda kita yang dapat  menyebabkan mereka lupa terhadap harapan umat dan harapan bangsa yang digantungkan kepada mereka. Merajalelanya peredaran narkotika dan fornografi dalam lingkungan masyarakat kita adalah merupakan indikasi yang sangat besar mengenai program penghancuran generasi muda kita.

Potensi Generasi Muda

Apa yang sebenarnya dimiliki oleh pemuda sehingga mereka selalu memberikan kontribusi yang besar dalam kebangkitan sebuah peradaran? Dalam kaita tersebut Hasan Al-Banna, toko pergerakan Al Ikhwan Al Muslimin di Mesir mengngambarkan sosok pemuda dengan kalimat berikut: Allah SWT berfirman dalam QS Al-Kahfi 18:13:
نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Yang artinya:

Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.

Potensi-potensi iman, keikhlasan, semangat dan amal yang ada dalam diri pemuda, terutama pemuda Islam harus dipupuk dan ditumbhkan melalui proses tarbiyah (pendidikan) yang benar, pembinaan jiwa dan akhlak serta pembentukan generasi muda yang tangguh, sehingga mereka dapat bertahan menang dalam menghadapi segala tantangan.

Realitas Generasi Muda Harapan Umat

Kindisi generasi muda bangsa kita yang sangat memprihatinkan dalam beberapa tahun yang lalu tentunya bukanlah sebuah potret generasi yang kita ingingkan. Alhandulillah, dalam awalmilenium ketiga ini dimana terpaan budaya barat yang menawarkan pola-pola pergaulan yang tidak Islami semakain besar, justru terjadi perubahan yangsangat besar dalam perkembangan pergaulan remaja Islam.

Saat ini remaja-remaj Islam sudah tidak malu-malu lagi untuk menunjukkan identitas keislamannya dengan membawa Al-Quran ke sekolah-sekolah dan tempat-tempat aktifitas mereka.sehingga, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam kunjungannya ke Indonesia mensinyalir bahwa kebangkita Islam akan segera tiba dengan melihat indikasi semangat pemuda-pemuda Islam untuk kembali mempelajari agama mereka.

Pola Pembinaan Generasi Muda

Islam telah memberikan tuntunan kepada kita mengenai proses pembinaan anak dan genersai muda yang benar dengan memperhatikan semua faktor yang dapat mempengaruhi proses perkembangan jiwa dan mentalitas pemuda. Proses pembinaan tersebut harus dilakukan dalam berbagai lingkungan.

Pembinaan di Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal pleh seorang anak. Pengaruh yang dimunculkan dan lingkungan keluarga ini sangant besar bagi kehidupan sang anak. Dalam lingkungan keluargalah seorang bayi dalam fitrahnya adalah muslim dapat makin berkembang menjadi muslim yang tangguh atau menjadi menjadsi kafir berandalan.

Dalam hal ini orang tua harus dapat menciptakan keluarga yang sakinah, damai, tenteram, dan memiliki tanggung jawab yang besar dalam pembinaan anak dan menjadi teladan yang baik bagi sang anak, mewariskan keimanan yang kokoh kuat kepada keturunannya. Q.S.Ath Thuur 52:21:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Yang artinya:

Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.

Orang tua juga harus mampu mempersiapkan anaknya dalam keadaan yang tidak lemah kondisimental dan fisiknya lemah dalam bidang pendidikan dan lemah dalam kemampuan materi.Q.S.An-Nisa 4:9:

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Yang artinya:

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Proses pembinaan anak dalam keluarga harus dimulai dengan pembinaan ketauhidan, pembinaan ibadah, pembinaan ahlak, dan pembinaan metalitas kepemimpinan, Q.s. Luqman 31: 13,17,18,19:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

Yang artinya:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Dengan demikian lingkungan keluarga harus dapat  mendorong agar si anank bergaul dalam tata pergaulan yang baik, dengan menghindari diri dari lingkungan pergaulan yang tidak kondusif bagi perkembangan si anak.

Perkembangan Peranan Pribadi

Seorang remajah yangtelah memasuki masa mida juga harus dapat melakukan proses pembinaan dirinya sendiri. Tentunya bekas-bekas pembinaan keluarga yang telah dia lalui sangat besar artinya dalam mendorong pembinaan pengembangan pribadi remajaini.

Seorang pemuda harus mempersiapkan dirinya baik secara fikriyah, ruhaniyah dan jasadiyah. Sehingga dengan demikian mereka akan menjadi pemuda yang tangguh. Kuat pisik, kuat ruhaninya dan kuat terarah daya pikirannya.

Pembinaan di Lingkungan Masyarakat

Dalam masyarakat sendiri, harus tercipta kondisi yang positif dalam menciptakan lingkungan pergaulan yang baik bagi seorang remaja dan pemuda untuk menguji ketangguhan pribadi mereka. Lembaga-lembaga seperti organisasi-organisasi kepemudaan, kemahasiswaan, ikatan remaja mesjid, dan lembaga lain.

Eksistensi berbagai organisasi kemasyarakatan Islam ini sangan positif untuk wadah pengkaderan menyeluruh semua lapisan generasi muda Islam. Hal seperti inilah termasuk yang diistilahkan para intelektual sebagai penguatan civil society. Tegasnya, bahwa komunitas masyarakat Islam itu sangat kuat, termasuk pemuda dan remajanya. Dan perlu kita tekankan betul atau garis bawahi betul bahwa berbilang dan berbagai macam organisasi kemasyarakatan Islam itu adalah sekedar wadah pengkaderan, wadah perjuangan dan bukan untuk mensekat atau memecah kekuatan dan persatuan umat Islam.

Lembaga-lembaga Pendidikan formal

Lembaga-lembaga pend  idikan yang dibangun untuk membina generasi muda, apakah  itu miliknegara atau swasta, harus memahami benar peran, dan amanah yang mereka jalankan. Dalam lembaga pendidikan formal inilah seorang anak akan digembleng dalam jangka waktu yang cukup lama bertahun-tahun.

Jika lembaga pendidikan formal ini dikelolah tidak dengan serius dengan kata lain bila ada lembaga pendidikan formal yang dikelola asal-asalan, maka lembaga pendidikan yang demikian bukan menolong pembina generasi muda Islam, malah menghancurkan generasi. Mengapa? Karena mereka menghabiska usia 3 sampai 6 tahun di lembaga itu tapi mereka tidak mendapatkan pendidikan yang baik. Waktu generasi tersebut terbuat dengan sia-sia. Penyelenggara pendidikan formal harus benar-benar menonjolkan education oriented, bukan businees oriented, bukan mengejar keuntungan materi.

Sejarah telah mencatat betapa dengan semangat keikhlasan dalam mendidik dari beberapa Ulama besar di pesantren dan beberapa lembaga pendidikan Islam, telah melahirkan banyak pribadi-pribadi pemimpin ummat yang tangguh.semangat keikhlasan seperti ini dapat juga dilaksanakan oleh penyelenggara pendidikan dilembaga pendidikan milik pemerintah, mulai dari SD,SLTP,SLTA dan pendidikan Tinggi.

Target pembinaan Generasi Islam

Tantangan perkembangan dunia yang sangat cepat harus  dapat diantisipasi dengan perbaikan-perbaikan dalam pola pembinaan generasi muda Islam. Pembinaan generasi muda Islam dengan mencapai target generasi muda yang terlatih dan terdiri secara terluas adalah sebuah keharusan karena perkembangan dunia menuntut situasi tersebut. Generasi muda Islam harus dapat bersaing, bahkan menjadi yang terbaik disetiap aspek kehidupan ini. Dipemenuhan lapangan kerja misalnya.

Islam adalah agama yang mendukung kemajuan dan kemodernan. Rasululluah SAW telah menberikan dorongan bagi kita untuk mengikuti perkembangan zaman yang terjadi. Hadis Rasulullah: “kamulah semua yang lebih tahu tentang urusan keduniaanmu”. Hadis rasulullah yang lain: “siapa yang menghendaki kesuksesan didunia harus dengan ilmu, dan siapa yang menghendaki kesuksesan di akhirat harus dengan ilmu, dan siapa yang menghendaki keduanya harus dengan ilmu”.

Oleh sebab itu seperti saat ini, dimana kita berada pada abad globalisasi, serta abad informasi dan teknologi modern, maka generasi muda Islam harus didorong dan berjuang untuk menguasai perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sehingga kita tidak lagi tertinggal dalam penguasaan-penguasaan IPTEK tersebut.

Kesimpulan :

Pembinaan generasi muda Islam yang tangguh adalah hal mutlak atau absolut yang harus diperhatikan oleh semua pihak. Tugas amat besar ini harus ditangani secara serius dan penuh keikhlasan.

Arahnya adalah terbinanya generasi muda Islam yang kokoh keimanannya, kuat ibadahnya, indah akhlaknya, teguh pendiriannya, berjiwa pejuang, kuat fisiknya, terdidik dan terlatih, dan tidak tertinggal bahkan pelopor dalam penguasaan IPTEK.

Implementasi atau pengamalan yang tegas, totalitas atau kaffah ajaran Islam seperti kejujuran, keadilan, bertanggung jawab, semangat kerja keras, berbudaya ilmu harus ditanamkan sejak dini pada generasi kita dalam rumah tangga, di pendidikan formal dan masyarakat. Inilah kunci utama masa depan bangsa, negara dan ummat Islam akan gemilang. Wallahu Muwaffiq ila aqwamittarieq. Fastabiqul khaerat.

Demikian, semoga bermanfaat.
Share:

Hari/Tanggal

ALIH BAHASA

Daftar Isi